tag:blogger.com,1999:blog-87218753064494408002024-03-13T13:53:17.766-07:00joringlombangHenra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-74616864722017513362023-02-25T23:09:00.001-08:002023-02-25T23:09:33.005-08:00
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXGQ_4ogEiqgL9xAaB8voolRDGAu87XxfzN67z_P77Edsw8BX83oMTblxhkUiPBH5zmSIflz5hYkpTFq-iTI3PE0hhd9X8AJd874-rlOSmxcPHz7NGVgJsST2AujDtgvAEs1ezuKk1T8vIwo6Hw4NeFHWV5JK4n521KyUk0SyLrohcOy_Or1c2yp77tA/s720/FB_IMG_1619964714627.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" width="320" data-original-height="720" data-original-width="720" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXGQ_4ogEiqgL9xAaB8voolRDGAu87XxfzN67z_P77Edsw8BX83oMTblxhkUiPBH5zmSIflz5hYkpTFq-iTI3PE0hhd9X8AJd874-rlOSmxcPHz7NGVgJsST2AujDtgvAEs1ezuKk1T8vIwo6Hw4NeFHWV5JK4n521KyUk0SyLrohcOy_Or1c2yp77tA/s320/FB_IMG_1619964714627.jpg"/></a></div>
Henra Saputra Tanjung, M.Pd
Asesor Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Aceh
Dosen STKIP Meulaboh
Mahasiswa Doktor Matematika UNIMED
<b>Pentingnya Akreditasi Sekolah di Aceh</b></b>
Akreditasi sekolah merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.
Latar belakang adanya kebijakan akreditasi sekolah di Indonesia adalah bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, maka setiap satuan/program pendidikan harus memenuhi atau melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan akreditasi terhadap kelayakan setiap satuan/program pendidikan.
Melihat perkembangan zaman, maka kualitas lulusan SD, SMK, SMA, dan SMK harus mengandung dua unsur utama yaitu kompetensi dan karakter (akhlak). Karakter dasar yang sangat diperlukan adalah jujur, cerdas, tangguh, dan peduli. Sementara penelitian Duckworth (2017) menemukan kunci sukses seseorang adalah grit, yaitu perpaduan antara passion dan resilience. Jika ditelusuri lebih dalam ternyata grit sangat mirip dengan tangguh, yaitu pantang menyerah ketika menghadapi tantangan kehidupan.
Terkait dengan karakter, kajian yang dilakukan oleh Singapore (Lim Siong Guan, 2018) relevan untuk dijadikan bahan banding. Kajian itu menemukan bahwa terdapat siklus perubahan karakter dikaitkan dengan kondisi masyarakat, yang diungkapkan sebagai berikut: “Hard time makes strong men, strong men make good time, good time makes weak men, weak men make hard time, hard time makes strong men,” dan seterusnya. Tokoh-tokoh di Singapura sampai pada simpulan bahwa keadaan di Singapura saat ini pada posisi “good time makes weak men,” sehingga dikhawatirkan generasi muda mereka lemah. Oleh karena itu ahli pendidikan di Singapura berusaha merancang pola pendidikan yang mampu menghasilkan “good time makes strong men”.
Terkait dengan kompetensi, era digital tampak harus mendapat perhatian serius. Pengertian literasi yang akhir-akhir ini digelindingkan oleh Kemendikbud tidak boleh hanya dimaknai baca tulis, tetapi harus juga mencakup literasi numerik, literasi teknologi, literasi budaya dan sebagainya. Mengapa demikian? World Economic Forum (2016) memprediksi 35% core skills yang ada pada tahun 2015 akan hilang pada tahun 2020, dan sebaliknya akan muncul core skills baru. Oleh karena itu, learning how to learn akan menjadi salah satu kemampuan masa depan. Terkait dengan itu penelitian The Intelligence Unit-The Economist (2016) menemukan empat kompetensi dasar yang diperlukan di era digital yaitu critical thinking, creativity, communication, dan collaboration, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah 4-C. Jauh sebelum itu, penelitian Trilling and Fadel (2009) menemukan tiga kemampuan pokok di Abad 21 yaitu learning and innovation skills, career and life skills, dan information, media, and technology skills. Dalam praktiknya ketiga atau keempat kemampuan tersebut akan melebur menjadi solving problems creatively dan living together in a harmony (Samani et.al, 2016).
Akreditasi harus obyektif dan kontekstual. Objektif artinya menggambarkan apa adanya, sehingga masyarakat mempercayai hasilnya. Kontekstual artinya sesuai dengan karakteristik khas sekolah/madrasah. Misalnya, walaupun sama-sama SMP dan sama-sama baik, sangat mungkin ada dua sekolah/madrasah memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan demikian masyarakat dapat memilih sekolah/madrasah yang sesuai dengan tujuan menyekolahkan anaknya. Manfaat lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagi Dinas Pendidikan dan instansi lain yang memiliki tanggung jawab membina sekolah/madrasah. Potret sekolah/madrasah yang dihasilkan akreditasi dapat menjadi dasar kuat, apa yang harus mendapat penekanan ketika melakukan pembinaan sekolah/madrasah. Oleh karena itu diperlukan kesamaan pandang antara lembaga yang melakukan akreditasi dan lembaga pembina sekolah/madrasah agar manfaat akreditasi dapat maksimal.
Dalam kenyataan di lapangan bahwa akreditasi sekolah lebih banyak dimaknai untuk memperoleh status dan pengakuan secara formal saja. Sementara makna sesungguhnya belum banyak diketahui dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Ini terbukti bahwa kinerja sekolah akan meningkat ketika akan dilakukan kegiatan akreditasi dengan menyiapkan seluruh perangkat administrasi sesuai dengan instrument yang ada, sementara setelah akreditasi berlangsung dan memperoleh sebuah pengakuan maka kinerja dari komponen sekolah kembali seperti semula. Hal inilah yang menjadi keprihatinan, maka tulisan ini akan membahas dampak akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah.
Dalam hal ini, maka ada hubungan yang sangat erat antara pelaksaaan akreditasi sekolah dengan upaya peningkatan kinerja sekolah. Sekolah yang akan dilakukan akreditasi maka seluruh komponen yang terlibat di dalamnya baik kepala sekolah, guru, staf tata usaha, komite sekolah, siswa dan stake holder lainnya harus benar-benar bekerjasama dan meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Apabila setiap komponen yang terlibat bekerja sesuai dan memenuhi instrument akreditasi maka akan ada peningkatan kinerja dari sekolah itu.
Pengalaman dari penulis yang sekolahnya pernah dilakukan akreditasi maka sebelum dilakukan akreditasi, sekolah melakukan berbagai persiapan yaitu dengan membentuk Tim yang membidangi 4 komponen yang akan dilakukan penilaian. Tugas dari masing-masing tim adalah mencermati dan menyiapkan bukti fisik dari indicator dan instrument yang ada dalam penilaian akreditasi tersebut. Melalui bimbingan dari pengawas sekolah yang ditunjuk sebagai pendamping maka semua komponen sekolah yang terlibat menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan prosedur yang ada setelah semua persiapan dianggap cukup maka sekolah mengisi instrument akreditasi sebagai bentuk melakukan evaluasi diri dan dikirimkan ke badan akreditasi sekolah/madrasah tingkat provinsi. Selanjutnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh BAS/M provinsi ditindaklunjuti dengan visitasi atau penilaian. Proses menyiapkan diri untuk diakreditasi inilah yang terlihat adanya upaya sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah yaitu masing-masing warga sekolah bekerja sesuai dengan indicator dan instrument akreditasi yang ada dengan harapan untuk memperoleh penilaian kinerja yang terbaik.
Dampak Akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah menunjukkan hal yang signifikan. Dengan adanya akreditasi sekolah mengharuskan stake holder yang ada dalam suatu sekolah menyiapkan segala bentuk perangkat yang akan dinilai untuk memenuhi kriteria seperti yang diharapkan. Adapun dampak yang lain dapat berupa dampak yang bersifat positif dan dampak yang berakibat negative.
Dampak positif dari akreditasi sekolah antara lain:
1. Tumbuhnya kesadaran dari warga sekolah untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing baik sebagai kepala sekolah, guru, staf TU, siswa dan komite sekolah.
2. Tumbuhnya kesadaran bekerjasama seluruh komponen sekolah untuk mendapatkan penilaian yang terbaik terkait hasil dari akreditasi.
3. Mengetahui kekurangan yang dimiliki oleh sekolah sebagai bahan perbaikan dan pembinaan sekolah ke depan.
4. Tumbuhnya kesadaran meningkatkan mutu pendidikan melalui pencapaian standar yang telah ditetapkan.
5. Tumbuhnya kebanggaan dari segenap warga sekolah dan mempertahankan hasil akreditasi apabila telah memperoleh yang terbaik misalnya terakreditasi A.
Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-17159854478294794132013-11-18T23:47:00.001-08:002013-11-18T23:47:43.020-08:00Kreatifitas dan Pendekatan Matematika Realistik (PMR)<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">TUGAS INDIVIDU<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">KREATIFITAS DAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">O<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">L<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">E<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">H<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40.5pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nama : HENRA SAPUTRA TANJUNG<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40.5pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">NIM : 8136171026<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40.5pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Prodi / Kelas : DIKMAT A-3<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40.5pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">M. Kuliah : METODOLOGI PEMB. MAT.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40.5pt; tab-stops: 2.5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dosen Pembimbing : Dr. EDI SYAHPUTRA, M.Pd<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas> <v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f"> <o:lock aspectratio="t" v:ext="edit"> </o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape alt="images" id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_s1026" style="height: 2in; margin-left: 139.95pt; margin-top: 3.45pt; mso-position-horizontal-relative: text; mso-position-horizontal: absolute; mso-position-vertical-relative: text; mso-position-vertical: absolute; mso-wrap-distance-bottom: 0; mso-wrap-distance-left: 9pt; mso-wrap-distance-right: 9pt; mso-wrap-distance-top: 0; mso-wrap-style: square; position: absolute; visibility: visible; width: 145.15pt; z-index: 1;" type="#_x0000_t75"> <v:imagedata o:title="images" src="file:///C:\Users\LEVY_G~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"> <w:wrap type="square"> </w:wrap></v:imagedata></v:shape><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">2013<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kreatifitas dan Pendekatan Matematika Realistik (PMR)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pentingnya Kreatifitas<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Di dunia yang begitu cepat berubah, kreativitas menjadi penentu keunggulan. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan pula oleh kreativitas sumber daya manusianya. Kreativitas juga menjadi prasyarat bagi kesuksesan hidup individu. Kesuksesan hidup individu sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk secara kreatif menyelesaikan masalah, baik dalam skala besar maupun kecil. Individu yang kreatif dapat memandang suatu masalah dari berbagai persepktif berbeda. Cara pandang demikian memungkinkan individu tersebut memperoleh berbagai alternatif solusi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa telah menjadi kecenderungan dalam revolusi pendidikan matematika. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif matematis didasari oleh keyakinan atau pandangan bahwa semua individu mempunyai potensi kreatif, keyakinan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan, dan keyakinan bahwa berpikir kreatif dapat terjadi pada semua bidang termasuk matematika, dan keyakinan bahwa Pengembangan kemampuan berpikir kreatif juga hendaknya memperhatikan dimensi kemampuan berpikir kreatif, seperti dimensi sikap, dimensi kemampuan, dimensi proses, dan dimensi lingkungan kreatif. Mendasarkan pada berbagai dimensi tersebut, pengembangan kemampuan berpikir kreatif dilakukan dengan menciptakan iklim pembelajaran yang mengembangkan sikap dan kemampuan kreatif siswa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pengembangan kemampuan berpikir kreatif juga didasari oleh pandangan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan pada setiap jenjang usia siswa. Bahkan menurut Griffith dalam jurnal Mahmudi (2008:8), kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan sedini mungkin. Diyakini bahwa setiap anak merupakan individu kreatif. Betapa kreatifnya mereka dapat dilihat dari aktivitas alamiah dalam keseharian mereka. Seiring bertambahnya usia, kreativitas itu justru sering berkurang bahkan menghilang. Ironisnya, hal itu diduga disebabkan oleh proses pembelajaran yang tidak mengembangkan potensi kreatif mereka. Namun demikian, melalui proses pembelajaran dengan strategi tertentu yang dirancang dengan baik, menurut Couger el al dalam jurnal Mahmudi (2008:8) guru dapat membantu siswa memulihkan kembali rasa ingin tahu alaminya atau potensi kreatifnya sebagaimana ditunjukkan pada masa kecilnya. Dalam pembelajaran matematika, pengembangan kemampuan berpikir kreatif dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan menggunakan soal-soal terbuka <i>(openended</i> <i>problem)</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Menurut Takahashi (2006:12), soal terbuka <i>(open-ended problem)</i> adalah soal yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Menurut Silver (1997:10), penggunaan masalah terbuka memberikan siswa sumber pengalaman yang kaya dalam menginterpretasikan masalah dan memungkinkan siswa menghasilkan solusi berbeda. Siswa tidak hanya menjadi lancar <i>(fluent) </i>dalam membuat soal berbeda dari situasi yang diberikan, tetapi juga dapat mengembangkan komponen kreatif lainnya yaitu fleksibilitas yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk menghasilkan solusi berbeda dari soal yang diberikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kreativitas sering diasosiasikan dengan suatu produk kreatif. Meskipun demikian, menurut Dickhut (2007:9), kreativitas dapat pula ditinjau dari prosesnya. Dihasilkannya suatu produk kreatif, apapun jenisnya, pasti didahului oleh konstruksi ide kreatif. Ide kreatif ini dihasilkan melalui proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif. Proses demikian disebut sebagai proses berpikir kreatif. Keterkaitan antara kreativitas dan berpikir kreatif juga dijelaskan oleh Puccio dan Murdock dalam jurnal Mahmudi (2008:5) yang menyatakan bahwa berpikir kreatif diasosiasikan dengan proses dalam kreativitas. Proses kreatif merujuk pada usaha individu untuk menghasilkan solusi atau produk kreatif.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Menurut McGregor dalam jurnal Mahmudi (2008:6), berpikir kreatif merupakan salah satu jenis berpikir <i>(thinking) </i>yang mengarahkan diperolehnya wawasan <i>(insight) </i>baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu. Biasanya, berpikir kreatif terjadi ketika dipicu oleh tugas-tugas atau masalah yang menantang. Sedangkan Isaksen et al (Mahmudi, 2008:6) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai proses diperolehnya ide yang menekankan pada aspek kefasihan <i>(fluently)</i>, fleksibilitas <i>(flexibility)</i>, keaslian <i>(originality)</i>, dan elaborasi <i>(elaboration) </i>dalam berpikir. Tampak bahwa terdapat kesamaan karakteristik atau komponen antara berpikir kreatif dan kreativitas, yaitu kebaruan, kefasihan, fleksibilitas, dan elaborasi. Kesamaan komponen inilah yang menjadi alasan mengapa kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau bahkan kedua istilah ini dianggap sama. Dua istilah ini dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang, saling berkaitan. Tidak akan ada kreativitas tanpa proses berpikir kreatif dan sebaliknya proses berpikir kreatif akan berimplikasi pada dihasilkannya produk kreatif yang sering diasosiasikan sebagai kreativitas. Biasanya, istilah kreativitas merujuk pada produk kreatif yang berwujud fisik nyata <i>(touchable)</i>, sedangkan istilah berpikir kreatif lebih merujuk pada produk kreatif yang tidak berujud fisik <i>(untouchable)</i>, seperti jasa layanan baru atau rumus-rumus matematika. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Apakah terdapat kreativitas dalam matematika? Barangkali pertanyaan ini sering diungkapkan orang yang memandang matematika sebagai ”ilmu pasti” yang sering dikaitkan dengan hasil tunggal yang ”pasti” atau bersifat konvergen, sehingga tidak terbuka kemungkinan munculnya kreativitas. Namun demikian, menurut Pehnoken (1997:7), kreativitas tidak hanya ditemukan dalam bidang tertentu, misalnya seni dan sains, melainkan juga merupakan bagian kehidupan sehari-hari. Kreativitas dapat ditemukan juga dalam matematika. Menurut Bishop (Pehnoken, 1997:9) seseorang memerlukan dua keterampilan dalam berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif, yang sering diidentikkan dengan intuisi, dan kemampuan berpikir analitik, yang diidentikkan dengan kemampuan logis. Senada dengan hal itu, Kiesswetter (Pehnoken, 1997:9) menyatakan bahwa berdasarkan pengalamannya, kemampuan berpikir fleksibel yang merupakan salah satu komponen kreativitas merupakan salah satu dari kemampuan penting, bahkan paling penting, yang harus dimiliki individu dalam memecahkan masalah matematika. Pendapat ini menegaskan bahwa kreativitas juga terdapat dalam matematika. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Haylock (Mahmudi, 2008:5) menyatakan bahwa kreativitas dalam matematika harus didefinisikan dalam area kreativitas dan matematika. Menurutnya, kreativitas matematika mempunyai pengertian sama dengan kreativitas dalam matematika sekolah. Kecenderungan orang yang memandang bahwa matematika tidak mempunyai kesamaan karakteristik sama dengan kreativitas dapat ditilik dari adanya pandangan bahwa pada umumnya orang tidak melihat adanya suatu produk nyata matematika yang dikategorikan kreatif. Pembicaraan kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada aspek prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Oleh karena itu, kreativitas dalam matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir kreatif matematis <i>(mathematical creative thinking)</i>. Meskipun demikian, dalam tulisan ini, istilah kreativitas dalam matematika, kreativitas dalam pembelajaran matematika, kreativitas dalam matematika sekolah, dan berpikir kreatif matematis, sering digunakan bergantian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Bergstom (Pehnoken, 1997:7) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif sebagai “<i>performance where the individual is producing something new and</i> <i>unpredictable”</i>. Krutetskii (Mann, 2005) mengidentikkan berpikir kreatif matematis dengan pembuatan soal atau <i>problem formation (problem finding)</i>, penemuan <i>(invention)</i>, kebebasan <i>(independence)</i>, dan keaslian <i>(originality)</i>. Sedangkan menurut Holland (Mahmudi, 2008:7) berpikir kreatif matematis mempunyai beberapa komponen, yaitu kelancaran <i>(fluently)</i>, fleksibilitas <i>(flexibility)</i>, keaslian <i>(originality)</i>, elaborasi <i>(elaboration)</i>, dan sensitivitas <i>(sensitivity)</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sedangkan menurut Treffinger (Mahmudi, 2008:7), setiap individu mempunyai potensi kreatif. Memperkuat hal itu, Alexander (2008:7) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dikembangkan tanpa memperhatikan level kreativitasnya. Pendapat terakhir ini menginformasikan bahwa level kreativitas individu berbeda-berbeda. Pengembangan kreativitas dimaksudkan untuk mengembangkan potensi kreatif individu sesuai levelnya. Guilford (Mahmudi, 2008:8) mengistilahkan kreativitas sebagai produksi divergen <i>(divergent production) </i>atau sering juga disebut berpikir divergen. Produksi divergen mempunyai 4 komponen, yaitu kelancaran <i>(fluency)</i>, fleksibilitas <i>(flexibility)</i>, keaslian <i>(originality)</i>, dan elaborasi <i>(elaboration)</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kelancaran merujuk pada kemudahan untuk menghasilkan ide atau menyelesaikan masalah. Fleksibilitas merujuk kemampuan untuk meninggalkan cara berpikir lama dan mengadopsi ide-ide atau cara berpikir baru. Fleksibilitas juga ditunjukkan oleh beragamnya ide yang dikembangkan. Keaslian merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang tidak biasa <i>(unpredictable)</i>. Keaslian juga terkait dengan seberapa jarang suatu ide dihasilkan. Sedangkan elaborasi merujuk pada kemampuan untuk memberikan penjelasan secara detail atau rinci terhadap skema umum yang diberikan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Fakta Rendahnya Kreatifitas<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Secara eksplisit, kreativitas juga menjadi salah satu standar kelulusan siswa terkait pembelajaran matematika (Depdiknas, 2006). Dikehendaki, lulusan SMP maupun SMA, mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Kemampuan ideal demikian diharapkan dapat dicapai melalui proses pembelajaran yang dirancang dengan baik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Saat ini, harapan ideal terhadap institusi pendidikan dalam pengembangan kreativitas, secara umum, belum mewujud nyata. Setidaknya, hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Bentley (Mahmudi, 2008:), bahwa sebanyak dua pertiga orang di Amerika yang berumur 16 sampai 25 tahun menyatakan bahwa institusi pendidikan tidak menyiapkan mereka menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Sedangkan salah satu kemampuan yang membantu mereka siap menghadapi tantangan tersebut adalah kreativitas. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Peran institusi pendidikan dalam mengembangkan kreativitas yang kurang optimal dapat disebabkan beberapa faktor. Faktor itu di antaranya adalah persepsi mengenai kreativitas yang tidak tepat oleh guru. Pada umumnya guru mengasosiasikan individu kreatif dengan sikap menganggu, membuat gaduh, dan tidak dapat dikendalikan. Selain itu, kreativitas juga diasosiasikan sebagai kemampuan individu jenius yang berkemampuan luar biasa pada bidang-bidang tertentu seperti seni atau sains. Sementara bidang-bidang lain, seperti matematika, dipandang tidak mempunyai kesamaan karakteristik dengan kreativitas. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sampai saat ini perhatian terhadap pengembangan kreativitas masih relative rendah. Setidaknya hal ini diindikasikan oleh sedikitnya artikel atau penelitian terkait dengan pengembangan kemampuan tersebut, yakni hanya terdapat 44 dari 2.426 artikel atau kurang dari 2%, yang terdapat dalam <i>data base Educational Resources</i> <i>Information Center (ERIC) </i>pada bulan September 2002 (Mahmudi, 2008:2). Dengan demikian, saat ini, masih terbuka peluang untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir kreatif serta upaya pengembangannya. Dalam tulisan ini akan dilakukan tinjauan terhadap kreativitas dalam pembelajaran matematika dan pengembangannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Keunggulan Pendekatan Matematika Realistik (PMR)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.<o:p></o:p></span></div><div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><i>Menurut Treffers </i>(Soviawati, 2011: 81-82) ada beberapa karakteristik Pendekatan Matematika Realistic (PMR):</div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-bottom: 6.9pt; text-align: justify;">a. <b>Menggunakan konteks dunia nyata</b>, yang menjembatani konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari </div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-bottom: 6.9pt; text-align: justify;">b. <b>Menggunakan model-model (matematisasi)</b>, artinya siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah. </div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-bottom: 6.9pt; text-align: justify;">c. <b>Menggunakan produksi dan konstruksi, d</b>engan pembuatan produksi bebas siswa terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka anggap penting dalam proses belajar. Strategi-strategi informal siswa yang berupa prosedur pemecahan masalah kontekstual merupakan sumber inspirasi dalam mengkonstruksi pengetahuan matematika formal. </div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-bottom: 6.9pt; text-align: justify;">d. <b>Menggunakan interaksi</b>, secara eksplisit bentuk-bentuk interaksi yang berupa negosiasi, penjelasan, pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai bentuk formal dari bentuk-bentuk informal siswa. </div><div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify;">e. <b>Menggunakan keterkaitan (</b><i>intertwinment</i><b>), </b>dalam mengaplikasikan matematika, biasanya diperlukan pengetahuan yang lebih kompleks, dan tidak hanya aritmetika, aljabar, atau geometri tetapi juga bidang lain. </div><div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> Dalam menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) ada bebarapa keuntungan mengunakannya pendekatan ini dalam proses belajar mengajar. Menurut Utari (Tandililing,2011:3) ada beberapa keuntungan menggunakan pendekatan matematika realistik yaitu:</div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Melalui penyajian masalah kontekstual pemahaman konsep siwa meningkat dan bermakna, mendorong siswa untuk memahami keterkaitan matematika dengan dunia sekitar.</div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Siswa terlibat langsung dalam proses doing math sehingga mereka tidak takut belajar matematika.</div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]-->3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Siswa dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari bidang studi lainnya.</div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]-->4.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Member peluang pengembangan potensi dan kemampuan berpikir alternative.</div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]-->5.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Kesempatan cara pengelesaiaan berbeda.</div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]-->6.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Melalui belajar berkelompok, siswa dilatih untuk menghargai pendapat orang lain.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Karena matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran maka situasi masalah perlu diusahakan benar-benar kontekstual atau sesuai dengan pengalaman siswa, sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan cara-cara informal. Cara-cara informal yang ditunjukkan oleh siswa digunakan sebagai inspirasi pembentukan konsep matematika.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">D.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Daftar Pustaka<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dickhut, J. E. (2007). <i>A Brief Review of Creativity</i>. [Online]. Tersedia://<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 40.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">deseretnews.com/dn/view/0,1249,510054502,00.html. [5 Maret 2008].<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mahmudi, Ali. (2008). <i>Tinjauan Kreatifitas dalam Pembelajaran Matematika</i>. Makalah Termuat pada Jurnal Pythagoras Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Volume 4, Nomor 2, Desember 2008, ISSN 1978-4538<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 40.5pt; text-indent: -40.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.5pt;">Mann, E.L. (2005). <i>Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicators of Mathematical Creativity in Middle School Students</i>. Disertasi University of<i> </i>Connectitut. [Online]. Tersedia: </span><a href="http://www.gifted.uconn.edu/"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.5pt;">http://www.gifted.uconn.edu/</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.5pt;">siegle/Dissertations/Eric%20Mann.pdf". [3 November 2012]<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pehnoken, E. (1997). <i>The State-of-Art in Mathematical Creativity</i>. [Online] Zentralblatt für Didaktik der Mathematik (ZDM) – The International Journal on Mathematics Education. Tersedia: http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a1.pdf . [</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.5pt;">3 November 2012</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">]<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.5pt;">Soviawati, Evi. (2011). <i>Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Dasar. </i>Jurnal Ilmiah Edisi Khusus No 2, Agustus 2011, ISSN 1412-565X.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 40.5pt; text-indent: -40.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Takahashi, A. (2008). <i>Communication as Process for Students to Learn Mathematical</i>. [Online]. Tersedia:<a href="http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/apec">http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/apec</a>/apec2008/papers/PDF/14.Akihiko_Takahashi_USA.pdf. [</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.5pt;">3 November 2012</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">].<i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 40.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tandaling, Edy. (2011). <i>Implementasi Realistic Mathematics Education (RME). </i>Jurnal Ilmiah. Pontianak. Universitas Tanjungpura<o:p></o:p></span></div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div>Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-79196996508713441722011-11-19T07:36:00.001-08:002011-11-19T07:40:19.055-08:00krisis rukhiyahKrisis Ruhiyah (Spritual)
Ruhiyah (spritual) bagi aktivis dakwah ibarat jantung bagi manusia. Bila jatungnya sehat, maka sehat pula semua anggota tubuhnya. Namun, bila jantungnya rusak dan sakit, maka rusak dan sakit pula seluruh tubuhnya. Oleh sebab itu, krisi ruhiyyah tidak boleh dianggap spele, karena mengakibatkan bencana besar bagi pengidapnya. Apalagi jika yang mengidap krisis ruhiyah tersebut adalah para pemimpin dan tokoh dakwah, maka musibahnya akan lebih besar lagi terhadap jama’ah yang dipimpinnya serta masyarakat luas.
Tidak sedikit aktivis Gerakan Dakwah hari ini kehilangan ruhyah, kecuali yang mendapat rahmat dari Allah. Akibantnya, hatipun menjadi keras seperti, tidak mau menerima nasehat dan peringatan kendati dari sesama aktivis dakwah, berlebihan menggunakan akal dan tidak mau tunduk pada nushush syar’iyyah (dalil-dalin syar’i) dalam menghadapi berbagai persoalan dan realitas kehidupan dengan dalih ilmiyah, tafsir sosial, fiqhuddakwah dan sebagainya yang salah menggunakannya. Padahal tidak akan ada pertentangan antara ilmiyah, tafsir sosial dan fiqhuddakwah dengan fiqihusy-syari’ah. Sebab, fiqhuddakwah itu dirumuskan oleh para ulama sebagai metodologi untuk menegakkan syaria’ah. Ia harus tunduk pada nilai-nilai syar’i. Kalau metodologinya menyimpang, bagaimana mungkin syaria’h itu bisa tegak? Kalaupun tegak, pasti syari’ah yang compang camping seperti yang terjadi pada kaum Ahlul Kitab. Akhirnya, masyarakat tidak dapat melihat gambaran syaria’h yang orisinil.
Fenomena lain yang muncul dalam kehidupan berjama’ah sebagai akibat krisis ruhiyah adalah kegersangan jiwa, kekerasan hati dan kekeringan mu’amalah, sehingga ukhuwwah Islamiyyah (persaudaraan Islam) hanya sebatas lisan dan tidak mampu direalisasikan dalam kehidupan nyata secara baik dan maksimal. Padahal, Ukhuwwah Islamiyah tersebut salah santu kunci utama kekuatan jama’ah/organisasi. Contoh persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshor hanya ibarat nasyid (lagu) yang disenandungkan untuk dinikmati lirik dan suaranya. Pada hakekatnya, masing-masing sibuk memikirkan dan mengurusi dirinya.
Anhenya pula, para pemimpinnya tidur nyenyak di atas kasur empuk dalam kamar rumah megah mereka yang full AC atau di hotel-hotel mewah sambil makan dengan makanan yang lezat penuh gizi serta citra dan rasa yang tinggi. Siang dan malam mengenderai mobil-mobil mewah dengan dalih menjaga performance (jaga imej) sebagai tokoh dakwah. Asal usul harta tidaklah jadi perkara. Padahal, dakwah sebelumnya berkembang pesat, ketika kehidupan mereka miskin dan bersahaja. Contoh kehidupan keseharian Rasul sudah jarang dibaca. Kalaupun dibaca, hanya sepotong saja dan yang terkait dengan kuda dan onta Rasul yang mahal harganya. Lalu ditafsirkan seenak perutnya.
Pada saat yang sama, mayoritas atau kebanyakan anggota jama’ahnya hidup menderita di bawah garis kemiskinan yang mendapat gelar MA (mustahiq abadi) yang berhak menerima zakat seumur hidup mereka. Lucunya, para pemimpin dan jama’ah mereka tetap saja mewajibkan infaq atau berbagai iuran wajib (melebihi dari kewajiban yang Allah tentukan) pada mereka dengan dalih jihad maali (pengorbanan harta), padahal Allah saja tidak mewajibkan kepada mereka yang lemah harta (yang berada pada garis kemiskinan apalagi di bawah garisnya) agar mengeluarkan harta untuk kepentingan apapun, karena secara faktual mereka tidak punya, atau tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka dan merekalah yang harus menerimanya.
“Dan dalam sebagian harta mereka (yang kaya) ada hak orang yang meminta dan belum beruntung” (Q.S. Az-Zariyat / 51 : 19)
Fenomena krisis spritual ini juga dapat kita saksikan di kalangan aktivis Gerakan Dakwah di negeri ini secara nyata. Sebagai contoh, sekitar empat tahun yang lalu terjadi sebuah pertemuan para aktivis Gerakan Dakwah di salah satu kota di Indonesia dengan mengangkat tema yang sangat menyedihkan sekaligus menggembirkan yakni “Mencari Ruh Yang Hilang”.
Menyedihkan karena sudah sebegitu kritisnya spritualitas kalangan aktivis Gerakan Dakwah yang jika tidak berhasil disembuhkan bisa berakibat kemunduran dakwah. Menggembirakan karenan mereka berani mengangkat tema besar dan sensitif yang mungkin bagi sebagian aktivis lainnya masih dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Berarti ada kesadaran yang tinggi bagi para aktivis dakwah tersebut untuk mengakui adanya krisis spritual dan kemudian berupaya mengobati dan mencarikan terapinya dengan benar. Namun amat disayangkan, upaya tersebut seakan terhempas karang karena sudah tidak lagi menjadi perhatian Gerakan Dakwah dan para pemimpinnya saat ini. Gerakana dakwah lebih berasyik maksyuk sambil bermain-main dengan politik praktis yang amat menggiurkan dan menjanjikan keuntungan duniawi yang amat besar.
Adapun cirri-ciri krisis ruhiyah (spritual) dalah :
1. Rasa malas menunaikan ibadah fardhu, khususnya sholat fardhu berjamaah di masjid dengan alasan sibuk, capek berdakwah dan berbagai alasan lain yang dicipatakan.
2. Rasa berat menunaikan iabadah-ibadah nafilah (sunnah), khsusnya qiyamullail (sholat) tahajjud, dengan alasan capek berdakwah serta berat untuk berinfaq dengan berbagai alasan seperti sudah digunakan untuk kebutuhan dakwah yang lain.
3. Terasa berat membaca dan mentadabburkan Al-Qur-an, menelaah Sunnah Nabawiyyah serta kehidupan Salafus Sholeh.
4. Tidak bisa zikrullah (berzikir pada Allah) dengan banyak. Ingat, di antara cirri-ciri kaum munafik ialah malas sholat dan tidak bisa banyak melakukan dzikrullah.
5. Lesu berdakwah jika tidak menghasilkan keuntungan duniawi. Sebaliknya, sangat bersemangat berdakwah jika secara langsung atau tidak langsung menghasilkan keuntungan duniawi.
6. Menggunakan akal dalam menghadapi berbagai masalah yang pada akhirnya terlihat mengada-ada atau memaksakan nushush syar’yah (dalil-dalil syar’i) untuk menjawab berbagai ekses yang muncul dari sikap dan tingkah laku yang salah.
Adapun efek negatif krisis ruhiyah (spritual) adalah :
1. Hati keras, kendati tampilan wajah selembut salju.
2. Ukhuwwah (persaudaraan) kering, cuek (tidak sensitif dan solideritas / kesetiakawanan tipis) dan terkadang cenderung materialistik.
3. Tidak bisa khusyuk sholat dan beribadah lainnya, karena hati masyghul menghayalkan dunia, kendati dalam bungkusan dakwah atau agma.
4. Tidak bisa menerima kritik dan nasehat, khususnya terkait dengan kesalahan pribadinya.
5. Bila berselisih pendapat bisa menimbulkan dendam kesumat yang berkepanjangan, sambil berupaya membangkrutkan semua yang dianggap berlawanan / berseberangan pendapat.
6. Bersikap nifaq (tidak berani berterus terang) dan tidak bisa mengakui kesalahan.
7. Ujub (bangga) dengan diri dan pendapatnya, termasuk dengan kelompok dan jama’ahnya.
8. Sombong alias tidak mau menerima kebenaran dan pendapat orang lain atau jama’ah lain selain elite jama’ah kelompoknya.
9. Hatinya cenderung dan mudah silau terhadap kehidupan duniawi.
10. Obrolan dan cita-cita menumpuk kesenangan dunia cendrung meningkat frekuensinya, padahal mereka bukanlah para pengusaha.
11. Memanfaatkan jama’ah dan dakwah untuk meraih keuntungan duniawi.
12. Mencampur adukkan antara Al-Haq dengan Al-Bathil (split personality), seperti rajin beribadah dan berzikir, tapi rajin juga memanfaatkan dakwah untuk kepentingan duniawi, memakan harta yang diperoleh bukan dengan jalan yang halal, atau dimulutnya keluar kata-kata keharusan zuhud dan warak terhadap dunia, namun kenyataan hidupnya penuh galamor dan berfoya-foya.Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-66602467190775156212011-11-17T08:38:00.001-08:002011-11-17T08:42:36.594-08:00mentoringMUQADDIMAH
1-1. Latar Belakang
Mentoring merupakan sebuah model pembinaan generasi muda muslim yang telah tersebar secara luas di kampus-kampus dan di kampus-kampus. Mentoring menjadi salah satu sarana yang didalamnya dijalankan sebuah proses pembinaan. Proses yang diawali dengan sebuah pengenalan terhadap keutuhan Islam sehingga pada akhirnya peserta mentoring (mentee) mampu memahami serta menjadikan Islam sebagai referensi terhadap segala permasalahan diri dan keummatan. Sarana mentoring menjadi tepat sebagai sebuah solusi terhadap persoalan-persoalan yang hari ini sama-sama kita hadapai bersama, persoalan krisis multidimensi yang berakibat terhadap rusaknya moral terkhusus moral para pemuda. Mentoring melakukan upaya dengan pola pendekatan yang cukup sederhana, yang mampu menumbuhkan kesadaran, menggali potensi diri, dan bersimpati sekaligus berempati terhadap kondisi yang ada.
Sebuah harapan besar ketika kita ingin melihat kondisi yang ideal, kita akan selalu dihadapkan pada realita yang tampak didepan kita yang pada dasarnya kita tidak akan pernah bias untuk mengenyampingkan kenyataan itu. Adalah kecerdasan kita sebagai seorang muslim terkhusus sebagai seorang pemuda melihat ini sebagai peluang untuk bertindak dan berkarya. Kecerdasan dalam berpikir termasuk didalamnya bagaimana kita mampu menganalisa sekaligus mampu memanfaatkan sarana merupakan tindakan yang bijaksana sehingga kita dapat meberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada. Pembinaan merupakan suatu hal penting yang harus dilkukan untuk mengatasi penyakit kronis yang ada. Mentoring adalah salah satu konsep yang ditawarkan sebagai wujud dari pembinaan dan pembentukan jati diri seseorang untuk memiliki pola kehidupan yang benar sesuai dengan apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW kepada ummatnya. Mudah-mudahan dengan sebuah konsep dan pola yang sederhana ini, kita mampu beikhtiar semaksimal mungkin dengan segala daya dan upaya untuk menghadirkan kesyamilan Islam ditengah-tengah kehidupan.
1-2. Defenisi Mentoring
a) Dalam perspektif umum
Mentoring Agama Islam adalah “salah satu sarana pembinaan Islami yang didalamnya ada proses belajar. Orientasi dari mentoring itu sendiri adalah pembentukan karakter dan kepribadian Islami (syakhsiyah Islamiyah)”. Kata mentor dalam bahasa inggris berati penasehat. Mentoring secara umum merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif lebih luas dengan pendekatan saling menasehati dan sesuai dengan karakter remaja.
b) Dalam perspektif metode
Mentoring Agama Islam adalah “metode memahami Islam dengan cara yang menyenangkan”. Kesan dalam masyarakat saat ini (terutama di kalangan remaja), bahwa mempelajari Islam identik dengan
ngantuk dan membosankan. Dengan mentoring, diharapkan kesan itu akan hilang dan berganti dengan perspektif menyenangkan (fun and I love it).
c) Dalam perspektif akademis
Mentoring Agama Islam adalah kegiatan intrakurikuler bagi peserta mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Dengan demikian, mentoring merupakan kegiatan yang legal dan statusnya berkaitan dengan akademis.
1-3. Visi Misi Mentoring
a) Visi Mentoring
“Membentuk mahasiswa muslim yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai dan pedoman hidup dalam rangka mengantarkan mahasiswa untuk mengembangkan bakat, minat, kepribadian yang islami dan bersemangat untuk berdakwah”.
b) Misi Mentoring
1. Membina hubungan baik dan kedekatan hati dengan mentee.
2. Menjadikan program mentoring sebagai sarana pendidikan islam yang berkesinambungan.
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung pembentukan mentalitas spiritual yang tinggi.
PERANGKAT MENTORING
2-1. Pelaksana Mentoring
Pelaksana Mentoring Agama Islam adalah mahasiswa muslim yang telah memenuhi prasyarat sebagai mentor.
2-1.1 Profil Pementor
1. Memiliki kepribadian islam dan dai
2. Memiliki fikrah (pola pikir) yang benar tentang Islam, akidah yang dalam dan amal yang berkelanjutan.
3. Memiliki tsaqofah(pemahaman) islamiyah yang cukup dan menguasai madah (materi-materi) yang terdapat dalam kurikulum mentoring.
4. Dapat menjadi qudwah (teladan) dalam berislam.
5. Inisiatif, inovatif, dan luwes dalam menyampaikan materi dan mampu memotivasi mentee (peserta mentoring).
6. Mempunyai tanggungjawab secara etis terhadap harga diri mentee(peserta mentoring).
7. Mempunyai niat baik untuk membantu orang lain dengan memberikan pelayanan dalam proses belajar mengajar.
8. Mempunyai dedikasi yang tinggi dan rela berkorban disertai sikap hidup yang optimis serta mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
9. Mempunyai kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
10. Bersikap terbuka, mau menerima kritik, sanggup melakukan introspeksi diri dan terus belajar untuk mempertinggi kemampuan teknis dan sosial.
11. Mampu bersikap sebagai teman,pendengar, dan pendidik yang baik.
12. Aktif dalam ta’lim untuk dirinya sendiri.
13. Mempunyai kecenderungan kepada dakwah.
2-1.2 Kriteria pementor
Idealnya kriteria mentor adalah sebagai berikut :
a) Kriteria Ruhiyah
Kekuatan ruh merupakan prinsip dalam kepribadian seorang da’i yang tanpa kekuatan ini seorang pementor ibarat jasad tanpa ruh, begitu pula pada umumnya manusia.
Kekuatan ruh lahir dari aktivitas ruhiyah yang dilakukan oleh seseorang. Sentral aktivitas ruhiyah adalah ibadah ilallah. Dengan ibadah ruh menjadi kuat, hati terkendali, hati tertundukkan dan praktis tergiring untuk menyerah dalam pangkuan Islam secara kaffah. Adapun aktivitas ruhiyah pemacu ruh pementor adalah :
1. Beribadah dengan benar, faham apa yang dibaca, dan merasakan bahwa dirinya sedang bermunajat dan bermuwajahah dengan Rabbnya.
2. Memelihara sholat-sholat wajib dan sunnat.
3. Memelihara keaktifan sholat jama’ah terutama sholat fajr, (QS 17:78)
4. Mendawamkan sholat malam beberapa rakaat semaksimal mungkin.
5. Menjaga amal-amal ibadah yang sunnat.
6. Tilawatil Qur’an dengan tadabbur, tafahum, secara kontinu.
7. Menjaga wirid-wirid dan dzikir-dzikir ma’surat.
8. Senantiasa merendahkan diri (tawadhu’, khudhu’) kepada Allah dengan berdo’a. Karena do’a intinya ibadah.
Inilah keharusan bekal yang harus dimiliki sosok seorang pementor. Keberhasilan dalam mengarungi samudra da’wah akan ditentukan oleh bekal ruhiyah ini. Bekal ini ibaratkan bahan bakar bagi mesin. Laksana pondasi bagi suatu bangunan , bak akar bagi tegaknya pohon.
b) Kriteria Akhlaq
Pada prinsipnya apa yang Allah syari’atkan bertujuan untuk melahirkan prilaku (akhlaq) pribadi dan sosial. Hal ini sesuai dengan misi utama kerasulan Muhammad saw. Sebagai penyempurna akhlaq dan menjadi rahmat untuk semesta alam. Oleh sebab itu suluk, amalan dan pola hidup seorang pementor harus sesuai dengan syariat dan perintah Allah.
Adapun keharusan yang mesti diwujudkan dan harus menjadi kepribadian seorang pementor adalah sebagai berikut :
1. Beradab dan berakhlaq Islami, meliputi:
a. Rendah hati (iffah) dan mendahulukan kepentingan orang lain
Seorang pementor harus bisa bersikap rendah hati dalam segala hal agar dapat dihargai oleh orang lain, mampu menyampaikan yang harus disampaikan. Pementor juga harus bisa mendahulukan kepentingan umum daripada dirinya sendiri.
b. Bersikap toleransi dan berwawasan luas
Pementor dituntut untuk memiliki sifat ini, suka memaafkan dan mengutamakan cinta kasih diantara manusia, tidak egois dan mau menang sendiri. Pementor juga harus memiliki jangkauan kedepan, tajam analisa tentang sasaran dan tujuan hingga mampu menyingkirkan kendala penghalang, (QS 33:48)
c. Seorang pementor harus memiliki sikap benar, berani, rela berkorban, satria, zuhud, penyayang dan muamalah yang baik. Akhlaq ini semua akan mampu membuka hati manusia apabila dilaksanakan oleh para pementor.
2. Menjauhi hal-hal yang haram
Dengan menjauhi hal-hal yang haram akan memancarkan nur Rabbani di dalam hatinya serta akan terlepas dari hawa nafsu, (QS 83:14 ). Orang yang tidak bisa mewujudkan hal tersebut tidak berhak berdiri di shof pementor.
3. Qudwah (contoh amaliyah nyata)
Semaksimal mungkin pementor harus mampu menjadikan dirinya sebagai gambar hidup dari apa yang di da’wahkan (Al-Qur’an) sebab da’wah bil hal lebih kuat pengaruhnya dibanding da’wah dengan konsep.
4. Siap berkorban.
Seorang pementor berfungsi sebagai sopir manusia. Ia harus tampil pertama dalam segala hal sebagi tauladan, dalam berkorban, berkorban waktu, harta untuk tegaknya kebenaran. Begitu pula berkorban untuk mencegah segala kemungkinan yang akan menyebabkan kemungkinan-kemungkinan negatif dalam Islam.
5. Bertanggung jawab
Seorang pementor harus berfikir tentang kewajiban dan ruang lingkup tanggung jawabnya sehingga mampu membimbing ummat kepada amaliah Islamiyah.
c) Kriteria Pemikiran
Pemikiran seorang pementor adalah hal yang daruri, mutlak dituntut. Bagaimana tidak, seorang pementor sebagai transformer Islam kepada mentee (peserta mentoring)nya. seorang pementor yang tidak memiliki pemikiran atau hujjah yang kuat serta penalaran yang memadai tidak mungkin dapat diterima oleh mentee (peserta mentoring)nya. Lebih dari itu Islam sebagai bahan yang dida’wahkan sedangkan Islam sendiri itu adalah sempurna, dan pemikiran, prinsip-prinsip serta hukum yang semuanya itu menuntut kemampuan seorang pementor di dalam mengemukakan nalar dan hujjahnya secara tepat dan mantap. Mampu menjelaskan bahwa Islan itu adalah dien yang benar dan sempurna pembawa rahmat dan kedamaian dunia akhirat. Maka untuk itu pementor harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Kejelasan konsep/fikroh da’wah yang diserukan.
Pementor dituntut agar fikroh dan da’wahnya benar-benar mantap dan jelas baik yang bersangkutan dengan ruhiyah, akhlaq, sosial, ekonomi, politik. Terlebih-lebih hal-hal yang bersifat mendasar seperti masalah aqo’id dan hal semacamnya. Pementor harus berusaha untuk menguasainya. Jika tidak maka maka pementor tidak mampu membawa ummat kepada saasaran yang dikehendaki da’wah itu sendiri.
2. Faham dan menguasai misi dan fikroh yang dibawanya.
Tidak boleh tidak bahwa seorang pementor harus memiliki pemahaman plus dari mentee (peserta mentoring)nya, oleh karena itu ia dituntut bisa menguasai pemahaman ‘ulumuddin yang cukup dalam berbagai seginya. Perkaranya bagaimana mungkin orang yang tidak mempunyai sesuatu, bisa memberikan sesuatu. Orang jahil bisa mengajarkan ilmu, orang yang tidak faham memahamkan orang lain, suatu hal yang mustahil secara logika.
3. Mempunyai wawasan Islam yang luas.
Lebih jauh dari yang dijelaskan di atas seorang pementor tidak cukup hanya dengan faham atau menguasai saja. Ia dituntut memiliki wawasan ilmiyah Islamiyah yang luas (tsaqofah Islamiyah). Mengetahui berbagai peristiwa dan kejadian penting, pasang surutnya pergolakan sosial, politik dalam dan luar negeri, berbagai ketimpangan atau macam-macam aliran yang berkembang. Hal itu semuanya bisa diketahui tentang latar belakang atau sebab musababnya. Berangkat dari sini maka untuk pementor masa kini sangat perlu sekali mempelajari hal-hal sebagai berikut :
a. Problematika Kaum Muslim,untuk mengetahui tentang krisis geografi, ekonomi, politik, penyebaran penduduk, sebab-sebab keterbelakangan dan perpecahannya serta berbagai macam problemanya.
b. Kekuatan musuh yang menentang, khususnya adalah kekuatan Yahudi internasional, komunis, dan Salib internasional.
c. Adanya agama-agama yang sezaman dengan Yahudi, Masehi dan Buddha.
d. Adanya berbagai jenis anutan politik seperti komunis, materialis, kapitalis, demokrasi dan diktator yang berbeda konsep dan pelaksanaannya.
e. Munculnya gerakan gerakan yang bersifat lokal maupun internasional yang berbau politik, baik yang secara parsial maupun integral, hal ini dipelajari di dunia Islam.
f. Krisis pemikiran yang fundamental. Yakni bercokolnya sekulerisme di dunia Islam semacam liberalisme dan nasionalisme.
g. Fikroh-fikroh yang saling bertikai dan berpecah belah. Seperti yang paling santer adalah Al Bahaiyah dan Al Qodiyaniyah.
h. Kenyataan lingkungan sekitar (sosiologi).
Pementor dituntut untuk mengenal dan mempelajari alam dan lingkungan sekitarnya dimana ia tinggal atau berda’wah. Mengenal adat istiadat, sosial ekonomi, mata pencaharian, budaya dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk bisa menyampaikan da’wah sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
4. Menguasai Skill Presentasi dan Komunikasi
Selain kriteria kepribadian, seorang pementor juga dituntut untuk menguasai kemampuan presentasi dan komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tepat pada sasaran dan membekas pada mentee.
5. Memahami Jenis – Jenis Kepribadian dan Metode Pendekatan.
Karena proses mentoring melibatkan banyak watak dan kepribadian, maka dibutuhkan kemampuan untuk melakukan pendekatan sesuai dengan watak dan kepribadian setiap mentee mahasiswa mahasiswa sehingga terjadi akselerasi transformasi nilai.
6. Senantiasa tampil rapi dan bersih
Penampilan juga sangat menentukan suksesnya proses mentoring. Hal ini tentunya akan mempengaruhi semangat dan suasana mentoring. Hendaklah setiap mentor selalu berpakaian rapi dan bersih sehingga suasana dan semangat mentoring menjadi kondusif.
7. Kontinuitas dalam belajar
Kriteria ini sangat penting sekali bagi seorang pementor. Tanpa belajar yang kontinyu ia akan terlindas zaman yang ia tapaki, akan ketinggalan kereta dalam informasi dan pengetahuan. Maka idealnya seorang pementor mempunyai perpustakaan pribadi di rumahnya, tekun membaca dan menelaah kitab yang baru atau lama.
Tekun mencari berbagai informasi dan pengetahuan baru. Dengan usaha seperti ini maka pementor akan mampu berda’wah dengan materi yang aktual dan up to date. Mampu membawa misi risalah dengan tepat dan dapat diterima, logis dan luwes.
2-1.3 Tugas Mentor
1. Memimpin pertemuan mentoring.
2. Mengambil keputusan dalam mentoring.
3. Menghidupkan suasana ruhiyyah-ta’abbudiyyah, fikriyyah-tsaqafiyyah dalam mentoring.
4. Membangun kinerja mentoring yang solid, sehat, dinamis, produktif dan penuh ukhuwah.
5. Memahami dan menguasai kondisi peserta mentoring serta meningkatkan potensi peserta mentoring.
6. Mempertimbangkan berbagai usulan dan kritik peserta mentoring.
7. Menasehati dan mengupayakan pemecahan masalah peserta mentoring.
8. Mengupayakan terealisasinya berbagai program mentoring
2-2. Peserta Mentoring (Mentee)
Peserta mentoring adalah mahasiswa muslim yang mengikuti mata kuliah agama islam dan terdaftar dalam kelompok yang telah ditetapkan.
2-2.1 Profil Mentee
1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dasar keislaman.
2. Istiqamah dalam menjalankan ibadah-ibadah wajib.
3. Menjadikan kajian keislaman sebagai suatu kebutuhan .
4. Mengenal dan mampu memaksimalkan potensi diri.
5. Siap untuk mengubah diri dan orang lain.
6. Senantiasa mengedepankan amal jama’i dan ukhuwah.
7. Simpati pada persoalan-persoalan islam.
2-3. Metode Pendekatan
Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Mengenai umur masa remaja, para psikolog tidak bersepakat. Namun yang umum digunakan adalah pendapat Luella Cole, yaitu 13 – 15 th (masa remaja awal); 15 – 18 th (masa remaja pertengahan); 18 – 21 th (masa remaja akhir).
Ciri Masa Remaja
Ciri masa remaja menurut psikologi modern :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting. Perkembangan fisik dan mental yang penting bagi perkembangan selanjutnya serta sangat cepat tentu memerlukan penyesuaian sehingga terbentuk sikap, nilai dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak tapi juga belum dewasa. Jika ia berperilaku seperti anak-anak ia akan ditegur dan diajari bertindak sesuai usianya, namun jika ia berperilaku seperti orang dewasa seringkali dimarahi pula.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan. Tingkat perubahan sikap dan perilaku selama masa remaja seiring dengan perubahan fisiknya. Perubahan yang terjadi antara lain :
a. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
b. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial padanya sehingga timbul masalah baru. Remaja akan tetap merasa bermasalah sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.
c. Perubahan nilai akibat perubahan minat dan perilaku
d. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan kebebasan tapi takut bertanggungjawab.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah masa remaja sering jadi masalah yang sulit diatasi, karena :
a. sepanjang masa anak-anak, masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh orang tua, guru dll sehingga mereka tidak berpengalaman
b. remaja merasa dirinya mandiri sehingga ingin mengatasi masalahnya sendiri (menolak bantuan orang tua, walau sebenarnya butuh).
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Bagi remaja penyesuaian diri dengan suatu kelompok sangat penting, tapi lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri, tidak puas dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, dll. Secara keseluruhan apakah ia akan berhasil atau akan gagal. Dalam usaha mencari identitas diri ini, remaja melakukan proses imitasi (meniru) dan identifikasi (dorongan untuk menjadi sama dengan idolanya).
6. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dengan kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya dan sekitarnya sebagaimana yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya, terutama dalam cita-cita, sehingga ia menjadi terlalu idealis dan berlebihan. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia mudah kecewa. Remaja akan sakit hati dan kecewa bila orang lain mengecewakannya atau bila ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang akhir masa remaja, biasanya mereka mulai berusaha meninggalkan stereotip belasan tahun, dan memberikan kesan bahwa mereka sudah dewasa. Berpakaian seperti orang dewasa, merokok, berperilaku seperti orang dewasa dan seterusnya, mereka menganggap perilaku ini memberikan citra bahwa mereka telah dewasa.
2-4. Sarana
Mentoring Akbar
Training Peningkatan
Tasqif
Mabit
Riyadhah
Rihlah
2-5. Juklak Proses Mentoring
a) Waktu dan Tempat Mentoring
Waktu dan tempat mentoring adalah :
1. Memperhatikan kelayakan tempat mentoring.
2. Mampu menyesuaikan antara waktu dan agenda mentoring.
3. Lama pertemuan 1 hingga 2 jam.
4. Mentoring tidak boleh dilaksanakan malam hari
b) Persiapan mentoring
Persiapan Umum
Persiapan yang harus dilakukan mentor sebelum mengisi mentoring adalah:
1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah swt.
2. Meningkatkan tsiqah kepada Allah swt bahwa Dia selalu memberikan bantuan kepada siapapun yang berdakwah dengan benar.
3. Menjaga kebugaran fisik dengan memperhatikan faktor-faktor pendukungnya seperti olah raga dan makan teratur serta istirahat yang cukup.
4. Menjaga kebersihan, aroma tubuh dan penampilan dengan memperhatikan tuntunan syariat dan kepantasan.
5. Mencatat hal-hal penting yang akan dilakukan seperti:
a. Apa saja yang akan dievaluasi
b. Apa saja informasi & instruksi yang akan dibicarakan
c. Siapa saja peserta mentoring yang akan diajak bicara tentang suatu hal.
d.
Persiapan Materi
Dalam menyiapkan materi, mentor hendaklah memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memilih materi sesuai kurikulum mentoring yang berlaku.
2. Menyediakan waktu yang cukup untuk menyiapkan penyampaian materi.
3. Memahami tujuan materi yang ditetapkan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
4. Memahami alur materi dengan baik melalui pemahaman terhadap rasmul bayan jika ada.
5. Memahami dalil naqli maupun ‘aqli untuk setiap point pembahasan melalui penguasaan terhadap syahid (ayat/hadits atau potongan ayat/hadits yang menjadi fokus argumentasi) dan wajhul istidlal-nya (alasan ia dijadikan argumentasi/korelasi dalil dengan point pembahasan).
6. Menyiapkan illustrasi dan perumpamaan yang diperlukan untuk menambah pemahaman peserta mentoring terhadap materi.
7. Menyiapkan contoh-contoh kasus yang aktual sehingga terdapat korelasi materi dengan kenyataan yang sedang dihadapi.
9. Jika memerlukan humor, mentor dapat memberikannya dengan memperhatikan adab islami di dalamnya.
10. Menyiapkan metode dan media belajar yang cocok dan diperlukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahannya.
11. Memperhatikan kegiatan-kegiatan penyerta maupun penunjang yang disebutkan oleh kurikulum dan melaksanakannya untuk lebih mempercepat pencapaian tujuan materi.
Agenda di dalam mentoring*
Agenda di dalam mentoring adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Tilawah dan tadabbur.
3. Penyampaian Materi
4. Diskusi
5. Evaluasi
6. Penutup
(*Agenda dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan)
Ad.1. Pembukaan
1. Mentor diharapkan hadir 10 menit sebelum kegiatan mentoring dilakukan dan atau selalu berupaya untuk memulai mentoring tepat pada waktunya.
2. Melaksanakan aturan disiplin tepat waktu sesuai kesepakatan mentoring sehingga terbangun perasaan bersalah bagi yang terlambat sekaligus termotivasi untuk selalu tepat waktu.
3. Semua peserta mentoring diharapkan telah dalam keadaan suci dari hadats, kecuali yang sedang udzur syar’i, dan mentor hendaknya mengingatkan hal ini kepada peserta mentoring.
4. Mentoring dapat dibuka tanpa menunggu semua peserta hadir
5. Petugas pembuka sekaligus pembawa acara sebaiknya ditentukan sebelumnya secara bergilir.
6. Saat mentoring dibuka semua peserta berkonsentrasi dengan agenda mentoring dan diharapkan tidak sibuk dengan agenda pribadinya.
7. Semua arahan dalam poin diatas harus memperhatikan pemahaman dan kesiapan peserta mentoring.
Ad.2. Tilawah dan Tadabbur
1. Tilawah dilakukan dengan khusyu’, setiap orang 5 ayat.
2. Saat tilawah berlangsung tidak diperkenankan berbicara dan melakukan hal-hal lain yang bertentangan dengan kekhusyu’an tilawah.
3. Bila ada kesalahan dalam membaca Al-Quran dari salah seorang peserta mentoring, maka hanya seorang saja yang bertugas membetulkannya yaitu mentor atau peserta yang terbaik bacaan Al-Qurannya.
5. Tadabbur atau penyampaian kilasan makna sebagian ayat yang dibaca dapat dilakukan setelah tilawah. Sebaiknya dilakukan secara bergiliran dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ad.3. Penyampaian Materi
Yang perlu diperhatikan oleh mentor pada saat penyampaian materi adalah:
1. Menyesuaikan metode penyampaian dengan jenis materi, misalnya:
a. Ceramah untuk nilai-nilai aqidah, ibadah dan tazkiyah.
b. Memperbanyak tanya jawab untuk wawasan.
c. Diskusi dan dialog untuk pendalaman wawasan dan sirah.
d. Praktek langsung untuk keterampilan atau skill.
2. Menggunakan bahasa dan kecepatan berbicara yang dapat dimengerti oleh peserta mentoring.
3. Memberi perhatian merata kepada semua peserta mentoring yang hadir dengan bahasa tubuh seperti menatap wajah mereka secara bergiliran, menyebut nama mereka di selasela penyampaian materi, dst.
4. Melibatkan peserta mentoring dalam penyampaian materi seperti bertanya kepada mereka dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat (satu-dua kata, satu kalimat pendek).
5. Mengulang secukupnya dan memberi penekanan kepada hal-hal penting yang merupakan bingkai fikrah dari materi yang disampaikan.
6. Memperhatikan penurunan konsentrasi peserta mentoring dalam menerima materi dan melakukan variasi penyampaian agar konsentrasi kembali pulih.
7. Menjaga agar penyampaian materi tidak terganggu oleh interupsi atau hal-hal lain yang bertentangan dengan tujuan materi atau merusak suasana penyampaian materi.
8. Menyudahi materi pada saat antusiasme peserta masih tinggi untuk menerima materi.
9. Memberikan waktu yang cukup untuk tanya jawab dan diskusi.
10. Meminta kepada salah seorang atau beberapa peserta mentoring untuk menyampaikan kembali intisari materi sebagai latihan bagi mereka sekaligus menguji pemahaman mereka terhadap materi.
11. Menggunakan media yang diperlukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahannya.
Ad.4. Diskusi
1. Diskusi dapat dilakukan diawal mentoring atau diakhir pelaksanaan mentoring.
2. Materi diskusi disesuaikan dengan materi yang ada (materi yang akan disampaikan).
3. Diskusi dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pementor atau dapat berupa pembahasan serta pemecahan masalah dari kasus yang diberikan.
4. Pementor bertindak sebagai orang yang mengarahkan jalannya diskusi, memberikan solusi serta pemecahan terhadap masalah atau kasus yang diberikan.
5. Peserta diskusi diharapkan untuk memperhatikan adab-adab dalam diskusi.
Ad.5. Evaluasi
Hal-hal yang dapat dievaluasi adalah:
1. Realisasi rencana program yang telah ditetapkan.
2. Tanggung jawab dan kerja setiap personal terhadap tugasnya masing-masing.
3. Pencapaian target secara kualitatif maupun kuantitatif dari program yang telah dilakukan.
4. Program struktur yang harus ditindaklanjuti oleh mentoring.
5. Perjalanan dan agenda mentoring hari itu dan masukkan untuk perbaikan di mentoring mendatang.
6. Kondisi peserta mentoring
7. Rencana mentoring selanjutnya yang berisi:
a. Penyampaian tugas-tugas yang harus ditindaklanjuti oleh mentoring atau peserta mentoring.
b. Penentuan jadual dan tempat mentoring.
Ad.6, Penutup
Mentoring ditutup dengan doa dengan memperhatikan adab-adabnya.
2-6. Kurikulum Mentoring
No. Kelompok Materi Materi Kompetensi
1. Dasar Keislaman Ma’rifatullah Inti
Ma’rifatur rasul Inti
Ma’rifatul Islam Inti
Urgensi Mentoring Inti
Akhlak Inti
Birrul Walidain Inti
2. Keumatan Ghozwul Fikri Inti
Problematika Ummat Inti
Ukhuwah Islamiyah Inti
3. Pengembangan Diri Peran Pemuda Islam Inti
4. Tambahan *
(* Disesuaikan dengan kebutuhan fakultas
2-7. Adab Majelis
Adab Majelis Mentoring adalah :
1. Memulai Kegiatan Mentoring (QS. 16 : 18)
Memulai Kegiatan Mentoring dengan memohon perlindungan kepada Allah SWT dan membaca ayat suci Al-Quran.
2. Arah Pembicaraan (QS. 58 : 7 - 8).
Majelis Mentoring diketahui oleh Allah SWT dan Allah SWT bersamanya, oleh karena itu Majelis Mentoring ini hanya untuk membicarakan kebajikan (keislaman) dan taqwa, bukan untuk berbuat dosa, makar dan maksiat.
3. Pemimpin Majelis Mentor (QS. 49 : 1)
Pemimpin Majelis Mentoring adalah Pementor, dan Pementor yang memulai dan mengatur dalam Majelis Mentoring ini.
4. Sopan Santun dalam Majelis.
Bersikap tertib dan sopan, serta tidak gaduh sehingga tidak mengganggu kegiatan Mentoring (QS. 49 : 2 - 3)
Berlapang-lapang dalam menghadiri Majelis Mentoring (QS.58:11)
Tidak memanggil teman dari luar dengan suara keras, tetapi mintalah izin dari Pementor yang bersangkutan (QS.24:62-63)
Keputusan Majelis Mentoring (QS. 49 : 6 - 7)
Semua Keputusan dalam Majelis Mentoring diputuskan oleh Pementor melalui Musyawarah (QS. 42 : 38) berdasarkan pada Al-Quran dan Hadits.
5. Perhatikan dan Dengarkan Bacaan Al-Quran (QS. 7 : 204)
Apabila sedang dibacakan ayat suci Al-Quran diamlah, dan dengarkanlah supaya mendapat Rahmat.
6. Tepat Waktu (QS. 103 : 1 - 3)
Datanglah pada Majelis Mentoring tepat waktunya dan pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
7. Amal Shodaqoh Majelis (QS. 58 : 12 - 13)
Bershodaqoh sebelum Mentoring dimulai dan Allah Maha Mengetahui.
8. Adab Pergaulan Majelis (QS. 24 : 30 - 31)
Hendaklah menjaga kesucian Majelis kegiatan Mentoring, jangan sampai menimbulkan mudharat di dalam majelis ini.
9. Disiplin (QS. 16 : 125)
Apabila berdebat hendaklah disertai kebaikan dan tidak sampai menghilangkan kekuatan Ukhuwah.
10. Mengakhiri Majelis Mentoring (QS. 40 : 60)
Berdo’alah setelah kegiatan selesai dan akhirilah dengan bacaan hamdalah bersama-sama.
Ma’rifatullah
Ma’rifatur rasul
Ma’rifatul Islam
Urgensi Mentoring
Akhlak
Birrul Walidain
Ghozwul Fikri
Problematika Ummat
Ukhuwah Islamiyah
Peran Pemuda Islam
Ma’rifatullah
(Mengenal Allah)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta memahami pentingnya ma’rifatullah dalam kehidupan manusia dan memahami bahwa ma'rifatullah dapat menjadikannya mencapai hasil penambahan iman dan taqwa.
TUJUAN INSTRUKSIOANAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah
• Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya ma'rifatullah
• Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah
• Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi ma'rifatullah
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 15’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 30’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 10’
RINCIAN BAHASAN
Sesungguhnya mengenal Allah (Ma’rifatullah) adalah sesuatu asas yang berdiri diatasnya seluruh kehidupan ruhiyah. dari sinilah kita mengenal para Nabi dan Rasul, mengenal tugas dan sifatnya serta hajat manusia kepada risalahnya, mengenal mu’jizat, karomah dan kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin, ruh, dan hari akhir.
Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifah dan Allah. Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya).
Pentingnya Mengenal Allah
• Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak mengenal Allah akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS.47:12).
• Ma'rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma'rifatullah adalah ilmu yang tertinggi, sebab jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam. Memahami ma'rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang (QS.6:122).
• Berilmu dengan ma'rifatullah sangat penting, karena :
a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah
b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
Islam Untuk Mengenal Allah
1. Lewat Akal
Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini :
• Fenomena terjadinya alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS.52:35).
• Fenomena kehendak yang tinggi. Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan bahwa alam ini tersusun dengan rapinya. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (QS.67:3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal (QS.3:190).
• Fenomena kehidupan (QS.24:45). Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini menunjukkan bahwa ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniup ruh kehidupan pada dirinya (QS.29:20, 21:30). Bagaimanapun pintarnya manusia, tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, 46:4).
• Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi, hingga perjalanan tata surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al-Qur'an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu memberi hidayah.
• Fenomena pengabulan do'a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorang ketika menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo'a, walaupun ia orang yang kafir / musyrik (QS.17:67, 10:22-23, 6:63-64).
Ayat Qur'aniyah / ayat Allah di dalam Al-Qur'an :
• Keindahan Al-Qur'an (QS.2:23)
• Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS.9:70)
• Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS.30:1-3, 8:7, 24:55)
2. Lewat memahami Asma'ul Husna
• Allah sebagai Al-Khaliq (QS.40:62)
• Allah sebagai Pemberi Rizqi (QS.35:3, 11:6)
• Allah sebagai Pemilik (QS.2:284)
• Dan lain-lain (QS.59:22-24)
Hal-hal yang menghalangi Ma'rifatullah
• Kesombongan (QS.7:146, 25:21). Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang tidak mau mengenal sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya, yang enggan berhubungan dengan-Nya.
• Zalim (QS.4:153). Perbuatan zalim yang besar, menyebabkan Allah mengunci hati manusia. Padahal lewat hati inilah Allah memberikan hidayah-Nya. Sedangkan awal hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya lagi.
• Bersandar pada panca indera (QS.2:55). Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi mereka yakin keberadaannya, seperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran, dsb.
• Dusta (QS.7:176). Lazimnya seorang yang dusta, yang tidak sama antara hati dan ucapannya, perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta terhadap Allah. Sebenarnya hati mengakui keberadaan Allah, namun hawa nafsunya menolak dan mengajaknya berdusta.
• Membatalkan janji dengan Allah (QS.2:26-27)
• Lalai (QS.21:1-3)
• Banyak berbuat maksiat. Satu perbuatan maksiat bagaikan satu titik noda hitam yang mengotori hati manusia. Bila manusia banyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak bertaubat, niscaya hati tersebut akan tertutup noda-noda hitam hingga menghalangi masuknya hidayah Allah.
• Ragu-ragu (QS.6:109-10)
Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS.2:6-7).
KESIMPULAN
Demikianlah, bahwa Ma’rifatullah (mengenal Allah Swt) adalah sebuah ilmu yang wajib difahami oleh setiap muslim yang dengannya (dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari) dapat menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan yang dijanjikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mengenal Nya sebagaimana Ia Swt. menginginkan kita mengenal Nya. Hanya kepada Nya lah kita menyembah dan hanya kepada Nya pulalah kita memohon pertolongan. Tiada daya dan kekuatan selain dari Nya Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa.
DISKUSI
Perhatikanlah susunan tubuhmu. Jelaskanlah kekuasaan Allah yang kamu temui pada tubuhmu!
REFERENSI
• Said Hawa, Allah Jalla Jalaluhu • Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim 1
• Harun Yahya at www.harunyahya.com
MA’RIFATUR RASUL
(Mengenal Rasul)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu memahami pentingnya mengenal Rasul
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna risalah dan Rasul
• Peserta memahami kewajiban beriman kepada Rasul
• Peserta mengetahui tugas para Rasul
• Peserta mengetahui sifat-sifat Rasul
GAMES
A. Judul : Games Ilmu
B. Skema/gambar :
C. Media dan Bahan :
1. Sebuah naskah pembahasan
2. Serangkaian petunjuk
3. Tiga lembar kertas bujursangkar per orang atau kelompok
4. Sebuah gunting atau cutter
D. Langkah-langkah :
Instruksi
Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6) yang berjarak sama antara satu lubang dengan lubang lainnya, juga jarak setiap lubang dari titik pusatnya.
Tahap 1
Mentor memberikan instruksi di atas tanpa memberikan keterangan tambahan
Tahap 2
Mentor memberikan instruksi dan keterangan tambahan secara lisan sbb:
1. Lipat kertas 2x sehingga membentuk bujursangkar
2. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya
3. Lipat juga 1/3 bagiannya
4. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling menutupi
5. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter
6. Lihat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi
E. Hikmah
1. Pentingnya Rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam keseharian
2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek kehidupan kita menjadi ibadah
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Makna Risalah dan Rasul
• Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat
• Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia
Pentingnya Iman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah.
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285).
Tugas Para Rasul
1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa :
• Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah)
• Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah)
• Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2)
• Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela (QS.62:2)
• Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213)
• Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26)
Sifat-Sifat Para Rasul
1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110)
• Mereka memerlukan makan, minum (QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84)
2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4)
• Semua Rasul adalah ma'shum, tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma'shum di sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjan hal-hal yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS.3:161, 53:1-4)
3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90)
• Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam (QS.6:34)
• Teladan dalam ketabahan memegang prinsip
• Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9)
• Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4)
REFERENSI
• Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
• Al-Asyqor, Dr. Umar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq
MA’RIFATUL ISLAM
(Mengenal Islam)
Tinjauan Instruksional Umum
Materi ini memberikan pemahaman mengenai Islam kepada peserta mentoring.
Tinjauan Instruksional Khusus
Diharapkan setelah penjelasan mengenai materi Ma’rifatul Islam ini peserta akan:
1. Memahami bahwa Islam adalah agama yang paling benar
2. Memahami ajaran-ajaran dan syari’at dalam Islam
3. Melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.
Rincian Waktu
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 30’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
Rincian Bahasan
[Ali Imran 19]
“Sesungguhnya Agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.”
[Al Ma’idah 3]
“Pada hari ini, telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu.”
Islam adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia merupakan satu-satunya agama yang benar. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, porosnya keadilan, tiangnya kebenaran, ruhnya (jiwanya) kasih sayang. Ia merupakan agama agung, yang mengarahkan manusia kepada seluruh yang bermanfa’at, serta melarang dari segala yang membahayakan bagi agama dan kehidupan dunia mereka. Dengannya Allah meluruskan ’aqidah dan akhlak manusia serta memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat.
Pengertian
Pengertian Islam (bahasa) dari beberapa kata yaitu :
Istislam, artinya menyerahkan diri (QS. Ali Imran 183)
As-Salam, artinya keselamatan (QS. Al Ma’idah 16)
As-Silmi, artinya damai (QS. Albaqarah 208)
As-salim, artinya bersih (QS. Asy Syura 88-89)
Secara terminologis (menurut Said Hawwa), Islam adalah menerima segala perintah dan larangan Allah swt, yang telah diwahyukan kepada para Nabi dan rasul.
Pengertian Ad-Dien
Keyakinan (keimanan) tentang suatu zat ketuhanan yang pantas untuk menerima ketaatan dan diibadahi
Peraturan ilahi yang mengendalikan manusia yang memiliki akal sehat secara sukarela kepada kebaikan hidup di dunia dan keuntungan di akhirat
Makna Hakiki Dienul Islam
1. Islam adalah din seluruh Nabi dan rasul (QS. 10 : 72 ; 2:128; 5:44)
2. Ma’na asal islam adalah menerima segala perintah dan larangan Allah
(QS. 6:162-163; 7:143; 4:65
Pilar-pilar Islam
1. Aqidah
Aqidah Islam menjelaskan dan memberikan petunjuk kepada manusia tentang keimanan kepada Allah SWT berupa pencarian eksistensi Allah, mengaku akan ke-esaan Allah dan kesempurnaan-Nya, iman kepada para malaikat, kitab-kitab suci, para nabi dan hari akhir.
“ Rasul (Muhammad SAW) beriman kepada yang diturunkan kepadanya (Al-Quranul karim) dan juga orang-orang mukmin, semua percaya kepada adanya Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya….” (Qs. Al-Baqarah 285)
2. Ibadah
Ibadah menurut Syekhul Islam Ibnu Taimiyah adalah ketaatan dan ketundukan secara optimal. lbadah di dalam Al-Islam jelas, bahwa tugas manusia di muka bumi tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah semata.
" Dan tidaklah kuciptakan Jin dan manusia kecuali untuk mengabdi (menyembah) kepadaKu". (QS. Adz Dzariyat 56).
3. Akhlak
Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai model manusia terbaik. Allah SWT menyebutnya manusia yang memiliki kepribadian yang agung.
" Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) herhudi pekerti yang luhur ". (QS. Al Qolam 4)
4. Perundang-undangan
Islam tidak memberikan nash hukum dalam setiap masalah, tetapi terdapat beberapa hal yang telah dijelaskan dan dirincikan, ada beberapa hal yang dijelaskan secara global dan beberapa hal yang didiamkan dan tidak dikomentari apapun tentangnya.
Syariat yang tidak dijelaskan secara terperinci dan pasti, maka Islam memandangnya tidak statis pada satu kondisi, melainkan la membiarkan kita dalam keleluasaan dan kebebasan berijtihad untuk diri kita selama tidak keluar dari nilai-nilai syar'i dan memenuhi syarat-syarat dalam berijtihad (tidak semua orang bisa berijtihad).
"Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tiduk sesat dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. "(QS. An Nisa : 176)
Karakteristik Dinul Islam
1. Rabbaniyah (bersumber langsung dari Allah)
Islam bukan rekayasa manusia, melainkan 100 % merupakan manhaj Robbani. Segi aqidah, ibadah, adab susila, moral, syariat, dan peraturannya itu semua bersumber dari allah SWT.
"Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al Qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi MahaMengetahui. "(QS. AI An'am : 115)
2. Insaniyah Alamiyah( kemanusian yang bersifat universal)
Islam ditampilkan sebagai cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan tertentu. Jadi Al Islam merupakan milik manusia yang ada di muka bumi ini, tanpa mengkhususkan bangsa Arab yang merupakan tempat diturunkannya agama ini.
"Kami mengutus kamu (Hai Muhammad) untuk seluruh manusia, menyampaikan berita gembira dan memberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Saba: 28)
3. Syamil Mutakamil (lengkap dan mencakupi)
Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, dari muiai masalah atau pekerjaan yang kecil sampai yang besar sekalipun, dan Al Islam telah memformat dengan sempurna melalui pengaturannya serta menerangkan hukumnya.
"Dan Kami turunkan kitab kepadamu (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang muslim (orang-orang yang mentaati Allah). " (QS. An Nahl : 89)
4. Al Basathah (mudah)
Al Islam merupakan agama fitrah bagi manusia sehingga manusia mampu melaksanakan tanpa adanya kesulitan, tetapi yang membuat kesulitan adalah manusia itu sendiri.
" Allah tidak memikulkan tanggung jawab kepada seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya, untuknyalah hasil (pahala) amal haiknya dan dia pulalah yang akan menderita dari kejahatan yang diperbuatnya. "(QS. Al Baqarah : 286)
Jadi jelas, bahwa Islam merupakan solusi berbagai permasalahan bukan untuk membebani manusia dengan satu kewajiban, kecuali sebatas akan kemampuan diri manusia itu.
5. Al-adalah (keadilan)
Al Islam datang untuk menegakkan keadilan secara mutlak untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan ditengah-tengah kehidupan manusia, serta memelihara darah, kehormatan, harta, dan akal mereka.
" Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan , janganlah kebencianmu kepada suatu kaum (seseorang) menjerumuskan kamu untuk tidak berlaku adil. Tegakkanlah keadilan ! karena adil lebih dekat kepada takwa. Dan takutlah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa saja yang kamu lakukan. "(QS. Al Maidah : 8)
6. Tawazun (keseimbangan)
Al Islam dan seluruh ajarannya mengajarkan untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara jasad dan ruh, serta antara dunia dan akhirat.
" Dan carilah dengan rejeki yang diberikan Allah kepadamu kebahagiaan di kampung akhirat. Dan janganlah kamu lupakan kebahagianmu di dunia.. "(QS. Al Qashash : 77)
7. Tsabat wa Murunah (perpaduan antara keteguhan prinsip dan fleksibelitas)
Diantara ciri khas dien Islam adalah perpaduan antara 'tsabat’ (tidak berubah oleh apapun) dan "Murunah" (menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari
batas syariat).
Tsabat pada pokok-pokok dan tuiuannya. Murunah pada cabang-cabang dan sarana-sarana serta cara-caranya sehingga dengan sifat murunahnya, dien Islam dapat menyesuaikan diri, dan dapat menghadapi perkembangan zaman serta dapat sesuai dengan setiap keadaan yang baru timbul. Dengan sifat tsabat pada pokok-pokok dan ajarannya, Islam tidak bisa larut dan tunduk terhadap setiap persoalan zaman dan
perputaran waktu.
Tujuan Islam
1. Membangun manusia (individu) yang sholeh
2. Membangun keluarga yang shaleh
3. Membangun masyarakat yang shaleh
4. Membangun umat yang shaleh
5. Baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur
6. Menyeru kebaikan kepada manusia
Lawan dari Islam adalah jahiliyah.
Ma’na jahiliyah
Jahiliyah adalah kondisi psikologis yang menolak mengambil petunjuk Allah, serta sistem yang tidak berhukum kepada apa yang telah ditetapkan Allah (QS. 5 :50)
Sosok jahiliah masa kini
Ada beberapa contoh jahiliyah masa kini :
Ilmu dan akal adalah segala-galanya
Contohnya : Tuhan itu adalah akal (Heigel)
Teori-teori yang tidak bersumber kepada Allah
Contohnya :
1. teori evolusi (charles Darwin) yang mengatakan “Memasukkan unsur Allah (Tuhan) pada proses penciptaan, sama saja dengan memasukkan unsur aneh dalam mekanisme alam.
2. Teori Emansipasi Wanita
3. Pernyataan Karl Mark bahwa agama itu ibarat obat bius bagi manusia
Dari uraian di atas hendaknya, kita dapat membebasakan diri dari sifat-sifat jahiliyah. Dan jelaslah bahwa Islam merupakan dien yang paling lengkap dan sempurna. Islam mampu menyelesaikan segala permasalahan yang hari ini sedang melanda masyarakat, contohnya : korupsi. Kolusi, kebejatan moral, kekerasan, pembunuhan dan lain-lain hanya dapat diselesaikan dengan mengembalikan segala sesuatu kepada sistem yang telah dibuat oleh Yang Maha Agung (Allah swt).
[Al-baqarah 147]
“Kebenaran datangnya dari tuhanmu dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu.”
Diskusi
Mari kita renungkan perjalanan hidup kita selama ini, sudahkah kita mengetahui, meyakini, lalu mengamalkan ajaran Islam yang hari ini kita yakini sebagai Dien yang benar (haq)?
Referensi
Al Quran dan terjemahannya
Dr. Qardhawi, Yusuf. Pengantar kajian Islam. Pustaka Al Kautsar. Jakarta:1997
Dr. Qardhawi, Yusuf. Islam Peradaban Masa Depan. Pustaka Al Kautsar. Jakarta:1997
Hawwa, Said. Al Islam Syahadatain dan Fenomena Kekufuran. Al Ishlahy Press: Jakarta
PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu memahami pentingnya pendidikan dan pembinaan islam
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan hakikat pendidikan Islam
• Peserta memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan Islam
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Salah satu keutamaan Al Islam bagi umat manusia adalah sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat dan budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban. Semua itu dimaksudkan untuk merubah manusia dari syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid ilmu dan kematangan.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuk orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya menunjuki mereka ke jalan yang lurus”(QS. 5:15-16)
Kesempurnaan sistem Islam tersebut terlihat pula dalam sistem pendidikan Rasulullah SAW dalam mendidik para sahabat yang telah menghasilkan generasi yang tiada duanya. Generasi yang disebut-sebut sebagai generasi terbaik yang pernah muncul di muka bumi ini. Tak ada yang mampu menandinginya baik sebelum atau sesudah generasi tersebut.
Namun bukan berarti sepeninggal Rasulullah, kita tak akan merasakan dan tak mampu melaksanakan pendididkan Islam. Sebab beliau telah meninggalkan kepada kita dua kurikulum yang menjadi acuan dalam mendidik manusia yaitu Al Qur’an dan Sunnah.
Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan keseimbangan pada kepribadian manusia, sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yang melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang serta menjadi tanggung jawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan yang sehat, bersih dan benar dalam kerangka Islam.
Konsep-konsep Islam dan Pendidikan Masyarakat Modern
Islam bermula dari pendidikan dan puncak keberhasilannya juga berupa berkembangnya pendidikan. Di dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah, bertebaran istilah yang merupakan esensi bagi pendididkan: iqro’, Rabb, Insan, ‘allama dan qalam. Istilah Rabb menjadi sumber dalam aspek pendidikan Islam, sehingga pendidikan yang dilahirkan adalah pendidikan yang mengacu pada kebenaran Allah, Rabb semesta alam (Tarbiyah Rabbaniyah).
Inilah konsep dasar pendidikan Islam yang terus menerus disosialisasikan Rasulullah dengan berbagai aspek yang menunjangnya. Dan konsep ini pulalah yang harus melandasi setiap proses pendidikan di dunia kaum muslimin hingga detik ini.
Bagaimana sistem pendidikan masyarakt modern? Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan masyarakat modern kini jauh dari hakekat pendidikan Islam. Pendidikan modern memang melibatkan sarana-sarana yang hebat dan canggih namun bukan berarti tanpa kelemahan. Tidak dipungkiri kemajuan manusia di bidang IPTEK melonjak jauh, hampir disemua lini tersentuh teknologi mutakhir. Namun dari pendidikan modern itu kita tidak menemukan kesempurnaan akhlak dan ruhani. Fenomena-fenomena yang kita temukan adalah penindasan antar manusia dan merosotnya moral.
Tampaknya tujuan pendidikan modern adalah tercapainya tujuan material yang berkembang menjadi rasa cinta terhadap pekerjaan dan produksi dengan mengenyampingkan nilai-nilai dan norma kemasyarakatan. Sehingga kampus-kampus modern telah mengalami kemerosotan mutu pada setiap skala dalam dua dimensi, yaitu dimensi syar’iyyah dan dimensi ilmiah.
Artinya kampus-kampus itu bukan sekedar tidak Islami tetapi juga tidak mampu berfungsi sebagai salah satu sarana pendidikan.
Karena problem serius inilah Umat Islam perlu segera mengembalikan orientasi sistem pendidikannya, yaitu pendididkan dan pembinaan Islam yang dilaksanakan dalam konteks kehidupan modern. Untuk mengatur kembali IPTEK dan menggunakannya bagi manfaat manusia dan kehidupan secara luas, dan yang lebih penting lagi, untuk mengembalikan penghambaan manusia kepada Allah semata.
Makna dan Hakikat Pendidikan Islam
Dalam bahasa arab, pendidikan Islam disebut At tarbiyah Al Islamiyah.
Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti
-Raba-yarbu = tumbuh berkembang
-Rabiya-yarba = tumbuh secara alami
-Rabba-Yarubbu = memeperbaiki, meningkatkan
Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terlibat didalamnya. Pendidikan Islam bukan hal yang mengada-ada, dia memang ada.
Secara istilah makna tarbiyah adalah:
1. Menyampaikan sesuatu sampai pada tingkat sempurna, sedikit demi sedikit (Al badhawi).
2. Menumbuhkan sesuatu sedikit demi sedikit sampai dengan tahap sempurna (Al asma hadi).
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan dan begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan.
Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja untuk memuaskan rasa ingin tahu,
intelektual atau hanya manfaat kebendaan yang bersifat duniawi, tetapi juga untuk tumbuh secara rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral dan fisik keluarga mereka, masyarakat dan umat manusia.
Pendidikan Islam yang memiliki tujuan besar dan universal ini, bukan dilakukan secara temporal, tetapi dilakukan secara berkesinambungan. Artinya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas-batas tertentu, terhitung sampai dunia ini berakhir.
Pendidikan yang memiliki makna demikian ini adalah menjadi tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun secara keseluruhan. Kita telah memahami sasaran pendidikan dan pembinaan ini adalah untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah pendidikan adalah mencapai keridhoan Allah SWT, seperti termaktub dalam firman Allah:
“Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan Al-Kitab, Hikmah, dan kenabian lalu ia berkata kepada manusia, hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah, akan tetapi (dia berkata) hendaklah kamu menjadi orang-orang Robbani, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. 3:79)
Mengapa pendidikan Islam diperlukan?
Melihat kondisi nyata umat Islam
- Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri.
Akibatnya : umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan dan kehinaan
- umat Islam berada dalam kerusakan
penyebabnya:
1. Kecintaan pada dunia yang berlebihan da takut mati
2. Saling berpecah-pecah
3. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam.
4. Meninggalkan jihad
Hakikat jiwa manusia
-Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur atau dosa
-Terbuka untuk menerima hidayah atau petunjuk
Solusi
Melihat kondisi umat saat ini serta memperhatikan hakikat jiwa manusia maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.
Pendidikan Islam ( Tarbiyah Islamiyah) tersebut harus bersifat :
-Kontiniu (mustamirah)
-Membentuk syaksiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (Takwiniyah)
-Bertahap/ terprogram (mutadarijah)
-Menyeluruh tidak parsial (kaffah)
Karaktertistik Tarbiyah islamiyah
1. Rabbaniyah
Rabbaniyah baik materi, tujuan, sasaran, motivasi, metode dan caranya. Tujuan umum tarbiyah Islamiyah adalah beribadah hanya kepada Allah dan memakmurkan bumi dengan aturan Allah SWT.
Sasarannya adalah terbentuknya manusia-manusia Rabbani (Q.S, 3:19). Motivasi harus karena Allah semata. Sedangkan sumber materi tarbiyah Islamiyah adalah ilmu Allah baik yang tertulis (wahyu) dan yang tidak tertulis (ayat kauniyah).
2. Akhlak sebagai sarana (wasilah)
Islam menghendaki agar proses pendidikan berjalan sesuai dengan norma dan akhlak Islam, baik dalam pendekatan ataupun dalam penggunaan sarana. Islam melarang penggunaan sarana yang bertentangan dengan syar’i dan merusak fitrah manusia.
3. Syumuliyah
Objek tarbiyah Islamiyah adalah manusia seutuhnya. Tarbiyah Islamiyah berusaha menjaga keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan potensi akal, jasad dan ruh manusia. Dengan adanya keseimbangan diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh, manusia yang memiliki kepribadian kokoh, tahan menghadapi tantangan hidup dan beguna bagi orang lain.
Pendidikan Islam di Masa Rasulullah
Setelah hijrah Rasulullah segera memberikan prioritas utama pada pendidikan umat Islam. Pusat pendidikan Islam pertama “As-Sufah”, didirikan sebagai pusat pemukiman di salah satu ruangan dalam rumah yang bergandengan dengan rumah nabi. Pendidikan tersebut secara keseluruhan berada di bawah pengawasan beliau. Tujuan utamanya adalah mensucikan hati dan menerangi jiwa, sehingga mereka dapat meningkatkan diri dari tingkat iman ke tingkat ihsan (penyerahan diri secara total).
Kadang-kadang nabi menyuruh para sahabatnya menemui utusan-utusan yang datang dari berbagai suku. Pengiriman guru ke wilayah-wilayah yang berdekatan merupakan ciri khas kebijaksanaan pendidikan nabi.
Pada zaman nabi terdapat sembilan buah masjid di Madinah. Setiap masjid juga berfungsi sebagai kampus, yang kadang-kadang diadakan kuliah malam. Kuliah ini banyak diikuti oleh banyak siswa, lebih dari tujuh puluh orang. Selain itu nabi juga mengajarkan spesialisasi. Mereka yang ingin belajar Al-Qur’an harus pergi kepada orang-orang tertentu, dan mereka yang ingin mendalami tajwid dan syariah harus belajar kepada orang-orang yang mendalam benar pengetahuannya dalam bidang studi tersebut.
Pendidikan bagi kaum wanita juga tidak kalah pentingnya. Nabi menyediakan satu hari khusus, untuk memberikan kuliah-kuliah kepada kaum wanita. Nabi juga mengajarkan bagaimana cara memanah, berenang dan meramu obat-obatan, mengajarkan astronomi, genologi dan fonetika praktis yang diperlukan untuk membaca Al-Qur’an. Satu hal yang perlu dicatat, meskipun perhatian dipusatkan pada Al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman, namun pengajaran semua bidang studi yang dinilai membantu pengembangan kepribadian setiap individu atau masyarakat secara sehat dimasukkan sebagai bagian atau paket system pendidikan Islam kala itu.
Pendidikan untuk anak laki-laki dan perempuan sama-sama diutamakan. Orang-orang dewasa diberi tanggung jawab untuk mengajari yang muda, baik mengenal agama maupun penglamannya. Hal ini mendorong berdirinya beberapa buah kampus dan lembaga pendidikan.
Jadi, dengan kepemimpinan nabi yang dinamik itu, tujuan akhir dalam kehidupan manusia, tidak hanya ditujukan, tetapi juga diterjemahkan dalam kegiatanm praktis, suatu system dan organisasi untuk mencapai tujuan itupun dibentuk. Begitulah cara nabi mendidik umatnya. Sederhana namun mengena. Dibalik kesederhanaan itu kita melihat suatu kompleksitas, yakni suatu kebersaman dalam mendidik manusia. Tak hanya aspek ruhiyah atau fikriyah saja, tapi ilmu praktis kehidupan serta jasadiyah turut diperhatikan.
Tidak mengherankan jika anak-anak dan wanita pada zaman Rasulullah tumbuh menjadi manusia yang berani. Mereka mengerti kapan bersuara dan kapan berdiam diri. Pribadi-pribadi yang tertarbiyah oleh tangan Rasulullah tumbuh menjadi pribadi yang sehat, tahu persoalan umat sekaligus ahli dalam bidang yang diminati.
Mereka juga terkenal sebagai manusia-manusia kuat, sanggup menempuh perjalanan panjang serta mampu berjihad dalam waktu yang relative lama. Pendek kata hampir semua sisi kebutuhan manusia dipenuhi oleh pendidikan Rasulullah. Sehingga mereka tumbuh menjadi insan kamil (manusia sempurna).
Sebagai bukti keberhasilan pembinaan Rasulullah adalah ungkapan Sayyid Quthb sebagai berikut, “Muhammad SAW, telah menang pada hari beliau menjadikan para sahabatnya sebagai gambaran-gambaran hidup yang memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, pada hari beliau membuat tiap kepala diantara mereka sebagai Al-Qur’an yang hidup merayap di permukaan bumi, pada hari beliau menciptakan tiap individu diantara mereka sebagai contoh yang menjelma bagi Islam, yang dapat dilihat manusia, sehingga mereka benar-benar dapat melihat Islam. Muhammad SAW telah berhasil mengubah gagasan-gagasan yang termuat dalam Al-Qur’an menjadi manusia-manusia yang dapat disentuh oleh tangan dan dilihat oleh mata.”
“Muhammad SAW dalam posisi menang, ketika berhasil menginternalisasi al-Islam, mengubah keimanan manusia kepada Islam sampai pada tingkah laku dan mencetak puluhan, ratusan, ribuan naskah mushaf. Bukan sekedar mencetak dengan tinta di atas lembaran-lembaran kertas, tetapi mencetak dengan cahaya di atas kepingan-kepingan hati untuk bergaul dengan manusia, mengambil dari mereka, memberi dan berkata dengan mereka dengan ihwal sesuai deng maksud al_Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Apakah dunia mengetahui ada orang yang lebih mulia, terhormat, pengasih, penyayang, agung, luhur, atau lebih pandai dari mereka?! Cukuplah dikatakan bagi mereka sebagai orang-orang yang mulia dan agung, apabila Al-Qur’anul karim telah mengatakan tentang hak mereka. (QS. 48:29/ 33:23/ 59:9)
Sekarang tinggal kita, mampukah menyerap hakikat pembinaan Rasulullah dan mengejawantahkan dalam kondisi kekinian? Alhamdulillah, hayya ‘alal jihad.
REFERENSI
Ridha, Abu., Tarbiyah Islamiyah, Inqilab press.
Geliat Dakwah di Era Baru, Izzah Press.
URGENSI AKHLAK ISLAMI
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta akan dapat menginternalisasi akhlak islami dan selalu berusaha menjaga akhlak islami.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna akhlak
• Peserta mengetahui sumber akhlak Islam
• Peserta mengetahui faktor-faktor pembentuk akhlak
• Peserta memahami pentingnya akhlak Islami
• Peserta mengetahui cara membentuk akhlak mulia
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 30’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Definisi Akhlak
Allah adalah Khalik yang menciptakan segala sesuatu di luar diri-Nya. Sedangkan segala sesuatu yang diciptakan-Nya disebut makhluk. Manusia dan segala sesuatu yang menyertainya adalah juga makhluk. Sekarang akhlak. Apakah akhlak itu? Jawabannya mudah : Akhlak ialah semua tingkah laku dan gerak-gerik makhluk dan yang dimaksud makhluk di sini (telah dipersempit) ialah manusia (hanya menyangkut tingkah laku manusia saja).
Sumber Akhlak Islam
Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur'an dan as-Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah SWT.
Faktor-faktor Pembentuk Akhlak
1. Al-Wiratsiyyah (Genetik)
• Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara "keras", tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
2. An-Nafsiyyah (Psikologis)
• Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu dan ayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hadits).
• Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan berbeda dengan keluarga yang orangtuanya lengkap.
3. Syari'ah Ijtima'iyyah (Sosial)
• Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.
4. Al-Qiyam (Nilai Islami)
• Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.
Pentingnya Akhlak Islami
• Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah. "Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur aqidahnya."(HR.Tirmidi). "Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya."(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya'la)
• Akhlak adalah buah ibadah
• "Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar" (QS. 29:45)
• Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat
• "Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaknya" (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
• Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT.
• "Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya"(Muttafaq 'alaih).
Cara Mencapai Akhlak Mulia
1. Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber
• Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Allah selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada Hari Akhir. Akhlak yang baik akan dibalas dengan syurga dan kenikmatannya (QS. 55:12-37). Begitu pula dengan akhlak yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).
2. Pendekatan secara langsung
• Artinya melaui al-Qur'an.Sebagai seorang muslim harus menerima al-Qur'an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apapun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya, al-Qur'an melarang untuk saling berburuk sangka (QS. 49:12), menyuruh memenuhi janji (QS. 23:8), dsb.
3. Pendekatan tidak secara langsung
• Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan datang.
Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Allah dan takut siksa-Nya.
KESIMPULAN
Sejauh mana dan sehebat mana majunya kehidupan ini, manusia tetap memerlukan nilai akhlak. Umat Islam harus menjadikan akhlak yang diajarkan oleh al-Quran dan diamalkan oleh nabi kita Muhammad SAW sebagai perkara asas untuk mencari dan menuju mardhatillah di dunia dan di akhirat. Hanya dengan mengamalkan akhlak yang mulia kita dapat menemui as-Salam, yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan.
DISKUSI
Bagaimana menurutmu bila ada orang yang mengatakan bahwa ada pacaran Islami. Apakah pacaran Islami sesuai dengan akhlak Islam?
REFERENSI
• Dr. Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian Muslim?,hal 24-28, GIP
• Muna Hadad Yakan, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal. 38-40, GIP
• Isnet "Urgensi Akhlak 1"
• Materi Diskusi Mentoring KARISMA, Akhlak
BIRRUL WALIDAIN
(Berbakti Kepada Kedua Orang Tua)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
• Memahami makna Birrul Walidain
• Mamahami kedudukan Birrul Walidain
• Mengetahuhi bentuk-bentuk Birrul Walidain
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Menjelaskan kisah teladan tentang Birrul Walidain
• Menjelaskan makna Birrul Walidain
• Menjelaskan dalil-dalil yang berisi tentang kedudukan Birrul Walidain baik dalam Al Qur’an maupun dalam As Sunnah
• Menjelaskan tentang bentuk-bentuk Birrul Walidain ketika orangtua masih hidup dan telah wafat
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 15’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Berbaktilah kepada orangtua kalian ,niscaya anak-anak kalianpun akan berbakti kepada kalian ( H.R.Thabrani dan Hakim )
Orangtua adalah orang yang paling berjasa tehadap kita.Kita hadir ke dunia ini adalah berkat keduanya.Kita dirawat,dilindungi,diberi kasih sayang,dicukupi segala kebutuhan yang kita perlukan.
Tetapi sayangnya,terkadang kita menyalahartikan dan tidak menyadari kasih sayang yang mereka berikan. Perhatian yang mereka berikan kita anggap terlalu mengekang kebebasan atau malah sebaliknya, kesibukan kedua orangtua diluar yang menyita waktu kita anggap bahwa mereka kurang perhatian kepada kita.
Orangtua bukanlah manusia sempurna tanpa kekurangan. Ada anak yang sholeh memiliki orangtua pencuri,pembunuh, koruptor dan profesi buruk lainnya bahkan ada yang terpaksa meninggalkan anaknya ketika masih kecil dengan berbagai alasan.Namun, banyak juga yang sebaliknya.
Apakah orangtua yang seperti itu juga harus dan wajib kita hormati,kita muliakan? Jawabannya,tentu saja harus. Bagaimanapun keadaaan mereka,dengan segala kekurangan den kelebihan yang mereka miliki,mereka tetap orangtua kita,orang yang punya andil besar dalam kehidupan kita.Lalu terhadap sikapnya yang kurang mengena dihati kita? membenci suatu sifat yang buruk adalah sebuah keharusan tetapi tidak membenci pribadinya secara keseluruhan.
Sebagai anak yang sholeh,yang ingin berbakti kepada orangtua,kewajiban kita untuk mengingatkan keduanya dikala mereka khilaf,salah,dan alpa. Namun tetap saja dengan cara yang ihsan,lembut,dan tidak menyinggung perasaaan orangtua.
KISAH TELADAN 1
Kisah ini diceritakan oleh Ali bin Abi Thalib r.a
Waktu Rasulullah sedang duduk-duduk dengan beberapa sahabat,termasuk Ali didalamnya,ada yang datang,dan berkata :”Ya Rasulullah,saya diutus Abdullah bin Salam untuk meminta Rasul datang menjenguknya,ia sedang sakit keras dan hampir menemui ajalnya.Dia ingin berpesan sesuatu pada anda..”
Setelah mendengar permintaaan itu,Rasulullah bangun dan mengajak para sahabat untuk menjenguk Abdullah bin Salam.
Begitu sampai di rumah Abdullah bin Salam,Rasulullah duduk didekat kepalanya dan meminta Abdullah membaca dua kalimat syahadat. Sampai tigakali Rasulullah saw. Mengucapkan kata-kata yang sama,Abdullah tetap tidak menirukan ucapan nabi tersebut,lalu beliau bersabda,” Tiada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan Allah yang Maha luhur dan Agung.”
Setelah itu,Rasul memanggil Bilal r.a dan memintanya untuk menemui istri Abdullah bin Salam ini. Kata istrinya,Abdullah bin Salam ini sejak menikah belum pernah meninggalkan sholat berjamaah bersama Rasulullah dan setiap hari selalu bersedekah,tetapi ibunya tidak meridhai dia.
Setelah mendengar infomasi itu, Rasulullah meminta Bilal untuk mendatangkan ibu Abdullah.Tapi ternyata,ibu Abdullah bin Salam tidak mau datang ke rumah anaknya dengan alasan sakit hati.Bilal gagal membujuk ibu Abdullah bin Salam.
Akhirnya Rasulullah meminta supaya Ali dan Umar yang memanggil ibu Abdullah bin Salam itu. Setelah ditegaskan bahwa Rasulullah saw. benar-benar meminta supaya ibu itu datang ke rumah anaknya,akhirnya ibu itu terpaksa datang juga ke rumah anaknya itu untuk memenuhi panggilan Rasulullah.
Setelah menghadap Raulullah saw.,ibu Abdullah bin Salam berkata,”Anakku,demi Allah, dunia dan akhirat tidak akan memaafkan kesalahmu yang begitu menyakiti hatiku.”
Lalu Rasulullah saw. Berkata,”Wahai ibu,takutlah kepada Allah ‘Azza wa jalla dan kasihanilah anakmu ini,”
Akhirnya ibunya ini bercerita kalau ternyata anaknya itu telah memukul dan mengusir ibunya dari rumahnya hanya lantaran begitu cintanya pada istrinya.Dia mencampakkan dan mendurhakai ibunya. Rasulullah saw. berkata kalau ibu itu bersedia memaafkan kesalahan anaknya,hak-hak ibu itu ditanggung oleh Rasulullah saw. Akhirnya ibu itu memaafkan kesalahan anaknya.Setelah itu,Rasulullah minta Abdullah bin Salam mengucapkan dua kalimat syahadat, dan akhirnya ia mampu menirukannya dan menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Setelah menshalati dan mengebumikan Abdullah bin Salam,Rasulullah bersabda,”Wahai kaum muslimin, perhatikanlah bahwa barang siapa tidak berbakti kepada ibunya,niscaya ia mati tanpa berbekal syahadat (iman ).”
Ternyata peran orang tua-terutama ibu- sangat besar menurut islam.Oleh karena itu,kita tidak boleh menyakiti hati ibu sedikit saja.
KISAH TELADAN 2
Sayyidina Ali Zainal Abidin adalah salah satu contoh orang shaleh terdahulu yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Sampai-sampai, sahabatnya berkata kepadanya,”Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu.Tapi mengapa kami tidak pernah melihat engkau makan bersama dengannya?”
Beliau menjawab,”Ya,karena aku khawatir tanganku mendahului mengambil makan yang telah dilihat dan hendak dirasakannya sehingga akupun mendurhakainya.”
KISAH TELADAN 3
Sayyidina Ismail putra Nabi Ibrahim r.a. ketika mencapai umur 13 tahun,ayahnya berkata, ”Wahai anakku, sesunggguhnya dalam tidurku, aku bermimpi menyembelihmu.Coba pikirkan bagaimana pendapatmu!”Ia menjawab,”Wahai ayahku,kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu,Insya Allah Ayah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Q.S.Ash Shaffat ; 102 )
Maka Nabi Ibrahim mematuhi perintah dan hendak menyembelih putranya. Dalam suasana mencekam itu,Sayyidina Ismail teringat akan ibunya,dan berkata kepada ayahnya, ”Wahai ayahku, ikatlah aku erat-erat agar tidak goyah dan lepaskan bajuku supaya tidak terkena darah sehingga apabila ibuku melihatnya akan menambah kesedihannya. Sampaikan salamku kepada ibu. Jika ayah hendak mengembalikan bajuku kepada ibu,maka lakukanlah karena hal itu akan dapat menghibur hatinya dan sebagai kenangan kepada anaknya.”
Berkat kesabaran Ismail dan nabi Ibrahim, maka Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba untuk disembelih.
PEMBAHASAN
Apa itu Birrul Walidain ?
Birrul Walidain dapat diartikan : memberikan kebaikan kepada kedua orang tua serta mentaati perintahnya ( sepanjang tidak melanggar perintah Allah ) selama masih hidup dan mendo’akannya ketika sudah meninggal.
Pentingnya Birrul Walidain
Islam sangat memperhatikan betapa pentingnya manusia berbakti kepada orang tua sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an dan hadis berikut :
• Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. ( Q.S. 31:14 )
• Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,teman sejawat,ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. ( Q.S.4 :36 )
• Dan (ingatlah) ketika Kami Mengambil janji dari Bani Israil, ”janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kapada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. ”Tetapi kemudian kamu berpaling ( mengingkari ), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. (Q.S.2 :83 )
• Katakanlah (Muhammmad ), marilah aku bacakan apa yang Diharamkan Tuhan kepadamu. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun,berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kami-lah yang memberikan rezeki kepadamu dan kepada mereka, janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji,baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.(Q.S.6:151)
• Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu,maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu,dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.( Q.S.29 : 8 )
• Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susuah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu ) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdo’a,”Ya Tuhan-ku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau Limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau Ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengakar sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang Muslim. (Q.S.46 :15)
• Berbakti kepada orangtua sebagai amalan kedua terbaik setelah sholat tepat waktu (Hadist Rasul )
• Durhaka kepada orang tua sebagai dosa besar kedua setelah syirik. (H.R.Bukhari & Muslim )
• Ridho Allah adalah ridho orang tua ( H.R.Tirmidzi )
Bentuk-bentuk Birrul Walidain
• Mentaati perintah kedua orang tua selama bukan maksiat kepada Allah. Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah ( Hadist Rasul )
• Bersikap rendah hati dan lemah –lembut.
Dan Tuhan-Mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan”ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.( Q.S.17 :23 )
Janganlah kau berjalan di depannya (orang tua ),jangan duduk sebelum dia duduk,jangan kau panggil dengan namanya,dan jangan kau memancing amarahnya.(H.R.At-Thabarni )
Siti Fatimah binti Rasul apabila ia datang mengunjungi Rasulullah Saw beliau bangkit menyongsongnya mencium dan mempersilahkan sang putri duduk di tempat duduk beliau.Begitu juga jika Nabi Saw datang mengunjungi buah hatinya,Fatimah bangun menyongsong beliau,mencium dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya.( H.R .Abu Daud & At-Turmudzi )
• Mendo’akan dan memohon ampunan kepada kedua orang tua.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih-sayang dan ucapkanlah,”Wahai Tuhan-Ku!Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.( Q.S.17:24 )
• Membantu dengan harta jika mampu
• Meminta restu izin keduanya sebelum melakukan sesuatu
Dan apabila anak-anakmu sudah mencapai usia baligh,mak haruslah mereka meminta izin padamu (untuk masuk ),seperti halnya orang-orang sebelum mereka.( Q.S.24 :59 )
• Membantu meringankan beban orang tua misalnya mmembantu pekerjaan rumah
• Merawat dan memelihara serta menyenagkan hati orang tua.
• Tidak menyakiti perasaaan,hati,dan badan orang tua.
• Dilarang mencaci maki orang tua orang lain karena secara tidak langsung sama dengan mencaci orang tua sendiri.( H.R.Muttafiq’alaih)
Nabi saw. Bersabda :daripada dosa-dosa besar ialah seseorang yang memaki kedua ayah-bundanya. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah adakah seorang yang memaki ayh-bundanya ?jawab Nabi: Ya.Dia memaki ayah orang lain, maka dibalas memaki pada ayahnya atau dia memamki ibu orang lain, lalu dibalas memaki pada ibunya. ( H.R.Bukhari & Muslim )
• Memandang Orang tua dengan pandangan cinta,penuh kasih dan gembira.
Seorang anak yang memandang kepada orangtuanya dengan pandangan cinta,akan dicatat Allah seperti amalan orang yang naik haji Mabrur ( H.R.Ar-Rafi’i dan Al baihaqi)
• Menyelenggarakan pengurusan jenazah orang tua (memandikan,mengkafani,mensholatkan,dan menguburkan )
• Berdo’a memohon ampunan atas segala dosa orangtuanya selama hidup di dunia.
Sungguh seorang hamba ditinggal pergi oleh salah seorang atau oleh kedua ibu-bapaknya, sedang dia dalam keadaan durhaka.Namun sang anak senantiasa berdo’a dan memohon ampunan bagi keduanya,sehingga Allah menetapkannya sebagai anak yang berbakti kepada orangtuanya.(H.R.Al-Baihaqi )
• Memenuhi wasiatnya elama tidak bertentangan dengan hokum syara’
• Berziarah ke makam orang tua
Barang siapa yang berziarah ke kubur orangtuanya atau salah seorang dari keduanya pada tiap hari Jum’at, maka dosanya akan diampuni Allah dan dia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.(H.R.At-Thabrani )
• Membina hubungan baok dengan kawqn orang tua
Rasulullah Saw. Bersabda,”Siapa yang ingin berhubungan dengan ayahnya yang telah wafat,hendaklah ia menghubungi kenalan dan saudara-saudara ayahnya,sesudah ayahnya meninggal ( H.R.Abdur Razzaq)
Rasulullah Saw. Bersabda,”Sesungguhnya bakti anak yang paling utama adalah hubungan baik si anak dengan keluarga kawan baik ayahnya. ( H.R.Muslim )
• Melunasi hutang orang tua
• Menepati nazarnya
Seorang dari Bani Salamah bertanya”Ya Rasulullah, apakah sesudah ibu bapakku meninggal dunia, masih ada sisi bakti yang dapat aku persembahkan kepada keduanya? Rasulullah saw. Mengangguk dan bersabda : “Ya dengan jalan mengirimkan do’a untuknya, memohonkan ampun, menepati janji dan nazar yang pernah diikrarkan ibu bapakmu, memelihara hubungan silaturrahmi dan mamuliakan sahabat keduanya. (H.R.Abu daud,Ibnu Majah & Ibnu Hibban )
Kesimpulan
Allah dan rasul-nya memerintahkan umat manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua mereka baik ketika keduanya masih hidup ataupun sudah meninggal
Referensi
• Al Qur’an
• As Sunnah
• Super mentoring junior
• http://uaki.brawijaya.ac.id
• www.mentoring-ub.org
GHOZWUL FIKRI
(Perang Pemikiran)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu mengerti dan memahami tentang ghozwul fikri)
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan hakikat Ghozwul Fikri
• Peserta memahami sarana, metode dan hasil-hasil dari Ghozwul Fikri
GAMES
Petunjuk/aturan permainan
Games 1
Membedakan dua benda yang amat berlainan (misalnya kapur dan tissue)
• Langkah 1
Para mentee (peserta mentoring) harus menyebutkan dengan cepat setiap benda yang diangkat oleh mentor (dilakukan beberapa kali)
• Langkah 2
Sekarang benda ditukar namanya. Jika kapur diangkat, peserta harus menyebtnya sebagai tissue, begitu pula sebaliknya. Pada awalnya peserta akan mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
• Hikmah
Itulah Ghozwul Fikri. Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam secara perlahan-lahan.
Maka disodorkanlah pada muslimin nilai yang tidak islami. Mula-mula umat Islam tidak menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan karena usaha mereka yang terus menerus ditambah umat Islam yang malas mengkaji Al Qur'an dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam dengan nilai-nilai non Islam tersebut. Bahkan nilai-nilai yang menyimpang dengan Islam sudah dianggap biasa. Dan sebaliknya ketika disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau menerima Islam dan menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini.
Games 2
Al Qur'an di tengah karpet
• Langkah 1
Al Qur'an diletakkan di tengah-tengah karpet yang lebar.
Peserta diperintahkan untuk mengambil Al Qur'an tadi tanpa menyentuh karpet (sulit/tidak bisa)
• Langkah 2
Peserta diberitahu cara untuk mencapai Al Qur'an tanpa harus menginjak karpet, yaitu dengan cara menggulung karpet sampai tengah dan dapat mengambil Al Qur'an.
• Hikmah
Usaha musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam tidak lagi dengan menginjak-injak kaum muslimin melainkan dengan mengambil jiwa Al qur'an dalam jiwa mereka dengan cara perlahan-lahan dan membuai serta tahap demi tahap tanpa disadari umat Islam.
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Sebuah ilustrasi
Suatu ketika di Perang Salib, seorang petinggi kaum Palangis (pasukan kristen) tertangkap oleh pejuang-pejuang penegak agama Allah dan ditawan. Sang petinggi ini diperlakukan sangat baik selama ditawan. Ada satu hal yang membuatnya berfikir. Setiap malam ia memperhatikan sang penjaga berlinangan air mata saat membaca kitab sucinya. Ia tak habis fikir bagaimana seorang yang begitu perkasa di siang hari di medan tempur dapat menangis sedemikian rupa di malam hari ketika membaca Al Qur'an. Akhirnya ia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa disitulah letak kekuatan kaum Muslimin. Selama beberapa pertempuran fisik mereka tidak berhasil mengalahkan kaum muslimin, ternyata ada suatu sumber kekuatan yang maha dahsyat yang memberikan motivasi yang begitu kuat bagi kaum Muslimin. Ia lalu mengirim surat kepada pasukannya yang mengabarkan bahwa jika ingin mengalahkan kaum Muslimin tidak dapat secara fisik tetapi mereka harus dijauhkan terlebih dahulu dari kitab sucinya. Dan memang kemenangan mereka setelah umat Islam mulai jauh dari Al Qur'an.
Sementara itu tujuh abad kemudian, Samuel Zuaimir ketua Asosiasi Agen Yahudi pada sebuah konferensi di Yerussalem dalam pidatonya mengatakan........ tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan megirim saudara ke negara-negara Islam, bukanlah mengharapkan kaum Muslimin beralih ke agama Yahudi......... Tetapi tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari Islam dan tidak berpikir mempertahankan agama Allah atau berdialog dengan-Nya.
Pengertian Ghozwul Fikri
• Secara bahasa
Ghozwul fikri terdiri dari dua kata : ghozwah dan fikr. Ghozwah berarti serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).
• Secara istilah
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran ummat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami.
Sasaran GF
• Berusaha memasukkan yang sudah kosong islamnya ke dalam agama kafir. QS.2:217, Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. (QS.17:73, 5:49)
• Agar umat Islam mengikuti agama kafir (QS.2:120)
• Memadamkan cahaya (agama ) Allah. (QS.61:8, 9:32)
Metode GF
Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas
• Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
• Tasywih (pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
• Tadhlil (penyesatan)
Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai ari cara yang halus sampai cara yang kasar.
• Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
Menyerang Islam dari dalam:
• Penyebaran faham sekulerisme
• Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
• Penyebaran faham nasionalisme.
• Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam.
"Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashobiyah dan bukan golonganku orang yang berperang atas dasar ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati karena ashobiyah.”
• Pengrusakan akhlak umat Islam terutama para pemudanya.
Sarana GF
• Mass Media: cetak dan elektronika
• Sarana pendidikan
• Gaya hidup
Hasil GF
• Umat Islam menyimpang dari Al Qur'an dan As Sunnah QS.25:30
• Minder dan rendah diri QS.3:139
• Ikut-ikutan QS.17:36
• Terpecah-belah QS.30:32
DISKUSI
Amir sejak lama mempunyai kebiasaan yang sangat baik. Setiap hari ia pasti menyempatkan waktu untuk membaca Al Qur'an dan juga membaca terjemahannya walaupun itu hanya satu ayat saja. Ia sangat senang sekali Ibunya membelikannya Qur'an beserta terjemahannya saat ia berulang tahun bulan yang lalu. Hari ini Amir baru saja membaca QS.2:120 dan melihat terjemahannya: "Dan tidak akan ridha selamanya Yahudi dan Nashara sampai kalian mengikuti millah mereka...." Ia berpikir 'Ah, teman-temanku yang Nasrani semuanya baik padaku'. 'Masa kita harus berburuk sangka atau apriori kepada mereka?' Tetapi ini Allah yang berkata, Ia yang paling tahu akan sifat-sifat manusia. 'Bagaimana ini, apakah aku harus menjauhi mereka dan tidak usah berteman dengan mereka?'
Memasuki era globalisasi ini, dunia semakin terasa kecil dengan perkembangan teknologi informasi. Semua informasi terasa tak terbendung. Orang dapat mengetahui apa saja yang diinginkannya di negara manapun. Teknologi internet memungkinkan hal tersebut. Tetapi apakah semua informasi ini benar atau baik.
• Bagaimana pengaruh internet terhadap generasi muda?
• Bagaimana menanggulangi pengaruh negatifnya?
• Bagaimana pengaruh media massa (cetak dan elektronik) terhadap gaya hidup dan perilaku generasi muda?
REFERENSI
• Daud Rasyid, M.A, Al-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.
• Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlak dari Barat.
• Abu Ridho, Pengantar memahami Al-Ghazwu Al- Fikri
• Prof. DR. Abdulkarim Yunus Al-Khatib,dkk. Membendung Sikap Anti Islam.
• DR.Darouza, Mengungkap tentang Yahudi
PROBLEMATIKA UMAT
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Peserta menyadari bahwa kondisi umat Islam sekarang tidak berdaya berawal dari pemahaman Islam yang bersifat parsial.
Peserta termotivasi untuk mempelajari Islam sesuai dengan Manhaj Pendidikan Islam.
Munculnya ghiroh terhadap Islam untuk meninggikan Izzah Islam.
Tujuan Instruksioanl Khusus (TIK)
Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki umat Islam.
Peserta memahami faktor-faktor kemunduran umat Islam.
Paserta memahami solusi dari permasalahan umat yang ada.
Rincian Waktu
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
Renungan “hubbud dunya”
Pada suatu hari Ibnu Hajar Al Asqalani yang menjabat sebagai Kepala Hakim Mesir pada saat itu mengadakan perjalanan dengan memakai pakaian kebesaran. Dalam perjalanan, beliau berjumpa dengan seorang laki-laki Yahudi yang berpakaian compang-camping. Tiba-tiba si Yahudi itu berseru “berhenti dulu!” Maka Hajar pun menghentikan langkahnya.
Tak lama kemudian si Yahudi mengajukan pertanyaan kepada Ibnu Hajar, ”Bagaimana Tuan menjelaskan sabda Nabi Tuan yang menyatakan bahwa dunia ini adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi seorang kafir, dan Tuan sendiri hidup senang dan mewah padahal tuan orang beriman.”
Maka Ibnu Hajar menjawab, “Engkau, dalam keadaan sengsara sepserti itu seolah-olah berada dalam surga bila dibandingkan dengan keadaanmu disiksa dengan siksaan yang pedih di akhirat nanti, jika engkau mati nanti dalam keadaan kafir. Sedangkan aku, dalam keadaan mewah seperti ini jika di akhirat nanti Allah akan memasukkan aku ke dalam surga maka kesenangan duniawi yang kurasakan seolah-olah merupakan penjara bila dibandingkan dengan kenikmatan yang menanti-nanti di dalam surga.”
Mendengar penjelasan Ibnu Hajar seperti itu , spontan saja si Yahudi itu bertanya “Apakah benar demikian halnya?” Ibnu Hajar menjawab, “Ya, benar.” Maka si Yahudi itupun mengucapkan, “Aku bersaksi bahwasanya Illah (tuhan) itu hanya Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul utusan Allah.”
Rincian Bahasan
Potensi Umat Islam
Sesungguhnya umat Islam memiliki potensi yang pada umumnya tidak dimiliki oleh sistem lain yang ada. Potensi-potensi tersebut diantarnya adalah potensi syariah/peraturan yang lengkap mencakup seluruh aspek kehidupan. Syariah itu tertuang dalam Al Qur’an dan As sunnah. Sabda Rasulullah, SAW:
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara. Kalian tak akan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, (yaitu) Kitabullah dan sunnah rasul-Nya.” (Al Hadist)
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya bahwa Al Qur’an adalah Hudan (petunjuk) bagi hamba-hambanya yang bertaqwa (QS. 2:2), bahkan untuk seluruh umat manusia (QS. 2:185). Maka Allah pula yang menjaga kemurnian dan keaslian Al Quran dari waktu ke waktu berbeda dengan kitab suci yang lain yang telah mengalami kontaminasi oleh sentuhan tangan manusia sehingga sebagian isinya tidak asli lagi, Al Qur’an yang kita lihat saat ini adalah sama persis dengan wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW. Firman Allah:
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. 15:9)
Potensi kedua yang dimiliki umat Islam adalah karunia Allah berupa kekayaan alam yang hampir sebagian besar (65%) berada di negeri-negeri muslim. Tugas umat Islam pulalah untuk mengoptimalkan pemanfaatannya bagi kemaslahatan umat manusia dan alam semesta. Tentu saja hal ini membutuhkan perngakat teknologi dan keunggulan sumber daya manusia. Cadangan minyak bumi pun sebanyak 65% berada di negeri muslim.
Selain itu umat Islam memiliki potensi dalam jumlah jiwanya. Sebagian besar penduduk dunia adalah muslim. Tantangan bagi kita tentu saja umat Islam tidak hanya unggul dari segi kuantitas, namun lebih penting lagi adalah kualitasnya.
Umat Islam juga telah mendapat jaminan kemenangan dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:
“Dialah yang mengutus rasul Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya diatas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci.” (QS. 61:9)
Pertolongan Allah pun amat dekat lagi bagi orang-orang yang beriman (QS 2:214), namun tentu saja semua itu kembali kepada kita. Allah pasti akan memberikan kemenangan itu bila kita layak dan pantas memperolehnya.
Termasuk salah satu potensi yang dimiliki umat Islam adalah sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan, yaitu sejarah sejak masa Rasulullah bersama para sahabat, sampai berabad-abad setelahnya. Hal ini seharusnya membangkitkan optimisme pada diri kita. Apa yang dahulu mereka miliki yaitu Al Qur’an dan Sunnah sampai sekarang. Namun sudahkah kita memiliki kedalaman yang sama dengan mereka?
Faktor-Faktor Kemunduran Umat Islam
Kemunduran umat Islam yang kini terjadi tentu ada penyebabnya. Faktor-faktor penyebab ini pada dasarnya dapat dibedakn atas faktor internal (dari dalam tubuh umat Isalm sendiri) dan faktor eksternal (dari luar umat Islam).
Faktor internal diantaranya adalah:
1. Jauhnya umat Islam dari Al Qur’an dan As Sunnah
Dalam QS 25:30 Allah berfirman:
“Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini sesuatu yang diacuhkan.”
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang mengacuhkan Al Qur’an ini ada 3 kemungkinan:
Ia tidak membaca Al Qur’an
Seorang muslim yang tidak membaca Al Qur’an padahal ia bisa membacanya dan jika ia tidak bisa menbacanya lantas ia tidak berusaha untuk menjadi bisa,maka ia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang acuh terhadap Al Qur’an.
Ia membaca Al Qur’an namun ia tidak mentadabburinya
Seorang musalim yangmembaca Al Qur’an seharusnya ia mengalami peningkatan keimanan, yaitu bila ia tidak asal membaca saja. QS 8:2)
Ia membaca Al Qur’an, mentadabburinya namun ia tidak mengamalkannya
Seorang muslim baru dikatakan benar keimanannya terhadap Al Qur’an bila ia membacanya secara kontiniu, mentadabburinya sehingga bertambah pemahaman dan keyakinannya akan kebenaran Al Qur’an dan mengamalkan dengan sekuat tenaga apa-apa yang telah dibacanya.
Salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah akibat mereka mempelajari Islam hanya karena mereka mengikuti sehingga pemahaman Islam yang ada hanya sekedar pemahaman ikut-ikutan (taqlid buta), bukan pemahaman yang berlandaskan ilmu pengetahuan QS 17:36)
2. Terpecah-belah karena ada perbedaan Furu’
Seperti masalah Fiqh mazhab, masalah jama’ah dan sebagainya. Sampai merusak hubungan ukhuwah Islamiyah. Tentu saja umat yang berpecah belah akan lebih mudah dikalahkan oleh musuh–musuh Islam. Sudah saatnya bagi umat Islam memperkuat kesatuan hati dan tali Ukhuwah.
“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu memembelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak akan dapat mempersatuka hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka, sesungguhnya Dia Mahaperkasa Lagi Mahabijkasana” QS 8:63
3. Adanya perasaan rendah diri dan tidak tsiqoh pada umat Islam
Diantara umat Islam kini banyak yang tidak mempunyai izzah Islam, merasa enggan untuk menunjukakan identitas keislamannya. Perasaan ini timbul karena melihat melihat kondisi faktual umat yang saat ini cenderung berada di bawah. Padahal perasaan seperti ini tidak boleh menghinggapi seorang muslim, karena kondisi umat Islam ini justru disebabkan karena umat Islam jauh dari pemahaman Islam yang benar.
Bila kita belajar dari sejarah, maka akan tampak bahwa masalah kegemilangan umat Islam terjadi pada masa di mana mereka benar-benar menegakkan bangunan Islam pada dirinya dan masyarkat. Ketika itu Islam tampil sebagai peradaban, tidak ada yang menutupi cahayanya, sesuia dengan sabda Rasulullah:
“Al Islamu ya’lu wa laa yu’la alihi” (Islam itu tinggi dan tidak ada yang menandingi ketinggiannya)
Izzah Islam harus bangkit pada diri tiap-tiap umat Islam karena orang yang paling tinggi derajatnya di muka bumi ini adalah sesungguhnya orang-orang yang beriman. Firman Allah QS 3:139.
4. Adanya gejala taqlid dengan semua yang dating dari kaum kafir
Ketika seorang muslim tidak lagi memiliki Izzah dengan ke-Islamannya, maka mudah saja baginya untuk berkiblat kepada sesuatu yang lain, yang datang dari luar Islam atau orang kafir sekalipun.
5. Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
Padahal Islam merupakan Agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Bahkan Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya QS 58:11. Rasulullah bersabda:
“Keutamaan seorang ‘alim (ahli ilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan atas orang yang paling rendah derajatnya.” (HR At Tirmidzi)
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalan menuju surga…..” (HR Muslim, Ibnu Hibban, dan Al Hakim)
Islam telah pula melahirkan para ilmuwan besar dalam sejarah, seperti Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu Rusyd (Averroes), Al Khawarizmi, Ibnu Qaldun dan lain- lain.
Disamping faktor internal, terdapat pula factor eksternal yang menjadi sebab mundurnya umat Isalm, yaitu adanya ghazwul fikri (perang Pemikiran) dan harakatul irtidad (gerakan pemurtadan) dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan Umatnya QS 2:120.
Solusi apakah yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan problematika umat Islam sast ini?
Diantara solusinya adalah:
Umat Islam harus menerapkan syari’at Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Mendidik generasi Islam dengan Manhaj pendidikan yang syamil (sempurna) dan mutakamil (menyeluruh).
Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh QS 8:60
Dengan perjuangan dan pengorbanan total.
Hanya dengan 30 ayat (ceramah Hasan Al Banna)
“Tentang persoalan kehidupan, sesungguhnya syari’at Islam adalah syari’at yang fleksibel, tepat untuk setiap waktu dan tempat. Syari’at Islam secara global memberikan solusi terhadap problematika kehidupan ini dalam 30 kata (jumlah ini dalam teks Arab ayat-ayat Al qur’an)
Pertama: Persoalan Negara
Kedua: Persoalan keluarga
Ketiga: Persoalan ekonomi/asset
Untuk persoalan pertama, solusinya dengan delapan kata, yaitu Firman Allah QS 3:159. Manakala persoalan Negara ditegakkan diatas syuro’, umat akan memperoleh haknya, demikian juga pemerintahnya. Kalau demikian halnya, tidak diragukan lagi pemerintah itu adalah pemerintah yang baik (ad daulah ash shalih)
Solusi yang kedua cukup dengan Firman Allah QS 2:228, tingkatan pengarahan untuk keluarga bisa luas dan bisa juga sempit sesuai dengan tarbiyah yang dijalankan oleh umat. Jika tarbiyah sudah berlangsung sesuai dengan syari’at, maka tingkatan dalam memberikan arahan adalah peningkatan pada arah yang lebih baik. Namun apabila tarbiyah belum berlangsung sesuai dengan syari’at, sebagaimana kita saksikan sekarang ini, yakni banyaknya kaum wanita yang keluar rumah dengan penampilan yang bertolak belakang dengan adab dan kesopanan, tidak diragukan lagi bahwa tingkatan arahan dalam bentuk melarang mereka dan berusaha mencegahnya dari segala yang dimurkai Allah SWT.
Tentang persoalan yang ketiga, solusinya adalah empat belas kata. Tujuh kata untuk rakyat (mahkum) QS Al Ma’arij 24-25. sedangkan tujuh ayat lagi adalah untuk penguasa atau (hakim) QS At Taubah:103. Persoalan yang menimpa umat dan dibiarkan begitu saja oleh mereka, dan membuat para ulama bingung dalam memahami dan meletakkan kaidah-kaidahnya, sebenarnya sudah dipecahkan oleh Al Quranul Karim dalam tiga puluh ayat dari Kitabullah……”
Diskusi
Cobalah diskusikan dengan teman-temanmu, sampai sejauh manakah peranan seorang mahasiswa dalam menyelesaikan problematika umat Islam saat ini?
Referensi
• Super Mentoring, Syaamil Cipta Media.
• Panduan aktifis harokah, pustaka Al Ummah
• Nabil bin Abdurrahman, Rencana penghapusan Islam dan pembantaian kaum Muslimin di abad modern.
UKHUWAH ISLAMIYAH
(Persaudaraan Islam)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mentoring diharapkan dapat memahami indahnya persaudaraan dalam Islam dan mengaplikasikannya.
Lahirnya generasi yang memiliki rasa solidaritas tinggi terhadap sesama
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan hakekat UI
• Peserta mengetahui perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
• Peserta mengetahui hal-hal yang menguatkan ukhuwah dan buah dari UI
ALOKASI WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
Game Mentor membawakan permainan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan 5’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
GAME
Menyusun Bujur Sangkar
Media :
* Sembilan (9) bujur sangkar dari karton / kertas berukuran sama yang telah dipotong secara acak dan dipisah-pisahkan ke dalam 3 amplop
Cara :
• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Masing-masing kelompok mengirimkan 3 orang sebagai pekerja yang duduk secara melingkar, sedangkan yang lainnya bertugas sebagai pengawas
• Tiap kelompok mendapat satu amplop yang berasal dari tiga bujur sangkar yang berukuran sama dan telah dipotong secara acak
• Mentor bertugas membagikan membagikan potongan-potongan acak dari bujur sangkar tersebut kepada setiap pekerja kelompok
• Tiap pekerja mendapatkan 3-5 potongan karton
• Setiap pekerja diberi waktu tiga menit untuk membentuk bujur sangkar dari potongan karton tersebut
• Pekerja boleh memberikan potongan karton yang dimilikinya kepada teman pekerja lain dalam kelompoknya tetapi tidak boleh memintanya
• Pekerja tidak boleh berkomunikasi sesama pekerja dan tidak boleh memberi petunjuk atau berdiskusi dengan temannya untuk menentukan letak potongan karton yang dimilikinya atau yang diperoleh temannya
• Pekerja yang sudah membentuk bujur sangkar miliknya boleh merubahnya lagi sedemikian sehingga setiap pekerja akan memiliki atau membentuk sebuah bujur sangkar
• Pengawas bertugas mengawasi dan memberikan penilaian terhadap jalannya permainan. Pengawas berhak menegur pekerja yang melanggar ketentuan
Kriteria Keberhasilan
• Setiap pekerja atau kelompok dapat membentuk bujur sangkar dalam waktu yang ditentukan
• Setiap pekerja menolong temannya dengan memberikan potongan bujur sangkar yang dimilikinya
• Setiap pengawas menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya
Hikmah
• Ta'awun/ saling tolong menolong adalah salah satu kunci ukhuwah
• Pentingnya tausiyah dalam membina ukhuwah
RINCIAN BAHASAN
Makna Ukhuwah Islamiyah
Menurut Imam Hasan Al-Banna : Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan Aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah
1. Nikmat Allah (QS.3 : 103)
2. Perumpamaan tali tasbih (QS.43 : 67)
3. Merupakan arahan Rabbani (QS.8 : 63)
4. Merupakan cermin kekuatan iman (QS.49 : 10)
Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat Islam.
Ukhuwah Jahiliyah bersifat temprorer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan aqidah (misal : ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi)
Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah :
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda : 'Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu didepannya. Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata : `Aku mencintai dia, ya Rasulullah`. Lalu Nabi menjawab : `Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?` Orang tersebut menjawab : `Belum`. Kemudian Rasulullah bersabda:`Beritahukan kepadanya`. Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata ;`Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah`. Kemudian orang yang dicintai itu menjawab :`Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya."
2. Memohon dido'akan bila berpisah
" Tidak seorang hamba mukmin berdo'a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata :'Dan bagimu juga seperti itu." (HR.Muslim)
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari saudaramu), Dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan." (HR.Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
"Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah." (HR.Abu Daud dari Barra')
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
Imam Malik meriwayatkan : Berkata Nabi bahwa Allah berfirman:"Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, dimana keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku."
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
"Hendaklah kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati." (HR. Imam Dailami dari Anas)
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
"Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan beban penderitaan di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang yang dalam dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudar-Nya." (HR. Muslim)
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
" Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka nasehati pulalah dia, jika bersin maka doakanlah, jika sakit kunjungilah dan jika meninggal maka antarkanlah ke kubur." (HR. Muslim dan Abu Hurairah)
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
" Barangsiapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan niscaya Allah menggembirakannya pada hari kiamat." (HR. Thabrani)
Buah Ukhuwah Islamiyah
1. Merasakan lezatnya Iman
" Tiga perkara yang barangsiapa terdapat padanya tiga perkara tersebut maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu: jika ia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai yang lain, merasa cinta karena Allah dan benci karena Allah pula, lebih menyukai api neraka yang menyala daripada harus berbuat syirik kepada Allah." (HR. Muslim)
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
" Allah berfirman pada hari kiamat: 'Dimana orang-orang yang menjalin rasa cinta karena aku ?' Hari ini pada saat tidak ada lagi naungan apapun kecuali naungan-Ku. Ada sebanyak 7 kelompok dari mereka itu yang mendapat perlindungan-Nya saja. Sebagaimana diriwayatkan Asy-Syaikhanibahwa diantara yang 7 kelompok itu adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah juga." (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Anas ra)
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (QS.15 : 45-48)
" Sesunguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang diatasnya terdapat suatu kaum yang menggunakaan pakaian cahaya. Wajah mereka bercahaya, dan mereka itu bukan Nabi juga bukan para syuhada. Akan tetapi para Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga berkata : ' Hai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu ?' Beliau menjawab : ' Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Alah, dan saling bermajlis karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata." (HR. Nasa'i)
DISKUSI
Saat ini umat Islam di dunia mudah dipecah-belah dan sulit untuk bersatu, apa saja yang menyebabkan hal itu ?
Bagaimana dengan kerja sama waktu ulangan, apakah itu termasuk ukhuwah ?
REFERENSI
• Ust. Husni Adham Jarror, Bercinta dan bersaudara karena Allah , GIP
• Abdullah Nasih 'Ulwan, Meraih nikmatnya iman
• Rahasia Sukses Ikhwan Membina Persaudaraan di Jalan Allah, Asadudin Press
• Panduan Aktivis Harokah, Al-Ummah
RISALAH PEMUDA ISLAM
TUJUAN INSTRUKTUSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu mengetahui dan memahami pentingnya peran pemuda islam
TUJUAN INSTRUKTUSIONAL KHUSUS (TIK)
1. Peserta memahami pentingnya masa muda
2. Peserta mengetahui cara mengembangkan potensi pemuda Islam
3. Peserta termotivasi memanfaatkan potensinya dalam aktifitas yang Islami
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo.Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan.Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.
Di dalam al-Qur’an peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi [18:19-22], kisah pemuda Ibrahim [21:60,69 dan 2:258] dan pemuda yang dibunuh oleh Ashabul Uhdud [lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Buruuj] dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadits Rasulullah SAW sbb:”Manfaatkanlah yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” [HR. al-Baihaqi]
Bagaimana potensi pemuda itu dapat dikembangkan dalam bingkai Islam? Setidaknya mereka dituntut melaksanakan sepuluh risalahnya:
1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam [35:28, 58:11].
“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikan dalam agama.” [HR. Bukhari-Muslim]
“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrullah dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” [HR.At-Tirmizi]
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk [23:51].Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya [2:165] dan ittiba’ (mengikuti) Rasul-Nya [3:31, 53-3-4].
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam [103:1-3; 41:33; 3:110; 9:71; 5:78-79].
“Barangsiapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” [HR.Muslim]
4. Berjihad di jalan Islam
Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin.Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam:
• Jihad lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW [5:62].
• Jihad maali atau jihad dengan harta [49:15; 9:111].Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
• Jihad bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan /kekuasaan dan jiwa [22:39, 2:190, 8:39, 9:36].Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, usaha mempertahankan diri terhadap serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontak atau pembangkang atas negara Islam.
• Jihad siyaasi atau jihad politik.
• Jihad tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam [3:79].
5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam [21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9].
Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqomah.”Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” [HR. Abu Nu’aim].
6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah Islamiyah sesama muslim [8:63, 59:9]. “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lain saling mengokohkan.” [Al-Hadits]
7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam
Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien [3:146]
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis.Sebaliknya harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT.Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis [12:87, 15:56].
9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktifitas yang telah dilakukan
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik [13:11].
“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” [HR.At-Tirmizi].
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka.” [HR. An-Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash]
KESIMPULAN
Permasalahan keummatan bukanlah milik individu/seseorang atau sekelompok golongan, tetapi adalah milik semua orang yang hari ini masih menginjakkan kakinya dimuka bumi. Permasalahan itu juga tidak bisa diselesaikan oleh orang-orang yang bekerja sendirian tetapi semuanya hanya dapat diselesaikan oleh orang-orang yang terbingkai dalam kekuatan amal jama’i. Penyakit yang telah meradang kesemua komponen dalam kehidupan kita memerlukan treatment khusus dan penanganan yang cepat. Pemuda harus mampu melihat kondisi ini sebagai peluang untuk berkreasi dan menyelesaikan masalah, karena pemuda adalah insan-insan yang memiliki potensi luar biasa. Ketika semua potensi besar yang dimiliki oleh seorang pemuda ini dilengkapi dengan fikroh (pemikiran) yang benar-fikroh islami- maka akan menghasilkan aktifitas-aktifitas yang islami. Ketika potensi ini juga dilengkapi dengan tuntunan/risalah yang tepat maka akan menciptakan karya-karya luar biasa pula sebagai sebuah prestasi tertinggi di hadapan Allah azza wa jalla.
DISKUSI
• Apa urgensinya ’memulai dari diri sendiri’ sebelum kita terjun untuk menyelesaikan permasalahan ummat?
• Apa peran yang telah kamu lakukan baik dilingkungan keluarga, kampus, masyarakat sebagai sebuah proses untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada?
• Bagaimana tindakan kamu ketika melihat teman atau saudara kita yang terlalu apatis atau tidak peduli sama sekali dengan persoalan-persoalan yang ada.
REFERENSI
• Majalah Islam “Sabili”, No.33/11 Januari 1991
• Husni Adham Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, GIP
• Dr.Muh.Ibrahim An-Nashr, Dr.Yusuf Al-Qardhawi dan Said Hawa, Berjuang di jalan Allah, GIP
BIODATA MENTEE
Mentoring Agama Islam
Fakultas Universitas Sumatera Utara
Informasi Pribadi
Nama Lengkap : Univ./Fakultas :
Nama Panggilan : Jurusan :
Alamat Medan :
Alamat Kost :
No. Telp/Hp : /
E-mail :
TTL :
Gol. Darah : A / B / O / AB* *(coret yang tidak perlu
~ Kewarganegaraan________________________________________________
~ Suku
~ Anak ke ________dari__________bersaudara
~ Hobby? Membaca Teater Jelajah Alam Olahraga Design grafis
Jurnalistik Memancing Jalan – jalan Musik
lainnya(sebutkan)___________________________________________________________
~ Cita-Cita_________________
~ Tinggi cm
~ Berat Badan kg
Riwayat Pendidikan
Jenjang Asal Tahun
TK
SD/Sederajat
SLTP/Sederajat
SLTA/Sederajat
Riwayat Organisasi
No. Organisasi Jabatan Tahun
Training / Pelatihan yang pernah diikuti
No. Training Lembaga Tahun
Prestasi Yang Pernah Diraih
No. Prestasi Tahun
Buku Yang Pernah Dibaca
No. Judul Buku Pengarang
Informasi Orangtua/wali
Nama Bapak/wali :
Nama Ibu :
Alamat Orangtua/wali :
No. Telp/Hp : /
Pekerjaan Bapak/wali :
Pekerjaan Ibu/wali :
~ Apakah anda sudah pernah mengikuti kegiatan mentoring?
Pernah Tidak Pernah Masih
~ Moto Hidup
Demikianlah Biodata ini saya isi dengan sebenar-benarnya. Medan, September 2008
BIODATA PEMENTOR
Mentoring Agama Islam
Fakultas Universitas Sumatera Utara
Informasi Pribadi
Nama Lengkap : Univ./Fakultas :
Nama Panggilan : Jurusan :
Alamat Medan :
Alamat Kost :
No. Telp/Hp : /
E-mail :
TTL :
Gol. Darah : A / B / O / AB* *(coret yang tidak perlu
~ Kewarganegaraan________________________________________________
~ Suku
~ Anak ke ________dari__________bersaudara
~ Hobby? Membaca Teater Jelajah Alam Olahraga Design grafis
Jurnalistik Memancing Jalan – jalan Musik
lainnya(sebutkan)___________________________________________________________
~ Cita-Cita_________________
~ Tinggi cm
~ Berat Badan kg
Riwayat Pendidikan
Jenjang Asal Tahun
TK
SD/Sederajat
SLTP/Sederajat
SLTA/Sederajat
Riwayat Organisasi
No. Organisasi Jabatan Tahun
Training / Pelatihan yang pernah diikuti
No. Training Lembaga Tahun
Prestasi Yang Pernah Diraih
No. Prestasi Tahun
Buku Yang Pernah Dibaca
No. Judul Buku Pengarang
Informasi Orangtua/wali
Nama Bapak/wali :
Nama Ibu :
Alamat Orangtua/wali :
No. Telp/Hp : /
Pekerjaan Bapak/wali :
Pekerjaan Ibu/wali :
~ Apakah anda sudah pernah mengikuti kegiatan mentoring?
Pernah Tidak Pernah Masih
~ Moto Hidup
~ Keaktifan Halaqoh
Aktif Tidak Aktif
Demikianlah Biodata ini saya isi dengan sebenar-benarnya. Medan, September 2008
MASTER PLAN
MENTORING AGAMA ISLAM
No Nama Kegiatan Realisasi Program
Bulan ke-1 Bulan ke-2
M-1 M-2 M-3 M-4 M-1 M-2 M-3 M-4
M.O.U
MENTORING AGAMA ISLAM
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
NIM :
Fak/Jur :
No. Telp/Hp :
Bersedia mematuhi hal-hal di bawah ini:
1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
2. Mengikuti Daurah Pementor yang diselenggarakan oleh Tim Mentoring Agama Islam baik ditingkat fakultas maupun tingkat universitas
3. Selalu menjaga diri dari perbuatan yang sia-sia dan melanggar syari’at
4. Tidak pacaran dan tidak merokok
5. Bersedia menjalankan follow up mentoring
Apabila dalam pelaksanaannya kemudian saya tidak mematuhi ketentuan-ketentuan di atas, maka saya bersedia diberikan sanksi.
Demikianlah surat kesepakatan ini saya isi dengan sebenar-benarnya dan saya menyetujui terhadap apa-apa yang ada di dalamnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Medan, ………September 2008
( )
KUESIONER PRA TEST MENTEE
No Pertanyaan Ket
1 Berapa kali Anda melaksanakan shalat wajib dalam sehari?
2 Berapa kali Anda membaca Al-Qur’an dalam seminggu?
3 Berapa kali Anda puasa sunnah Senin-Kamis dalam sebulan?
4 Doa sehari-hari apa yang biasa Anda lafalkan?
5 Bacaan Islami apa saja yang pernah Anda baca?
6 Apakah anda mengetahui dan mengikuti kegiatan mentoring sebelumnya?
7 Apa keinginan Anda dari kegiatan mentoring ini?
ABSENSI MENTORING AGAMA ISLAM
T.A 2008/2009
Nama Pementor :
Kelompok :
Fakultas/Jurusan :
Semester :
NO Nama NIM Pertemuan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
(Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl) (Tgl)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
% Kehadiran
Paraf Pementor
BERITA ACARA
MENTORING AGAMA ISLAM
Nama Pementor :
Kelompok :
Fakultas/Jurusan :
Semester :
Pertemuan Tanggal Materi Jumlah Peserta Mulai Selesai Tempat Mentoring Paraf
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
MUTABA’AH YAUMIYAH
(before Mid)
Tanggal pertemuan : / /
No Nama Shalat Wajib Shalat Rawatib Shalat Dhuha Tilawah Baca Buku (judul)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Target 5x /hari 2x /hari 2x /minggu ½ juz/ minggu 1x /minggu
MUTABA’AH YAUMIYAH
(after Mid)
Tanggal pertemuan : / /
No Nama Shalat Wajib Shalat Rawatib Qiyamul Lail Shalat Dhuha Shaum Sunnah Tilawah Baca Buku (judul)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Target 5x /hari 2x /hari 1x /minggu 2x /minggu 1x /minggu ½ juz/ minggu 1x /minggu
DATA FOLLOW UP MENTORING
Mentoring Agama Islam
Fakultas Universitas Sumatera Utara
Informasi Pribadi
Nama Lengkap : Univ./Fakultas :
Nama Panggilan : Jurusan :
Alamat Medan :
Alamat Kost :
No. Telp/Hp : /
E-mail :
TTL :
Nama Pementor :
Lama Mentoring* : minggu *( diisi oleh pementor masing-masing
Gol. Darah : A / B / O / AB* *(coret yang tidak perlu
~ Kesediaan mengikuti follow up mentoring
Bersedia
Alasan :
Tidak Bersedia
Alasan :
Organisasi Yang Pernah Diikuti di Kampus
No. Organisasi Jabatan Tahun Tingkat Prioritas
Saran dan harapan :
FORMAT NILAI
Absensi : 40%
Tugas/quis : 10%
Ujian Tengah Mentoring (UTM) : 15%
Ujian Akhir Mentoring (UAM) : 20%
Akhlak : 15%
No Nama Nim Absensi Tugas UTM UAM Akhlak NA
100%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
STANDARD NILAI
A : 100-86
B+ : 85-76
B : 75-66
C+ : 65-56
C : 55-46
D : 45-36
E : 35-0
Persyaratan Mengikuti Ujian
Ujian Tengah Mentoring (UTM) : 80% kehadiran sebelum dilaksanakannya UTM
Ujian Akhir Mentoring (UAM) : 80% kehadiran dari awal pertemuan hingga pertemuan sebelum dilaksanakannya UAM
LEMBAR EVALUASI MENTORING
Mentoring Agama Islam
Fakultas Universitas Sumatera Utara
Informasi Pribadi
Nama Lengkap : Univ./Fakultas :
Nama Panggilan : Jurusan :
Alamat Medan :
Alamat Kost :
No. Telp/Hp : /
E-mail :
TTL :
Nama Pementor :
LEMBAR EVALUASI
Berapa kalikah anda menghadiri kegiatan Mentoring?
Manfaat apa yang anda rasakan dari kegiatan ini!
Berikan kritikan anda terhadap mentoring ini!
Bagaimana menurut anda terhadap materi yang diberikan!
Apakah materi yang disampaikan sesuai dengan keinginan anda?
Apakah lokasi tempat diadakannya Mentoring Agama Islam kondusif?
Apakah ada sesuatu yang anda dapatkan dari materi yang diberikan? Tuliskan!
Bagaimana menurut anda tentang pementor!
Berikan kritikan terhadap pementor
Berikan saran terhadap pementor!
Apakah anda masih berkeinginan untuk mengikuti kegiatan mentoring kembali? Ya
Tidak
Apakah harapan anda untuk kegiatan mentoring ini ke depan!
KUESIONER PEMENTOR
Berapa jumlah Mentee pada awal Mentoring? orang
Berapa jumlah Mentee yang mengikuti follow up Mentoring? orang
Materi apa yang telah diberikan?
Analisa SWOT keadaan mentoring?
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATMENT
PETUNJUK TEKNIS PEMBUATAN
LAPORAN KEGIATAN MENTORING AGAMA ISLAM
A. Format Pengetikan
Laporan kegiatan diketik rapi menggunakan program aplikasi MS. Word dengan :
1. Jenis huruf : Arial
2. Ukuran :10 points
3. Spasi : Single [1 spasi]
4. Jenis kertas : Letter
5. Margin : Kiri 3.5 cm,
Kanan, atas, bawah 2.5 cm
B. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Laporan Kegiatan
Lembaga Mentoring Agama Islam
Fakultas........................................
Metode Penulisan Penulisan laporan pada setiap item sebaiknya dituliskan dalam bentuk uraian. Sekalipun ada yang harus dalam bentuk poin-poin penting, dituliskan dengan uraian
Kata Pengantar << cukup jelas >>
Daftar Isi << cukup jelas >>
I. Pendahuluan Bagian ini menjelaskan tentang point-point
a. Latar Belakang
b. Tujuan Mentoring
II. Program Kerja Bagian ini menjelaskan tentang program-program yang telah disusun oleh Lembaga MAI Faultas saat diawal kepengurusan. Program Kerja yang ada mencakup semua departemen yang dalam Lembaga MAI Fakultas
III. Kondisi Objektif dan Problematika Bagian ini menjelaskan tentang point-point:
a. Tim Mentoring (uraikan mengenai struktur TIM MAI dan permasalahan yang timbul)
b. Peserta Mentoring(Uraikan mengenai kondisi peserta mentoring, termasuk mantan ADS serta permasalahan yang dihadapi mentee selama proses mentoring). Disertai dengan Tabel berupa Daftar Nama Mantan ADS
c. Kondisi Kampus (uraikan mengenai kondisi internal maupun eksternal yang mempengaruhi berjalannya proses mentoring)
Sistematika Penulisan Laporan Kegiatan
Lembaga Mentoring Agama Islam
Fakultas........................................
IV. Data dan Pembahasan Bagian ini menunjukkan tabel-tabel :
a. Tim Mentoring
b. Peserta Mentoring
c. Kegiatan Mentoring
V. Kesimpulan dan Saran << cukup jelas >>
VI. Penutup << cukup jelas >>
CONTOH FORMAT LAPORAN KEGIATAN
Struktur Badan Koordinasi Mentoring Agama Isalam
Job Description Badan Koordinasi Mentoring Agama Islam
• Ketua
- Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi
- Melakukan koordinasi dengan Badan Penasehat
- Mengawasi dan mengevaluasi kinerja departemen-departemen di bawahnya
• Sekretaris
- Menjalankan administrasi organisasi
- Mengelola sistem pengarsipan data dan inventarisasi
- Mengagendakan rapat presidium dan TIM MAI Fakultas
- Mendampingi ketua dalam menjalankan roda organisasi
- Menggantikan peran dan fungsi ketua ketika ketua berhalangan dalam menjalankan roda organisasi
- Bertanggung jawab kepada ketua
Divisi Database
- Membuat format database pementor dan mentee untuk digunakan di seluruh TIM MAI Fakultas
- Mengumpulkan dan mengevaluasi database pementor dan mentee dari seluruh TIM MAI Fakultas
- Bertanggung jawab kepada sekretaris
• Bendahara
- Mengelola keuangan organisasi
- Mencari donatur tetap dan tidak tetap maupun sumber dana lain yang tidak mengikat
- Bertanggung jawab kepada ketua
• Departemen Kurikulum
- Menyusun dan mengevaluasi kurikulum mentoring dan follow up mentoring
- Menyusun dan mengevaluasi silabus mentoring dan follow up mentoring
- Bertanggung jawab kepada ketua
• Departemen Jarkom
- Membangun komunikasi TIM MAI antar Fakultas
- Mencari dan mengelola informasi baik dari intra maupun dari ekstra kampus
- Membangun jaringan dengan pihak-pihak yang dianggap bernilai strategis untuk menjalankan roda organisasi
- Bertanggung jawab kepada ketua
• Departemen PPSDM
- Mengadakan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas jasadiah, ilmiah, ruhiah dan fikriah pementor dan mentee
- Mendistribusikan pementor kepada fakultas yang membutuhkan
- Berkoordinasi dengan TIM MAI Fakultas dalam penyeleksian calon pementor
- Bertanggung jawab kepada ketua
BAB IV
KHATIMAH
Permasalahan-permasalahan yang hadir ditengah umat hari ini tidak hanya menjadi sebuah kekhawatiran semu belaka, tapi menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan dengan segera. Sebuah tugas yang menuntut para muslim dan muslimah terkhusus bagi pelajar ataupun mahasiswa untuk mampu memberikan solusi terhadap kondisi yang ada terutama yang terjadi pada segmen pemuda. Pemuda merupakan sosok yang luar biasa, memiki potensi dahsyat dan dapat berguna secara maksimal ketika kita mampu mengolahnya dengan baik dan pada sarana yang baik pula.
Pola pembinaan yang dimulai dari pembentukan masing-masing individu merupakan sebuah keharusan untuk mewujudkan komunitas yang menjunjung tinggi dan mengedepankan hal-hal yang islami. Mentoring merupakan salah satu pola pembinaan yang dapat dilakukan sebagai sebuah proses untuk menciptakan pribadi-pribadi yang hanif. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka diperlukan suatu kurikulum untuk mempermudah pelaksana mentoring dalam menjalankan program mentoring agama Islam.
Dengan segala daya dan upaya akhirnya kurikulum dari mentoring agama Islam dapat terselesaikan. Ini semua tidak terlepas dari semua kerja keras yang telah dilakukan oleh kawan-kawan yang berada di tim ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan yang telah memberikan saran dan kritik sebagai sebuah usaha untuk memaksimalkan apa yang telah dibuat sebelumnya. Semoga ini dapat bermanfaat dan Allah memudahkan kita untuk berbuat menuju kemuliaan yang tertinggi dalam hidup.Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-61073049887637476822011-11-16T03:59:00.001-08:002011-11-16T03:59:38.836-08:00MUQADDIMAH
1-1. Latar Belakang
Mentoring merupakan sebuah model pembinaan generasi muda muslim yang telah tersebar secara luas di kampus-kampus dan di kampus-kampus. Mentoring menjadi salah satu sarana yang didalamnya dijalankan sebuah proses pembinaan. Proses yang diawali dengan sebuah pengenalan terhadap keutuhan Islam sehingga pada akhirnya peserta mentoring (mentee) mampu memahami serta menjadikan Islam sebagai referensi terhadap segala permasalahan diri dan keummatan. Sarana mentoring menjadi tepat sebagai sebuah solusi terhadap persoalan-persoalan yang hari ini sama-sama kita hadapai bersama, persoalan krisis multidimensi yang berakibat terhadap rusaknya moral terkhusus moral para pemuda. Mentoring melakukan upaya dengan pola pendekatan yang cukup sederhana, yang mampu menumbuhkan kesadaran, menggali potensi diri, dan bersimpati sekaligus berempati terhadap kondisi yang ada.
Sebuah harapan besar ketika kita ingin melihat kondisi yang ideal, kita akan selalu dihadapkan pada realita yang tampak didepan kita yang pada dasarnya kita tidak akan pernah bias untuk mengenyampingkan kenyataan itu. Adalah kecerdasan kita sebagai seorang muslim terkhusus sebagai seorang pemuda melihat ini sebagai peluang untuk bertindak dan berkarya. Kecerdasan dalam berpikir termasuk didalamnya bagaimana kita mampu menganalisa sekaligus mampu memanfaatkan sarana merupakan tindakan yang bijaksana sehingga kita dapat meberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada. Pembinaan merupakan suatu hal penting yang harus dilkukan untuk mengatasi penyakit kronis yang ada. Mentoring adalah salah satu konsep yang ditawarkan sebagai wujud dari pembinaan dan pembentukan jati diri seseorang untuk memiliki pola kehidupan yang benar sesuai dengan apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW kepada ummatnya. Mudah-mudahan dengan sebuah konsep dan pola yang sederhana ini, kita mampu beikhtiar semaksimal mungkin dengan segala daya dan upaya untuk menghadirkan kesyamilan Islam ditengah-tengah kehidupan.
1-2. Defenisi Mentoring
a) Dalam perspektif umum
Mentoring Agama Islam adalah “salah satu sarana pembinaan Islami yang didalamnya ada proses belajar. Orientasi dari mentoring itu sendiri adalah pembentukan karakter dan kepribadian Islami (syakhsiyah Islamiyah)”. Kata mentor dalam bahasa inggris berati penasehat. Mentoring secara umum merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif lebih luas dengan pendekatan saling menasehati dan sesuai dengan karakter remaja.
b) Dalam perspektif metode
Mentoring Agama Islam adalah “metode memahami Islam dengan cara yang menyenangkan”. Kesan dalam masyarakat saat ini (terutama di kalangan remaja), bahwa mempelajari Islam identik dengan
ngantuk dan membosankan. Dengan mentoring, diharapkan kesan itu akan hilang dan berganti dengan perspektif menyenangkan (fun and I love it).
c) Dalam perspektif akademis
Mentoring Agama Islam adalah kegiatan intrakurikuler bagi peserta mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Dengan demikian, mentoring merupakan kegiatan yang legal dan statusnya berkaitan dengan akademis.
1-3. Visi Misi Mentoring
a) Visi Mentoring
“Membentuk mahasiswa muslim yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai dan pedoman hidup dalam rangka mengantarkan mahasiswa untuk mengembangkan bakat, minat, kepribadian yang islami dan bersemangat untuk berdakwah”.
b) Misi Mentoring
1. Membina hubungan baik dan kedekatan hati dengan mentee.
2. Menjadikan program mentoring sebagai sarana pendidikan islam yang berkesinambungan.
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung pembentukan mentalitas spiritual yang tinggi.
PERANGKAT MENTORING
2-1. Pelaksana Mentoring
Pelaksana Mentoring Agama Islam adalah mahasiswa muslim yang telah memenuhi prasyarat sebagai mentor.
2-1.1 Profil Pementor
1. Memiliki kepribadian islam dan dai
2. Memiliki fikrah (pola pikir) yang benar tentang Islam, akidah yang dalam dan amal yang berkelanjutan.
3. Memiliki tsaqofah(pemahaman) islamiyah yang cukup dan menguasai madah (materi-materi) yang terdapat dalam kurikulum mentoring.
4. Dapat menjadi qudwah (teladan) dalam berislam.
5. Inisiatif, inovatif, dan luwes dalam menyampaikan materi dan mampu memotivasi mentee (peserta mentoring).
6. Mempunyai tanggungjawab secara etis terhadap harga diri mentee(peserta mentoring).
7. Mempunyai niat baik untuk membantu orang lain dengan memberikan pelayanan dalam proses belajar mengajar.
8. Mempunyai dedikasi yang tinggi dan rela berkorban disertai sikap hidup yang optimis serta mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
9. Mempunyai kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
10. Bersikap terbuka, mau menerima kritik, sanggup melakukan introspeksi diri dan terus belajar untuk mempertinggi kemampuan teknis dan sosial.
11. Mampu bersikap sebagai teman,pendengar, dan pendidik yang baik.
12. Aktif dalam ta’lim untuk dirinya sendiri.
13. Mempunyai kecenderungan kepada dakwah.
2-1.2 Kriteria pementor
Idealnya kriteria mentor adalah sebagai berikut :
a) Kriteria Ruhiyah
Kekuatan ruh merupakan prinsip dalam kepribadian seorang da’i yang tanpa kekuatan ini seorang pementor ibarat jasad tanpa ruh, begitu pula pada umumnya manusia.
Kekuatan ruh lahir dari aktivitas ruhiyah yang dilakukan oleh seseorang. Sentral aktivitas ruhiyah adalah ibadah ilallah. Dengan ibadah ruh menjadi kuat, hati terkendali, hati tertundukkan dan praktis tergiring untuk menyerah dalam pangkuan Islam secara kaffah. Adapun aktivitas ruhiyah pemacu ruh pementor adalah :
1. Beribadah dengan benar, faham apa yang dibaca, dan merasakan bahwa dirinya sedang bermunajat dan bermuwajahah dengan Rabbnya.
2. Memelihara sholat-sholat wajib dan sunnat.
3. Memelihara keaktifan sholat jama’ah terutama sholat fajr, (QS 17:78)
4. Mendawamkan sholat malam beberapa rakaat semaksimal mungkin.
5. Menjaga amal-amal ibadah yang sunnat.
6. Tilawatil Qur’an dengan tadabbur, tafahum, secara kontinu.
7. Menjaga wirid-wirid dan dzikir-dzikir ma’surat.
8. Senantiasa merendahkan diri (tawadhu’, khudhu’) kepada Allah dengan berdo’a. Karena do’a intinya ibadah.
Inilah keharusan bekal yang harus dimiliki sosok seorang pementor. Keberhasilan dalam mengarungi samudra da’wah akan ditentukan oleh bekal ruhiyah ini. Bekal ini ibaratkan bahan bakar bagi mesin. Laksana pondasi bagi suatu bangunan , bak akar bagi tegaknya pohon.
b) Kriteria Akhlaq
Pada prinsipnya apa yang Allah syari’atkan bertujuan untuk melahirkan prilaku (akhlaq) pribadi dan sosial. Hal ini sesuai dengan misi utama kerasulan Muhammad saw. Sebagai penyempurna akhlaq dan menjadi rahmat untuk semesta alam. Oleh sebab itu suluk, amalan dan pola hidup seorang pementor harus sesuai dengan syariat dan perintah Allah.
Adapun keharusan yang mesti diwujudkan dan harus menjadi kepribadian seorang pementor adalah sebagai berikut :
1. Beradab dan berakhlaq Islami, meliputi:
a. Rendah hati (iffah) dan mendahulukan kepentingan orang lain
Seorang pementor harus bisa bersikap rendah hati dalam segala hal agar dapat dihargai oleh orang lain, mampu menyampaikan yang harus disampaikan. Pementor juga harus bisa mendahulukan kepentingan umum daripada dirinya sendiri.
b. Bersikap toleransi dan berwawasan luas
Pementor dituntut untuk memiliki sifat ini, suka memaafkan dan mengutamakan cinta kasih diantara manusia, tidak egois dan mau menang sendiri. Pementor juga harus memiliki jangkauan kedepan, tajam analisa tentang sasaran dan tujuan hingga mampu menyingkirkan kendala penghalang, (QS 33:48)
c. Seorang pementor harus memiliki sikap benar, berani, rela berkorban, satria, zuhud, penyayang dan muamalah yang baik. Akhlaq ini semua akan mampu membuka hati manusia apabila dilaksanakan oleh para pementor.
2. Menjauhi hal-hal yang haram
Dengan menjauhi hal-hal yang haram akan memancarkan nur Rabbani di dalam hatinya serta akan terlepas dari hawa nafsu, (QS 83:14 ). Orang yang tidak bisa mewujudkan hal tersebut tidak berhak berdiri di shof pementor.
3. Qudwah (contoh amaliyah nyata)
Semaksimal mungkin pementor harus mampu menjadikan dirinya sebagai gambar hidup dari apa yang di da’wahkan (Al-Qur’an) sebab da’wah bil hal lebih kuat pengaruhnya dibanding da’wah dengan konsep.
4. Siap berkorban.
Seorang pementor berfungsi sebagai sopir manusia. Ia harus tampil pertama dalam segala hal sebagi tauladan, dalam berkorban, berkorban waktu, harta untuk tegaknya kebenaran. Begitu pula berkorban untuk mencegah segala kemungkinan yang akan menyebabkan kemungkinan-kemungkinan negatif dalam Islam.
5. Bertanggung jawab
Seorang pementor harus berfikir tentang kewajiban dan ruang lingkup tanggung jawabnya sehingga mampu membimbing ummat kepada amaliah Islamiyah.
c) Kriteria Pemikiran
Pemikiran seorang pementor adalah hal yang daruri, mutlak dituntut. Bagaimana tidak, seorang pementor sebagai transformer Islam kepada mentee (peserta mentoring)nya. seorang pementor yang tidak memiliki pemikiran atau hujjah yang kuat serta penalaran yang memadai tidak mungkin dapat diterima oleh mentee (peserta mentoring)nya. Lebih dari itu Islam sebagai bahan yang dida’wahkan sedangkan Islam sendiri itu adalah sempurna, dan pemikiran, prinsip-prinsip serta hukum yang semuanya itu menuntut kemampuan seorang pementor di dalam mengemukakan nalar dan hujjahnya secara tepat dan mantap. Mampu menjelaskan bahwa Islan itu adalah dien yang benar dan sempurna pembawa rahmat dan kedamaian dunia akhirat. Maka untuk itu pementor harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Kejelasan konsep/fikroh da’wah yang diserukan.
Pementor dituntut agar fikroh dan da’wahnya benar-benar mantap dan jelas baik yang bersangkutan dengan ruhiyah, akhlaq, sosial, ekonomi, politik. Terlebih-lebih hal-hal yang bersifat mendasar seperti masalah aqo’id dan hal semacamnya. Pementor harus berusaha untuk menguasainya. Jika tidak maka maka pementor tidak mampu membawa ummat kepada saasaran yang dikehendaki da’wah itu sendiri.
2. Faham dan menguasai misi dan fikroh yang dibawanya.
Tidak boleh tidak bahwa seorang pementor harus memiliki pemahaman plus dari mentee (peserta mentoring)nya, oleh karena itu ia dituntut bisa menguasai pemahaman ‘ulumuddin yang cukup dalam berbagai seginya. Perkaranya bagaimana mungkin orang yang tidak mempunyai sesuatu, bisa memberikan sesuatu. Orang jahil bisa mengajarkan ilmu, orang yang tidak faham memahamkan orang lain, suatu hal yang mustahil secara logika.
3. Mempunyai wawasan Islam yang luas.
Lebih jauh dari yang dijelaskan di atas seorang pementor tidak cukup hanya dengan faham atau menguasai saja. Ia dituntut memiliki wawasan ilmiyah Islamiyah yang luas (tsaqofah Islamiyah). Mengetahui berbagai peristiwa dan kejadian penting, pasang surutnya pergolakan sosial, politik dalam dan luar negeri, berbagai ketimpangan atau macam-macam aliran yang berkembang. Hal itu semuanya bisa diketahui tentang latar belakang atau sebab musababnya. Berangkat dari sini maka untuk pementor masa kini sangat perlu sekali mempelajari hal-hal sebagai berikut :
a. Problematika Kaum Muslim,untuk mengetahui tentang krisis geografi, ekonomi, politik, penyebaran penduduk, sebab-sebab keterbelakangan dan perpecahannya serta berbagai macam problemanya.
b. Kekuatan musuh yang menentang, khususnya adalah kekuatan Yahudi internasional, komunis, dan Salib internasional.
c. Adanya agama-agama yang sezaman dengan Yahudi, Masehi dan Buddha.
d. Adanya berbagai jenis anutan politik seperti komunis, materialis, kapitalis, demokrasi dan diktator yang berbeda konsep dan pelaksanaannya.
e. Munculnya gerakan gerakan yang bersifat lokal maupun internasional yang berbau politik, baik yang secara parsial maupun integral, hal ini dipelajari di dunia Islam.
f. Krisis pemikiran yang fundamental. Yakni bercokolnya sekulerisme di dunia Islam semacam liberalisme dan nasionalisme.
g. Fikroh-fikroh yang saling bertikai dan berpecah belah. Seperti yang paling santer adalah Al Bahaiyah dan Al Qodiyaniyah.
h. Kenyataan lingkungan sekitar (sosiologi).
Pementor dituntut untuk mengenal dan mempelajari alam dan lingkungan sekitarnya dimana ia tinggal atau berda’wah. Mengenal adat istiadat, sosial ekonomi, mata pencaharian, budaya dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk bisa menyampaikan da’wah sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
4. Menguasai Skill Presentasi dan Komunikasi
Selain kriteria kepribadian, seorang pementor juga dituntut untuk menguasai kemampuan presentasi dan komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tepat pada sasaran dan membekas pada mentee.
5. Memahami Jenis – Jenis Kepribadian dan Metode Pendekatan.
Karena proses mentoring melibatkan banyak watak dan kepribadian, maka dibutuhkan kemampuan untuk melakukan pendekatan sesuai dengan watak dan kepribadian setiap mentee mahasiswa mahasiswa sehingga terjadi akselerasi transformasi nilai.
6. Senantiasa tampil rapi dan bersih
Penampilan juga sangat menentukan suksesnya proses mentoring. Hal ini tentunya akan mempengaruhi semangat dan suasana mentoring. Hendaklah setiap mentor selalu berpakaian rapi dan bersih sehingga suasana dan semangat mentoring menjadi kondusif.
7. Kontinuitas dalam belajar
Kriteria ini sangat penting sekali bagi seorang pementor. Tanpa belajar yang kontinyu ia akan terlindas zaman yang ia tapaki, akan ketinggalan kereta dalam informasi dan pengetahuan. Maka idealnya seorang pementor mempunyai perpustakaan pribadi di rumahnya, tekun membaca dan menelaah kitab yang baru atau lama.
Tekun mencari berbagai informasi dan pengetahuan baru. Dengan usaha seperti ini maka pementor akan mampu berda’wah dengan materi yang aktual dan up to date. Mampu membawa misi risalah dengan tepat dan dapat diterima, logis dan luwes.
2-1.3 Tugas Mentor
1. Memimpin pertemuan mentoring.
2. Mengambil keputusan dalam mentoring.
3. Menghidupkan suasana ruhiyyah-ta’abbudiyyah, fikriyyah-tsaqafiyyah dalam mentoring.
4. Membangun kinerja mentoring yang solid, sehat, dinamis, produktif dan penuh ukhuwah.
5. Memahami dan menguasai kondisi peserta mentoring serta meningkatkan potensi peserta mentoring.
6. Mempertimbangkan berbagai usulan dan kritik peserta mentoring.
7. Menasehati dan mengupayakan pemecahan masalah peserta mentoring.
8. Mengupayakan terealisasinya berbagai program mentoring
2-2. Peserta Mentoring (Mentee)
Peserta mentoring adalah mahasiswa muslim yang mengikuti mata kuliah agama islam dan terdaftar dalam kelompok yang telah ditetapkan.
2-2.1 Profil Mentee
1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dasar keislaman.
2. Istiqamah dalam menjalankan ibadah-ibadah wajib.
3. Menjadikan kajian keislaman sebagai suatu kebutuhan .
4. Mengenal dan mampu memaksimalkan potensi diri.
5. Siap untuk mengubah diri dan orang lain.
6. Senantiasa mengedepankan amal jama’i dan ukhuwah.
7. Simpati pada persoalan-persoalan islam.
2-3. Metode Pendekatan
Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Mengenai umur masa remaja, para psikolog tidak bersepakat. Namun yang umum digunakan adalah pendapat Luella Cole, yaitu 13 – 15 th (masa remaja awal); 15 – 18 th (masa remaja pertengahan); 18 – 21 th (masa remaja akhir).
Ciri Masa Remaja
Ciri masa remaja menurut psikologi modern :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting. Perkembangan fisik dan mental yang penting bagi perkembangan selanjutnya serta sangat cepat tentu memerlukan penyesuaian sehingga terbentuk sikap, nilai dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak tapi juga belum dewasa. Jika ia berperilaku seperti anak-anak ia akan ditegur dan diajari bertindak sesuai usianya, namun jika ia berperilaku seperti orang dewasa seringkali dimarahi pula.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan. Tingkat perubahan sikap dan perilaku selama masa remaja seiring dengan perubahan fisiknya. Perubahan yang terjadi antara lain :
a. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
b. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial padanya sehingga timbul masalah baru. Remaja akan tetap merasa bermasalah sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.
c. Perubahan nilai akibat perubahan minat dan perilaku
d. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan kebebasan tapi takut bertanggungjawab.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah masa remaja sering jadi masalah yang sulit diatasi, karena :
a. sepanjang masa anak-anak, masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh orang tua, guru dll sehingga mereka tidak berpengalaman
b. remaja merasa dirinya mandiri sehingga ingin mengatasi masalahnya sendiri (menolak bantuan orang tua, walau sebenarnya butuh).
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Bagi remaja penyesuaian diri dengan suatu kelompok sangat penting, tapi lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri, tidak puas dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, dll. Secara keseluruhan apakah ia akan berhasil atau akan gagal. Dalam usaha mencari identitas diri ini, remaja melakukan proses imitasi (meniru) dan identifikasi (dorongan untuk menjadi sama dengan idolanya).
6. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dengan kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya dan sekitarnya sebagaimana yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya, terutama dalam cita-cita, sehingga ia menjadi terlalu idealis dan berlebihan. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia mudah kecewa. Remaja akan sakit hati dan kecewa bila orang lain mengecewakannya atau bila ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang akhir masa remaja, biasanya mereka mulai berusaha meninggalkan stereotip belasan tahun, dan memberikan kesan bahwa mereka sudah dewasa. Berpakaian seperti orang dewasa, merokok, berperilaku seperti orang dewasa dan seterusnya, mereka menganggap perilaku ini memberikan citra bahwa mereka telah dewasa.
2-4. Sarana
Mentoring Akbar
Training Peningkatan
Tasqif
Mabit
Riyadhah
Rihlah
2-5. Juklak Proses Mentoring
a) Waktu dan Tempat Mentoring
Waktu dan tempat mentoring adalah :
1. Memperhatikan kelayakan tempat mentoring.
2. Mampu menyesuaikan antara waktu dan agenda mentoring.
3. Lama pertemuan 1 hingga 2 jam.
4. Mentoring tidak boleh dilaksanakan malam hari
b) Persiapan mentoring
Persiapan Umum
Persiapan yang harus dilakukan mentor sebelum mengisi mentoring adalah:
1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah swt.
2. Meningkatkan tsiqah kepada Allah swt bahwa Dia selalu memberikan bantuan kepada siapapun yang berdakwah dengan benar.
3. Menjaga kebugaran fisik dengan memperhatikan faktor-faktor pendukungnya seperti olah raga dan makan teratur serta istirahat yang cukup.
4. Menjaga kebersihan, aroma tubuh dan penampilan dengan memperhatikan tuntunan syariat dan kepantasan.
5. Mencatat hal-hal penting yang akan dilakukan seperti:
a. Apa saja yang akan dievaluasi
b. Apa saja informasi & instruksi yang akan dibicarakan
c. Siapa saja peserta mentoring yang akan diajak bicara tentang suatu hal.
d.
Persiapan Materi
Dalam menyiapkan materi, mentor hendaklah memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memilih materi sesuai kurikulum mentoring yang berlaku.
2. Menyediakan waktu yang cukup untuk menyiapkan penyampaian materi.
3. Memahami tujuan materi yang ditetapkan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
4. Memahami alur materi dengan baik melalui pemahaman terhadap rasmul bayan jika ada.
5. Memahami dalil naqli maupun ‘aqli untuk setiap point pembahasan melalui penguasaan terhadap syahid (ayat/hadits atau potongan ayat/hadits yang menjadi fokus argumentasi) dan wajhul istidlal-nya (alasan ia dijadikan argumentasi/korelasi dalil dengan point pembahasan).
6. Menyiapkan illustrasi dan perumpamaan yang diperlukan untuk menambah pemahaman peserta mentoring terhadap materi.
7. Menyiapkan contoh-contoh kasus yang aktual sehingga terdapat korelasi materi dengan kenyataan yang sedang dihadapi.
9. Jika memerlukan humor, mentor dapat memberikannya dengan memperhatikan adab islami di dalamnya.
10. Menyiapkan metode dan media belajar yang cocok dan diperlukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahannya.
11. Memperhatikan kegiatan-kegiatan penyerta maupun penunjang yang disebutkan oleh kurikulum dan melaksanakannya untuk lebih mempercepat pencapaian tujuan materi.
Agenda di dalam mentoring*
Agenda di dalam mentoring adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Tilawah dan tadabbur.
3. Penyampaian Materi
4. Diskusi
5. Evaluasi
6. Penutup
(*Agenda dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan)
Ad.1. Pembukaan
1. Mentor diharapkan hadir 10 menit sebelum kegiatan mentoring dilakukan dan atau selalu berupaya untuk memulai mentoring tepat pada waktunya.
2. Melaksanakan aturan disiplin tepat waktu sesuai kesepakatan mentoring sehingga terbangun perasaan bersalah bagi yang terlambat sekaligus termotivasi untuk selalu tepat waktu.
3. Semua peserta mentoring diharapkan telah dalam keadaan suci dari hadats, kecuali yang sedang udzur syar’i, dan mentor hendaknya mengingatkan hal ini kepada peserta mentoring.
4. Mentoring dapat dibuka tanpa menunggu semua peserta hadir
5. Petugas pembuka sekaligus pembawa acara sebaiknya ditentukan sebelumnya secara bergilir.
6. Saat mentoring dibuka semua peserta berkonsentrasi dengan agenda mentoring dan diharapkan tidak sibuk dengan agenda pribadinya.
7. Semua arahan dalam poin diatas harus memperhatikan pemahaman dan kesiapan peserta mentoring.
Ad.2. Tilawah dan Tadabbur
1. Tilawah dilakukan dengan khusyu’, setiap orang 5 ayat.
2. Saat tilawah berlangsung tidak diperkenankan berbicara dan melakukan hal-hal lain yang bertentangan dengan kekhusyu’an tilawah.
3. Bila ada kesalahan dalam membaca Al-Quran dari salah seorang peserta mentoring, maka hanya seorang saja yang bertugas membetulkannya yaitu mentor atau peserta yang terbaik bacaan Al-Qurannya.
5. Tadabbur atau penyampaian kilasan makna sebagian ayat yang dibaca dapat dilakukan setelah tilawah. Sebaiknya dilakukan secara bergiliran dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ad.3. Penyampaian Materi
Yang perlu diperhatikan oleh mentor pada saat penyampaian materi adalah:
1. Menyesuaikan metode penyampaian dengan jenis materi, misalnya:
a. Ceramah untuk nilai-nilai aqidah, ibadah dan tazkiyah.
b. Memperbanyak tanya jawab untuk wawasan.
c. Diskusi dan dialog untuk pendalaman wawasan dan sirah.
d. Praktek langsung untuk keterampilan atau skill.
2. Menggunakan bahasa dan kecepatan berbicara yang dapat dimengerti oleh peserta mentoring.
3. Memberi perhatian merata kepada semua peserta mentoring yang hadir dengan bahasa tubuh seperti menatap wajah mereka secara bergiliran, menyebut nama mereka di selasela penyampaian materi, dst.
4. Melibatkan peserta mentoring dalam penyampaian materi seperti bertanya kepada mereka dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat (satu-dua kata, satu kalimat pendek).
5. Mengulang secukupnya dan memberi penekanan kepada hal-hal penting yang merupakan bingkai fikrah dari materi yang disampaikan.
6. Memperhatikan penurunan konsentrasi peserta mentoring dalam menerima materi dan melakukan variasi penyampaian agar konsentrasi kembali pulih.
7. Menjaga agar penyampaian materi tidak terganggu oleh interupsi atau hal-hal lain yang bertentangan dengan tujuan materi atau merusak suasana penyampaian materi.
8. Menyudahi materi pada saat antusiasme peserta masih tinggi untuk menerima materi.
9. Memberikan waktu yang cukup untuk tanya jawab dan diskusi.
10. Meminta kepada salah seorang atau beberapa peserta mentoring untuk menyampaikan kembali intisari materi sebagai latihan bagi mereka sekaligus menguji pemahaman mereka terhadap materi.
11. Menggunakan media yang diperlukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahannya.
Ad.4. Diskusi
1. Diskusi dapat dilakukan diawal mentoring atau diakhir pelaksanaan mentoring.
2. Materi diskusi disesuaikan dengan materi yang ada (materi yang akan disampaikan).
3. Diskusi dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pementor atau dapat berupa pembahasan serta pemecahan masalah dari kasus yang diberikan.
4. Pementor bertindak sebagai orang yang mengarahkan jalannya diskusi, memberikan solusi serta pemecahan terhadap masalah atau kasus yang diberikan.
5. Peserta diskusi diharapkan untuk memperhatikan adab-adab dalam diskusi.
Ad.5. Evaluasi
Hal-hal yang dapat dievaluasi adalah:
1. Realisasi rencana program yang telah ditetapkan.
2. Tanggung jawab dan kerja setiap personal terhadap tugasnya masing-masing.
3. Pencapaian target secara kualitatif maupun kuantitatif dari program yang telah dilakukan.
4. Program struktur yang harus ditindaklanjuti oleh mentoring.
5. Perjalanan dan agenda mentoring hari itu dan masukkan untuk perbaikan di mentoring mendatang.
6. Kondisi peserta mentoring
7. Rencana mentoring selanjutnya yang berisi:
a. Penyampaian tugas-tugas yang harus ditindaklanjuti oleh mentoring atau peserta mentoring.
b. Penentuan jadual dan tempat mentoring.
Ad.6, Penutup
Mentoring ditutup dengan doa dengan memperhatikan adab-adabnya.
2-6. Kurikulum Mentoring
No. Kelompok Materi Materi Kompetensi
1. Dasar Keislaman Ma’rifatullah Inti
Ma’rifatur rasul Inti
Ma’rifatul Islam Inti
Urgensi Mentoring Inti
Akhlak Inti
Birrul Walidain Inti
2. Keumatan Ghozwul Fikri Inti
Problematika Ummat Inti
Ukhuwah Islamiyah Inti
3. Pengembangan Diri Peran Pemuda Islam Inti
4. Tambahan *
(* Disesuaikan dengan kebutuhan fakultas
2-7. Adab Majelis
Adab Majelis Mentoring adalah :
1. Memulai Kegiatan Mentoring (QS. 16 : 18)
Memulai Kegiatan Mentoring dengan memohon perlindungan kepada Allah SWT dan membaca ayat suci Al-Quran.
2. Arah Pembicaraan (QS. 58 : 7 - 8).
Majelis Mentoring diketahui oleh Allah SWT dan Allah SWT bersamanya, oleh karena itu Majelis Mentoring ini hanya untuk membicarakan kebajikan (keislaman) dan taqwa, bukan untuk berbuat dosa, makar dan maksiat.
3. Pemimpin Majelis Mentor (QS. 49 : 1)
Pemimpin Majelis Mentoring adalah Pementor, dan Pementor yang memulai dan mengatur dalam Majelis Mentoring ini.
4. Sopan Santun dalam Majelis.
Bersikap tertib dan sopan, serta tidak gaduh sehingga tidak mengganggu kegiatan Mentoring (QS. 49 : 2 - 3)
Berlapang-lapang dalam menghadiri Majelis Mentoring (QS.58:11)
Tidak memanggil teman dari luar dengan suara keras, tetapi mintalah izin dari Pementor yang bersangkutan (QS.24:62-63)
Keputusan Majelis Mentoring (QS. 49 : 6 - 7)
Semua Keputusan dalam Majelis Mentoring diputuskan oleh Pementor melalui Musyawarah (QS. 42 : 38) berdasarkan pada Al-Quran dan Hadits.
5. Perhatikan dan Dengarkan Bacaan Al-Quran (QS. 7 : 204)
Apabila sedang dibacakan ayat suci Al-Quran diamlah, dan dengarkanlah supaya mendapat Rahmat.
6. Tepat Waktu (QS. 103 : 1 - 3)
Datanglah pada Majelis Mentoring tepat waktunya dan pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
7. Amal Shodaqoh Majelis (QS. 58 : 12 - 13)
Bershodaqoh sebelum Mentoring dimulai dan Allah Maha Mengetahui.
8. Adab Pergaulan Majelis (QS. 24 : 30 - 31)
Hendaklah menjaga kesucian Majelis kegiatan Mentoring, jangan sampai menimbulkan mudharat di dalam majelis ini.
9. Disiplin (QS. 16 : 125)
Apabila berdebat hendaklah disertai kebaikan dan tidak sampai menghilangkan kekuatan Ukhuwah.
10. Mengakhiri Majelis Mentoring (QS. 40 : 60)
Berdo’alah setelah kegiatan selesai dan akhirilah dengan bacaan hamdalah bersama-sama.
Ma’rifatullah
Ma’rifatur rasul
Ma’rifatul Islam
Urgensi Mentoring
Akhlak
Birrul Walidain
Ghozwul Fikri
Problematika Ummat
Ukhuwah Islamiyah
Peran Pemuda Islam
Ma’rifatullah
(Mengenal Allah)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta memahami pentingnya ma’rifatullah dalam kehidupan manusia dan memahami bahwa ma'rifatullah dapat menjadikannya mencapai hasil penambahan iman dan taqwa.
TUJUAN INSTRUKSIOANAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah
• Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya ma'rifatullah
• Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah
• Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi ma'rifatullah
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 15’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 30’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 10’
RINCIAN BAHASAN
Sesungguhnya mengenal Allah (Ma’rifatullah) adalah sesuatu asas yang berdiri diatasnya seluruh kehidupan ruhiyah. dari sinilah kita mengenal para Nabi dan Rasul, mengenal tugas dan sifatnya serta hajat manusia kepada risalahnya, mengenal mu’jizat, karomah dan kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin, ruh, dan hari akhir.
Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifah dan Allah. Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya).
Pentingnya Mengenal Allah
• Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak mengenal Allah akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS.47:12).
• Ma'rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma'rifatullah adalah ilmu yang tertinggi, sebab jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam. Memahami ma'rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang (QS.6:122).
• Berilmu dengan ma'rifatullah sangat penting, karena :
a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah
b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
Islam Untuk Mengenal Allah
1. Lewat Akal
Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini :
• Fenomena terjadinya alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS.52:35).
• Fenomena kehendak yang tinggi. Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan bahwa alam ini tersusun dengan rapinya. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (QS.67:3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal (QS.3:190).
• Fenomena kehidupan (QS.24:45). Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini menunjukkan bahwa ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniup ruh kehidupan pada dirinya (QS.29:20, 21:30). Bagaimanapun pintarnya manusia, tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, 46:4).
• Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi, hingga perjalanan tata surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al-Qur'an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu memberi hidayah.
• Fenomena pengabulan do'a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorang ketika menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo'a, walaupun ia orang yang kafir / musyrik (QS.17:67, 10:22-23, 6:63-64).
Ayat Qur'aniyah / ayat Allah di dalam Al-Qur'an :
• Keindahan Al-Qur'an (QS.2:23)
• Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS.9:70)
• Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS.30:1-3, 8:7, 24:55)
2. Lewat memahami Asma'ul Husna
• Allah sebagai Al-Khaliq (QS.40:62)
• Allah sebagai Pemberi Rizqi (QS.35:3, 11:6)
• Allah sebagai Pemilik (QS.2:284)
• Dan lain-lain (QS.59:22-24)
Hal-hal yang menghalangi Ma'rifatullah
• Kesombongan (QS.7:146, 25:21). Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang tidak mau mengenal sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya, yang enggan berhubungan dengan-Nya.
• Zalim (QS.4:153). Perbuatan zalim yang besar, menyebabkan Allah mengunci hati manusia. Padahal lewat hati inilah Allah memberikan hidayah-Nya. Sedangkan awal hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya lagi.
• Bersandar pada panca indera (QS.2:55). Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi mereka yakin keberadaannya, seperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran, dsb.
• Dusta (QS.7:176). Lazimnya seorang yang dusta, yang tidak sama antara hati dan ucapannya, perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta terhadap Allah. Sebenarnya hati mengakui keberadaan Allah, namun hawa nafsunya menolak dan mengajaknya berdusta.
• Membatalkan janji dengan Allah (QS.2:26-27)
• Lalai (QS.21:1-3)
• Banyak berbuat maksiat. Satu perbuatan maksiat bagaikan satu titik noda hitam yang mengotori hati manusia. Bila manusia banyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak bertaubat, niscaya hati tersebut akan tertutup noda-noda hitam hingga menghalangi masuknya hidayah Allah.
• Ragu-ragu (QS.6:109-10)
Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS.2:6-7).
KESIMPULAN
Demikianlah, bahwa Ma’rifatullah (mengenal Allah Swt) adalah sebuah ilmu yang wajib difahami oleh setiap muslim yang dengannya (dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari) dapat menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan yang dijanjikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mengenal Nya sebagaimana Ia Swt. menginginkan kita mengenal Nya. Hanya kepada Nya lah kita menyembah dan hanya kepada Nya pulalah kita memohon pertolongan. Tiada daya dan kekuatan selain dari Nya Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa.
DISKUSI
Perhatikanlah susunan tubuhmu. Jelaskanlah kekuasaan Allah yang kamu temui pada tubuhmu!
REFERENSI
• Said Hawa, Allah Jalla Jalaluhu • Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim 1
• Harun Yahya at www.harunyahya.com
MA’RIFATUR RASUL
(Mengenal Rasul)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu memahami pentingnya mengenal Rasul
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna risalah dan Rasul
• Peserta memahami kewajiban beriman kepada Rasul
• Peserta mengetahui tugas para Rasul
• Peserta mengetahui sifat-sifat Rasul
GAMES
A. Judul : Games Ilmu
B. Skema/gambar :
C. Media dan Bahan :
1. Sebuah naskah pembahasan
2. Serangkaian petunjuk
3. Tiga lembar kertas bujursangkar per orang atau kelompok
4. Sebuah gunting atau cutter
D. Langkah-langkah :
Instruksi
Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6) yang berjarak sama antara satu lubang dengan lubang lainnya, juga jarak setiap lubang dari titik pusatnya.
Tahap 1
Mentor memberikan instruksi di atas tanpa memberikan keterangan tambahan
Tahap 2
Mentor memberikan instruksi dan keterangan tambahan secara lisan sbb:
1. Lipat kertas 2x sehingga membentuk bujursangkar
2. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya
3. Lipat juga 1/3 bagiannya
4. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling menutupi
5. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter
6. Lihat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi
E. Hikmah
1. Pentingnya Rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam keseharian
2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek kehidupan kita menjadi ibadah
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Makna Risalah dan Rasul
• Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat
• Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia
Pentingnya Iman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah.
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285).
Tugas Para Rasul
1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa :
• Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah)
• Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah)
• Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2)
• Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela (QS.62:2)
• Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213)
• Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26)
Sifat-Sifat Para Rasul
1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110)
• Mereka memerlukan makan, minum (QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84)
2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4)
• Semua Rasul adalah ma'shum, tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma'shum di sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjan hal-hal yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS.3:161, 53:1-4)
3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90)
• Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam (QS.6:34)
• Teladan dalam ketabahan memegang prinsip
• Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9)
• Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4)
REFERENSI
• Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
• Al-Asyqor, Dr. Umar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq
MA’RIFATUL ISLAM
(Mengenal Islam)
Tinjauan Instruksional Umum
Materi ini memberikan pemahaman mengenai Islam kepada peserta mentoring.
Tinjauan Instruksional Khusus
Diharapkan setelah penjelasan mengenai materi Ma’rifatul Islam ini peserta akan:
1. Memahami bahwa Islam adalah agama yang paling benar
2. Memahami ajaran-ajaran dan syari’at dalam Islam
3. Melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.
Rincian Waktu
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 30’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
Rincian Bahasan
[Ali Imran 19]
“Sesungguhnya Agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.”
[Al Ma’idah 3]
“Pada hari ini, telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu.”
Islam adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia merupakan satu-satunya agama yang benar. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, porosnya keadilan, tiangnya kebenaran, ruhnya (jiwanya) kasih sayang. Ia merupakan agama agung, yang mengarahkan manusia kepada seluruh yang bermanfa’at, serta melarang dari segala yang membahayakan bagi agama dan kehidupan dunia mereka. Dengannya Allah meluruskan ’aqidah dan akhlak manusia serta memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat.
Pengertian
Pengertian Islam (bahasa) dari beberapa kata yaitu :
Istislam, artinya menyerahkan diri (QS. Ali Imran 183)
As-Salam, artinya keselamatan (QS. Al Ma’idah 16)
As-Silmi, artinya damai (QS. Albaqarah 208)
As-salim, artinya bersih (QS. Asy Syura 88-89)
Secara terminologis (menurut Said Hawwa), Islam adalah menerima segala perintah dan larangan Allah swt, yang telah diwahyukan kepada para Nabi dan rasul.
Pengertian Ad-Dien
Keyakinan (keimanan) tentang suatu zat ketuhanan yang pantas untuk menerima ketaatan dan diibadahi
Peraturan ilahi yang mengendalikan manusia yang memiliki akal sehat secara sukarela kepada kebaikan hidup di dunia dan keuntungan di akhirat
Makna Hakiki Dienul Islam
1. Islam adalah din seluruh Nabi dan rasul (QS. 10 : 72 ; 2:128; 5:44)
2. Ma’na asal islam adalah menerima segala perintah dan larangan Allah
(QS. 6:162-163; 7:143; 4:65
Pilar-pilar Islam
1. Aqidah
Aqidah Islam menjelaskan dan memberikan petunjuk kepada manusia tentang keimanan kepada Allah SWT berupa pencarian eksistensi Allah, mengaku akan ke-esaan Allah dan kesempurnaan-Nya, iman kepada para malaikat, kitab-kitab suci, para nabi dan hari akhir.
“ Rasul (Muhammad SAW) beriman kepada yang diturunkan kepadanya (Al-Quranul karim) dan juga orang-orang mukmin, semua percaya kepada adanya Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya….” (Qs. Al-Baqarah 285)
2. Ibadah
Ibadah menurut Syekhul Islam Ibnu Taimiyah adalah ketaatan dan ketundukan secara optimal. lbadah di dalam Al-Islam jelas, bahwa tugas manusia di muka bumi tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah semata.
" Dan tidaklah kuciptakan Jin dan manusia kecuali untuk mengabdi (menyembah) kepadaKu". (QS. Adz Dzariyat 56).
3. Akhlak
Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai model manusia terbaik. Allah SWT menyebutnya manusia yang memiliki kepribadian yang agung.
" Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) herhudi pekerti yang luhur ". (QS. Al Qolam 4)
4. Perundang-undangan
Islam tidak memberikan nash hukum dalam setiap masalah, tetapi terdapat beberapa hal yang telah dijelaskan dan dirincikan, ada beberapa hal yang dijelaskan secara global dan beberapa hal yang didiamkan dan tidak dikomentari apapun tentangnya.
Syariat yang tidak dijelaskan secara terperinci dan pasti, maka Islam memandangnya tidak statis pada satu kondisi, melainkan la membiarkan kita dalam keleluasaan dan kebebasan berijtihad untuk diri kita selama tidak keluar dari nilai-nilai syar'i dan memenuhi syarat-syarat dalam berijtihad (tidak semua orang bisa berijtihad).
"Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tiduk sesat dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. "(QS. An Nisa : 176)
Karakteristik Dinul Islam
1. Rabbaniyah (bersumber langsung dari Allah)
Islam bukan rekayasa manusia, melainkan 100 % merupakan manhaj Robbani. Segi aqidah, ibadah, adab susila, moral, syariat, dan peraturannya itu semua bersumber dari allah SWT.
"Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al Qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi MahaMengetahui. "(QS. AI An'am : 115)
2. Insaniyah Alamiyah( kemanusian yang bersifat universal)
Islam ditampilkan sebagai cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan tertentu. Jadi Al Islam merupakan milik manusia yang ada di muka bumi ini, tanpa mengkhususkan bangsa Arab yang merupakan tempat diturunkannya agama ini.
"Kami mengutus kamu (Hai Muhammad) untuk seluruh manusia, menyampaikan berita gembira dan memberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Saba: 28)
3. Syamil Mutakamil (lengkap dan mencakupi)
Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, dari muiai masalah atau pekerjaan yang kecil sampai yang besar sekalipun, dan Al Islam telah memformat dengan sempurna melalui pengaturannya serta menerangkan hukumnya.
"Dan Kami turunkan kitab kepadamu (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang muslim (orang-orang yang mentaati Allah). " (QS. An Nahl : 89)
4. Al Basathah (mudah)
Al Islam merupakan agama fitrah bagi manusia sehingga manusia mampu melaksanakan tanpa adanya kesulitan, tetapi yang membuat kesulitan adalah manusia itu sendiri.
" Allah tidak memikulkan tanggung jawab kepada seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya, untuknyalah hasil (pahala) amal haiknya dan dia pulalah yang akan menderita dari kejahatan yang diperbuatnya. "(QS. Al Baqarah : 286)
Jadi jelas, bahwa Islam merupakan solusi berbagai permasalahan bukan untuk membebani manusia dengan satu kewajiban, kecuali sebatas akan kemampuan diri manusia itu.
5. Al-adalah (keadilan)
Al Islam datang untuk menegakkan keadilan secara mutlak untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan ditengah-tengah kehidupan manusia, serta memelihara darah, kehormatan, harta, dan akal mereka.
" Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan , janganlah kebencianmu kepada suatu kaum (seseorang) menjerumuskan kamu untuk tidak berlaku adil. Tegakkanlah keadilan ! karena adil lebih dekat kepada takwa. Dan takutlah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa saja yang kamu lakukan. "(QS. Al Maidah : 8)
6. Tawazun (keseimbangan)
Al Islam dan seluruh ajarannya mengajarkan untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara jasad dan ruh, serta antara dunia dan akhirat.
" Dan carilah dengan rejeki yang diberikan Allah kepadamu kebahagiaan di kampung akhirat. Dan janganlah kamu lupakan kebahagianmu di dunia.. "(QS. Al Qashash : 77)
7. Tsabat wa Murunah (perpaduan antara keteguhan prinsip dan fleksibelitas)
Diantara ciri khas dien Islam adalah perpaduan antara 'tsabat’ (tidak berubah oleh apapun) dan "Murunah" (menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari
batas syariat).
Tsabat pada pokok-pokok dan tuiuannya. Murunah pada cabang-cabang dan sarana-sarana serta cara-caranya sehingga dengan sifat murunahnya, dien Islam dapat menyesuaikan diri, dan dapat menghadapi perkembangan zaman serta dapat sesuai dengan setiap keadaan yang baru timbul. Dengan sifat tsabat pada pokok-pokok dan ajarannya, Islam tidak bisa larut dan tunduk terhadap setiap persoalan zaman dan
perputaran waktu.
Tujuan Islam
1. Membangun manusia (individu) yang sholeh
2. Membangun keluarga yang shaleh
3. Membangun masyarakat yang shaleh
4. Membangun umat yang shaleh
5. Baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur
6. Menyeru kebaikan kepada manusia
Lawan dari Islam adalah jahiliyah.
Ma’na jahiliyah
Jahiliyah adalah kondisi psikologis yang menolak mengambil petunjuk Allah, serta sistem yang tidak berhukum kepada apa yang telah ditetapkan Allah (QS. 5 :50)
Sosok jahiliah masa kini
Ada beberapa contoh jahiliyah masa kini :
Ilmu dan akal adalah segala-galanya
Contohnya : Tuhan itu adalah akal (Heigel)
Teori-teori yang tidak bersumber kepada Allah
Contohnya :
1. teori evolusi (charles Darwin) yang mengatakan “Memasukkan unsur Allah (Tuhan) pada proses penciptaan, sama saja dengan memasukkan unsur aneh dalam mekanisme alam.
2. Teori Emansipasi Wanita
3. Pernyataan Karl Mark bahwa agama itu ibarat obat bius bagi manusia
Dari uraian di atas hendaknya, kita dapat membebasakan diri dari sifat-sifat jahiliyah. Dan jelaslah bahwa Islam merupakan dien yang paling lengkap dan sempurna. Islam mampu menyelesaikan segala permasalahan yang hari ini sedang melanda masyarakat, contohnya : korupsi. Kolusi, kebejatan moral, kekerasan, pembunuhan dan lain-lain hanya dapat diselesaikan dengan mengembalikan segala sesuatu kepada sistem yang telah dibuat oleh Yang Maha Agung (Allah swt).
[Al-baqarah 147]
“Kebenaran datangnya dari tuhanmu dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu.”
Diskusi
Mari kita renungkan perjalanan hidup kita selama ini, sudahkah kita mengetahui, meyakini, lalu mengamalkan ajaran Islam yang hari ini kita yakini sebagai Dien yang benar (haq)?
Referensi
Al Quran dan terjemahannya
Dr. Qardhawi, Yusuf. Pengantar kajian Islam. Pustaka Al Kautsar. Jakarta:1997
Dr. Qardhawi, Yusuf. Islam Peradaban Masa Depan. Pustaka Al Kautsar. Jakarta:1997
Hawwa, Said. Al Islam Syahadatain dan Fenomena Kekufuran. Al Ishlahy Press: Jakarta
PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu memahami pentingnya pendidikan dan pembinaan islam
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan hakikat pendidikan Islam
• Peserta memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan Islam
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Salah satu keutamaan Al Islam bagi umat manusia adalah sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat dan budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban. Semua itu dimaksudkan untuk merubah manusia dari syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid ilmu dan kematangan.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuk orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya menunjuki mereka ke jalan yang lurus”(QS. 5:15-16)
Kesempurnaan sistem Islam tersebut terlihat pula dalam sistem pendidikan Rasulullah SAW dalam mendidik para sahabat yang telah menghasilkan generasi yang tiada duanya. Generasi yang disebut-sebut sebagai generasi terbaik yang pernah muncul di muka bumi ini. Tak ada yang mampu menandinginya baik sebelum atau sesudah generasi tersebut.
Namun bukan berarti sepeninggal Rasulullah, kita tak akan merasakan dan tak mampu melaksanakan pendididkan Islam. Sebab beliau telah meninggalkan kepada kita dua kurikulum yang menjadi acuan dalam mendidik manusia yaitu Al Qur’an dan Sunnah.
Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan keseimbangan pada kepribadian manusia, sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yang melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang serta menjadi tanggung jawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan yang sehat, bersih dan benar dalam kerangka Islam.
Konsep-konsep Islam dan Pendidikan Masyarakat Modern
Islam bermula dari pendidikan dan puncak keberhasilannya juga berupa berkembangnya pendidikan. Di dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah, bertebaran istilah yang merupakan esensi bagi pendididkan: iqro’, Rabb, Insan, ‘allama dan qalam. Istilah Rabb menjadi sumber dalam aspek pendidikan Islam, sehingga pendidikan yang dilahirkan adalah pendidikan yang mengacu pada kebenaran Allah, Rabb semesta alam (Tarbiyah Rabbaniyah).
Inilah konsep dasar pendidikan Islam yang terus menerus disosialisasikan Rasulullah dengan berbagai aspek yang menunjangnya. Dan konsep ini pulalah yang harus melandasi setiap proses pendidikan di dunia kaum muslimin hingga detik ini.
Bagaimana sistem pendidikan masyarakt modern? Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan masyarakat modern kini jauh dari hakekat pendidikan Islam. Pendidikan modern memang melibatkan sarana-sarana yang hebat dan canggih namun bukan berarti tanpa kelemahan. Tidak dipungkiri kemajuan manusia di bidang IPTEK melonjak jauh, hampir disemua lini tersentuh teknologi mutakhir. Namun dari pendidikan modern itu kita tidak menemukan kesempurnaan akhlak dan ruhani. Fenomena-fenomena yang kita temukan adalah penindasan antar manusia dan merosotnya moral.
Tampaknya tujuan pendidikan modern adalah tercapainya tujuan material yang berkembang menjadi rasa cinta terhadap pekerjaan dan produksi dengan mengenyampingkan nilai-nilai dan norma kemasyarakatan. Sehingga kampus-kampus modern telah mengalami kemerosotan mutu pada setiap skala dalam dua dimensi, yaitu dimensi syar’iyyah dan dimensi ilmiah.
Artinya kampus-kampus itu bukan sekedar tidak Islami tetapi juga tidak mampu berfungsi sebagai salah satu sarana pendidikan.
Karena problem serius inilah Umat Islam perlu segera mengembalikan orientasi sistem pendidikannya, yaitu pendididkan dan pembinaan Islam yang dilaksanakan dalam konteks kehidupan modern. Untuk mengatur kembali IPTEK dan menggunakannya bagi manfaat manusia dan kehidupan secara luas, dan yang lebih penting lagi, untuk mengembalikan penghambaan manusia kepada Allah semata.
Makna dan Hakikat Pendidikan Islam
Dalam bahasa arab, pendidikan Islam disebut At tarbiyah Al Islamiyah.
Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti
-Raba-yarbu = tumbuh berkembang
-Rabiya-yarba = tumbuh secara alami
-Rabba-Yarubbu = memeperbaiki, meningkatkan
Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terlibat didalamnya. Pendidikan Islam bukan hal yang mengada-ada, dia memang ada.
Secara istilah makna tarbiyah adalah:
1. Menyampaikan sesuatu sampai pada tingkat sempurna, sedikit demi sedikit (Al badhawi).
2. Menumbuhkan sesuatu sedikit demi sedikit sampai dengan tahap sempurna (Al asma hadi).
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan dan begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan.
Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja untuk memuaskan rasa ingin tahu,
intelektual atau hanya manfaat kebendaan yang bersifat duniawi, tetapi juga untuk tumbuh secara rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral dan fisik keluarga mereka, masyarakat dan umat manusia.
Pendidikan Islam yang memiliki tujuan besar dan universal ini, bukan dilakukan secara temporal, tetapi dilakukan secara berkesinambungan. Artinya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas-batas tertentu, terhitung sampai dunia ini berakhir.
Pendidikan yang memiliki makna demikian ini adalah menjadi tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun secara keseluruhan. Kita telah memahami sasaran pendidikan dan pembinaan ini adalah untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah pendidikan adalah mencapai keridhoan Allah SWT, seperti termaktub dalam firman Allah:
“Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan Al-Kitab, Hikmah, dan kenabian lalu ia berkata kepada manusia, hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah, akan tetapi (dia berkata) hendaklah kamu menjadi orang-orang Robbani, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. 3:79)
Mengapa pendidikan Islam diperlukan?
Melihat kondisi nyata umat Islam
- Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri.
Akibatnya : umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan dan kehinaan
- umat Islam berada dalam kerusakan
penyebabnya:
1. Kecintaan pada dunia yang berlebihan da takut mati
2. Saling berpecah-pecah
3. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam.
4. Meninggalkan jihad
Hakikat jiwa manusia
-Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur atau dosa
-Terbuka untuk menerima hidayah atau petunjuk
Solusi
Melihat kondisi umat saat ini serta memperhatikan hakikat jiwa manusia maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.
Pendidikan Islam ( Tarbiyah Islamiyah) tersebut harus bersifat :
-Kontiniu (mustamirah)
-Membentuk syaksiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (Takwiniyah)
-Bertahap/ terprogram (mutadarijah)
-Menyeluruh tidak parsial (kaffah)
Karaktertistik Tarbiyah islamiyah
1. Rabbaniyah
Rabbaniyah baik materi, tujuan, sasaran, motivasi, metode dan caranya. Tujuan umum tarbiyah Islamiyah adalah beribadah hanya kepada Allah dan memakmurkan bumi dengan aturan Allah SWT.
Sasarannya adalah terbentuknya manusia-manusia Rabbani (Q.S, 3:19). Motivasi harus karena Allah semata. Sedangkan sumber materi tarbiyah Islamiyah adalah ilmu Allah baik yang tertulis (wahyu) dan yang tidak tertulis (ayat kauniyah).
2. Akhlak sebagai sarana (wasilah)
Islam menghendaki agar proses pendidikan berjalan sesuai dengan norma dan akhlak Islam, baik dalam pendekatan ataupun dalam penggunaan sarana. Islam melarang penggunaan sarana yang bertentangan dengan syar’i dan merusak fitrah manusia.
3. Syumuliyah
Objek tarbiyah Islamiyah adalah manusia seutuhnya. Tarbiyah Islamiyah berusaha menjaga keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan potensi akal, jasad dan ruh manusia. Dengan adanya keseimbangan diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh, manusia yang memiliki kepribadian kokoh, tahan menghadapi tantangan hidup dan beguna bagi orang lain.
Pendidikan Islam di Masa Rasulullah
Setelah hijrah Rasulullah segera memberikan prioritas utama pada pendidikan umat Islam. Pusat pendidikan Islam pertama “As-Sufah”, didirikan sebagai pusat pemukiman di salah satu ruangan dalam rumah yang bergandengan dengan rumah nabi. Pendidikan tersebut secara keseluruhan berada di bawah pengawasan beliau. Tujuan utamanya adalah mensucikan hati dan menerangi jiwa, sehingga mereka dapat meningkatkan diri dari tingkat iman ke tingkat ihsan (penyerahan diri secara total).
Kadang-kadang nabi menyuruh para sahabatnya menemui utusan-utusan yang datang dari berbagai suku. Pengiriman guru ke wilayah-wilayah yang berdekatan merupakan ciri khas kebijaksanaan pendidikan nabi.
Pada zaman nabi terdapat sembilan buah masjid di Madinah. Setiap masjid juga berfungsi sebagai kampus, yang kadang-kadang diadakan kuliah malam. Kuliah ini banyak diikuti oleh banyak siswa, lebih dari tujuh puluh orang. Selain itu nabi juga mengajarkan spesialisasi. Mereka yang ingin belajar Al-Qur’an harus pergi kepada orang-orang tertentu, dan mereka yang ingin mendalami tajwid dan syariah harus belajar kepada orang-orang yang mendalam benar pengetahuannya dalam bidang studi tersebut.
Pendidikan bagi kaum wanita juga tidak kalah pentingnya. Nabi menyediakan satu hari khusus, untuk memberikan kuliah-kuliah kepada kaum wanita. Nabi juga mengajarkan bagaimana cara memanah, berenang dan meramu obat-obatan, mengajarkan astronomi, genologi dan fonetika praktis yang diperlukan untuk membaca Al-Qur’an. Satu hal yang perlu dicatat, meskipun perhatian dipusatkan pada Al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman, namun pengajaran semua bidang studi yang dinilai membantu pengembangan kepribadian setiap individu atau masyarakat secara sehat dimasukkan sebagai bagian atau paket system pendidikan Islam kala itu.
Pendidikan untuk anak laki-laki dan perempuan sama-sama diutamakan. Orang-orang dewasa diberi tanggung jawab untuk mengajari yang muda, baik mengenal agama maupun penglamannya. Hal ini mendorong berdirinya beberapa buah kampus dan lembaga pendidikan.
Jadi, dengan kepemimpinan nabi yang dinamik itu, tujuan akhir dalam kehidupan manusia, tidak hanya ditujukan, tetapi juga diterjemahkan dalam kegiatanm praktis, suatu system dan organisasi untuk mencapai tujuan itupun dibentuk. Begitulah cara nabi mendidik umatnya. Sederhana namun mengena. Dibalik kesederhanaan itu kita melihat suatu kompleksitas, yakni suatu kebersaman dalam mendidik manusia. Tak hanya aspek ruhiyah atau fikriyah saja, tapi ilmu praktis kehidupan serta jasadiyah turut diperhatikan.
Tidak mengherankan jika anak-anak dan wanita pada zaman Rasulullah tumbuh menjadi manusia yang berani. Mereka mengerti kapan bersuara dan kapan berdiam diri. Pribadi-pribadi yang tertarbiyah oleh tangan Rasulullah tumbuh menjadi pribadi yang sehat, tahu persoalan umat sekaligus ahli dalam bidang yang diminati.
Mereka juga terkenal sebagai manusia-manusia kuat, sanggup menempuh perjalanan panjang serta mampu berjihad dalam waktu yang relative lama. Pendek kata hampir semua sisi kebutuhan manusia dipenuhi oleh pendidikan Rasulullah. Sehingga mereka tumbuh menjadi insan kamil (manusia sempurna).
Sebagai bukti keberhasilan pembinaan Rasulullah adalah ungkapan Sayyid Quthb sebagai berikut, “Muhammad SAW, telah menang pada hari beliau menjadikan para sahabatnya sebagai gambaran-gambaran hidup yang memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, pada hari beliau membuat tiap kepala diantara mereka sebagai Al-Qur’an yang hidup merayap di permukaan bumi, pada hari beliau menciptakan tiap individu diantara mereka sebagai contoh yang menjelma bagi Islam, yang dapat dilihat manusia, sehingga mereka benar-benar dapat melihat Islam. Muhammad SAW telah berhasil mengubah gagasan-gagasan yang termuat dalam Al-Qur’an menjadi manusia-manusia yang dapat disentuh oleh tangan dan dilihat oleh mata.”
“Muhammad SAW dalam posisi menang, ketika berhasil menginternalisasi al-Islam, mengubah keimanan manusia kepada Islam sampai pada tingkah laku dan mencetak puluhan, ratusan, ribuan naskah mushaf. Bukan sekedar mencetak dengan tinta di atas lembaran-lembaran kertas, tetapi mencetak dengan cahaya di atas kepingan-kepingan hati untuk bergaul dengan manusia, mengambil dari mereka, memberi dan berkata dengan mereka dengan ihwal sesuai deng maksud al_Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Apakah dunia mengetahui ada orang yang lebih mulia, terhormat, pengasih, penyayang, agung, luhur, atau lebih pandai dari mereka?! Cukuplah dikatakan bagi mereka sebagai orang-orang yang mulia dan agung, apabila Al-Qur’anul karim telah mengatakan tentang hak mereka. (QS. 48:29/ 33:23/ 59:9)
Sekarang tinggal kita, mampukah menyerap hakikat pembinaan Rasulullah dan mengejawantahkan dalam kondisi kekinian? Alhamdulillah, hayya ‘alal jihad.
REFERENSI
Ridha, Abu., Tarbiyah Islamiyah, Inqilab press.
Geliat Dakwah di Era Baru, Izzah Press.
URGENSI AKHLAK ISLAMI
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta akan dapat menginternalisasi akhlak islami dan selalu berusaha menjaga akhlak islami.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna akhlak
• Peserta mengetahui sumber akhlak Islam
• Peserta mengetahui faktor-faktor pembentuk akhlak
• Peserta memahami pentingnya akhlak Islami
• Peserta mengetahui cara membentuk akhlak mulia
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 30’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Definisi Akhlak
Allah adalah Khalik yang menciptakan segala sesuatu di luar diri-Nya. Sedangkan segala sesuatu yang diciptakan-Nya disebut makhluk. Manusia dan segala sesuatu yang menyertainya adalah juga makhluk. Sekarang akhlak. Apakah akhlak itu? Jawabannya mudah : Akhlak ialah semua tingkah laku dan gerak-gerik makhluk dan yang dimaksud makhluk di sini (telah dipersempit) ialah manusia (hanya menyangkut tingkah laku manusia saja).
Sumber Akhlak Islam
Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur'an dan as-Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah SWT.
Faktor-faktor Pembentuk Akhlak
1. Al-Wiratsiyyah (Genetik)
• Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara "keras", tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
2. An-Nafsiyyah (Psikologis)
• Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu dan ayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hadits).
• Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan berbeda dengan keluarga yang orangtuanya lengkap.
3. Syari'ah Ijtima'iyyah (Sosial)
• Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.
4. Al-Qiyam (Nilai Islami)
• Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.
Pentingnya Akhlak Islami
• Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah. "Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur aqidahnya."(HR.Tirmidi). "Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya."(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya'la)
• Akhlak adalah buah ibadah
• "Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar" (QS. 29:45)
• Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat
• "Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaknya" (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
• Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT.
• "Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya"(Muttafaq 'alaih).
Cara Mencapai Akhlak Mulia
1. Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber
• Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Allah selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada Hari Akhir. Akhlak yang baik akan dibalas dengan syurga dan kenikmatannya (QS. 55:12-37). Begitu pula dengan akhlak yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).
2. Pendekatan secara langsung
• Artinya melaui al-Qur'an.Sebagai seorang muslim harus menerima al-Qur'an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apapun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya, al-Qur'an melarang untuk saling berburuk sangka (QS. 49:12), menyuruh memenuhi janji (QS. 23:8), dsb.
3. Pendekatan tidak secara langsung
• Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan datang.
Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Allah dan takut siksa-Nya.
KESIMPULAN
Sejauh mana dan sehebat mana majunya kehidupan ini, manusia tetap memerlukan nilai akhlak. Umat Islam harus menjadikan akhlak yang diajarkan oleh al-Quran dan diamalkan oleh nabi kita Muhammad SAW sebagai perkara asas untuk mencari dan menuju mardhatillah di dunia dan di akhirat. Hanya dengan mengamalkan akhlak yang mulia kita dapat menemui as-Salam, yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan.
DISKUSI
Bagaimana menurutmu bila ada orang yang mengatakan bahwa ada pacaran Islami. Apakah pacaran Islami sesuai dengan akhlak Islam?
REFERENSI
• Dr. Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian Muslim?,hal 24-28, GIP
• Muna Hadad Yakan, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal. 38-40, GIP
• Isnet "Urgensi Akhlak 1"
• Materi Diskusi Mentoring KARISMA, Akhlak
BIRRUL WALIDAIN
(Berbakti Kepada Kedua Orang Tua)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
• Memahami makna Birrul Walidain
• Mamahami kedudukan Birrul Walidain
• Mengetahuhi bentuk-bentuk Birrul Walidain
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Menjelaskan kisah teladan tentang Birrul Walidain
• Menjelaskan makna Birrul Walidain
• Menjelaskan dalil-dalil yang berisi tentang kedudukan Birrul Walidain baik dalam Al Qur’an maupun dalam As Sunnah
• Menjelaskan tentang bentuk-bentuk Birrul Walidain ketika orangtua masih hidup dan telah wafat
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 15’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Berbaktilah kepada orangtua kalian ,niscaya anak-anak kalianpun akan berbakti kepada kalian ( H.R.Thabrani dan Hakim )
Orangtua adalah orang yang paling berjasa tehadap kita.Kita hadir ke dunia ini adalah berkat keduanya.Kita dirawat,dilindungi,diberi kasih sayang,dicukupi segala kebutuhan yang kita perlukan.
Tetapi sayangnya,terkadang kita menyalahartikan dan tidak menyadari kasih sayang yang mereka berikan. Perhatian yang mereka berikan kita anggap terlalu mengekang kebebasan atau malah sebaliknya, kesibukan kedua orangtua diluar yang menyita waktu kita anggap bahwa mereka kurang perhatian kepada kita.
Orangtua bukanlah manusia sempurna tanpa kekurangan. Ada anak yang sholeh memiliki orangtua pencuri,pembunuh, koruptor dan profesi buruk lainnya bahkan ada yang terpaksa meninggalkan anaknya ketika masih kecil dengan berbagai alasan.Namun, banyak juga yang sebaliknya.
Apakah orangtua yang seperti itu juga harus dan wajib kita hormati,kita muliakan? Jawabannya,tentu saja harus. Bagaimanapun keadaaan mereka,dengan segala kekurangan den kelebihan yang mereka miliki,mereka tetap orangtua kita,orang yang punya andil besar dalam kehidupan kita.Lalu terhadap sikapnya yang kurang mengena dihati kita? membenci suatu sifat yang buruk adalah sebuah keharusan tetapi tidak membenci pribadinya secara keseluruhan.
Sebagai anak yang sholeh,yang ingin berbakti kepada orangtua,kewajiban kita untuk mengingatkan keduanya dikala mereka khilaf,salah,dan alpa. Namun tetap saja dengan cara yang ihsan,lembut,dan tidak menyinggung perasaaan orangtua.
KISAH TELADAN 1
Kisah ini diceritakan oleh Ali bin Abi Thalib r.a
Waktu Rasulullah sedang duduk-duduk dengan beberapa sahabat,termasuk Ali didalamnya,ada yang datang,dan berkata :”Ya Rasulullah,saya diutus Abdullah bin Salam untuk meminta Rasul datang menjenguknya,ia sedang sakit keras dan hampir menemui ajalnya.Dia ingin berpesan sesuatu pada anda..”
Setelah mendengar permintaaan itu,Rasulullah bangun dan mengajak para sahabat untuk menjenguk Abdullah bin Salam.
Begitu sampai di rumah Abdullah bin Salam,Rasulullah duduk didekat kepalanya dan meminta Abdullah membaca dua kalimat syahadat. Sampai tigakali Rasulullah saw. Mengucapkan kata-kata yang sama,Abdullah tetap tidak menirukan ucapan nabi tersebut,lalu beliau bersabda,” Tiada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan Allah yang Maha luhur dan Agung.”
Setelah itu,Rasul memanggil Bilal r.a dan memintanya untuk menemui istri Abdullah bin Salam ini. Kata istrinya,Abdullah bin Salam ini sejak menikah belum pernah meninggalkan sholat berjamaah bersama Rasulullah dan setiap hari selalu bersedekah,tetapi ibunya tidak meridhai dia.
Setelah mendengar infomasi itu, Rasulullah meminta Bilal untuk mendatangkan ibu Abdullah.Tapi ternyata,ibu Abdullah bin Salam tidak mau datang ke rumah anaknya dengan alasan sakit hati.Bilal gagal membujuk ibu Abdullah bin Salam.
Akhirnya Rasulullah meminta supaya Ali dan Umar yang memanggil ibu Abdullah bin Salam itu. Setelah ditegaskan bahwa Rasulullah saw. benar-benar meminta supaya ibu itu datang ke rumah anaknya,akhirnya ibu itu terpaksa datang juga ke rumah anaknya itu untuk memenuhi panggilan Rasulullah.
Setelah menghadap Raulullah saw.,ibu Abdullah bin Salam berkata,”Anakku,demi Allah, dunia dan akhirat tidak akan memaafkan kesalahmu yang begitu menyakiti hatiku.”
Lalu Rasulullah saw. Berkata,”Wahai ibu,takutlah kepada Allah ‘Azza wa jalla dan kasihanilah anakmu ini,”
Akhirnya ibunya ini bercerita kalau ternyata anaknya itu telah memukul dan mengusir ibunya dari rumahnya hanya lantaran begitu cintanya pada istrinya.Dia mencampakkan dan mendurhakai ibunya. Rasulullah saw. berkata kalau ibu itu bersedia memaafkan kesalahan anaknya,hak-hak ibu itu ditanggung oleh Rasulullah saw. Akhirnya ibu itu memaafkan kesalahan anaknya.Setelah itu,Rasulullah minta Abdullah bin Salam mengucapkan dua kalimat syahadat, dan akhirnya ia mampu menirukannya dan menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Setelah menshalati dan mengebumikan Abdullah bin Salam,Rasulullah bersabda,”Wahai kaum muslimin, perhatikanlah bahwa barang siapa tidak berbakti kepada ibunya,niscaya ia mati tanpa berbekal syahadat (iman ).”
Ternyata peran orang tua-terutama ibu- sangat besar menurut islam.Oleh karena itu,kita tidak boleh menyakiti hati ibu sedikit saja.
KISAH TELADAN 2
Sayyidina Ali Zainal Abidin adalah salah satu contoh orang shaleh terdahulu yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Sampai-sampai, sahabatnya berkata kepadanya,”Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu.Tapi mengapa kami tidak pernah melihat engkau makan bersama dengannya?”
Beliau menjawab,”Ya,karena aku khawatir tanganku mendahului mengambil makan yang telah dilihat dan hendak dirasakannya sehingga akupun mendurhakainya.”
KISAH TELADAN 3
Sayyidina Ismail putra Nabi Ibrahim r.a. ketika mencapai umur 13 tahun,ayahnya berkata, ”Wahai anakku, sesunggguhnya dalam tidurku, aku bermimpi menyembelihmu.Coba pikirkan bagaimana pendapatmu!”Ia menjawab,”Wahai ayahku,kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu,Insya Allah Ayah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Q.S.Ash Shaffat ; 102 )
Maka Nabi Ibrahim mematuhi perintah dan hendak menyembelih putranya. Dalam suasana mencekam itu,Sayyidina Ismail teringat akan ibunya,dan berkata kepada ayahnya, ”Wahai ayahku, ikatlah aku erat-erat agar tidak goyah dan lepaskan bajuku supaya tidak terkena darah sehingga apabila ibuku melihatnya akan menambah kesedihannya. Sampaikan salamku kepada ibu. Jika ayah hendak mengembalikan bajuku kepada ibu,maka lakukanlah karena hal itu akan dapat menghibur hatinya dan sebagai kenangan kepada anaknya.”
Berkat kesabaran Ismail dan nabi Ibrahim, maka Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba untuk disembelih.
PEMBAHASAN
Apa itu Birrul Walidain ?
Birrul Walidain dapat diartikan : memberikan kebaikan kepada kedua orang tua serta mentaati perintahnya ( sepanjang tidak melanggar perintah Allah ) selama masih hidup dan mendo’akannya ketika sudah meninggal.
Pentingnya Birrul Walidain
Islam sangat memperhatikan betapa pentingnya manusia berbakti kepada orang tua sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an dan hadis berikut :
• Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. ( Q.S. 31:14 )
• Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,teman sejawat,ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. ( Q.S.4 :36 )
• Dan (ingatlah) ketika Kami Mengambil janji dari Bani Israil, ”janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kapada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. ”Tetapi kemudian kamu berpaling ( mengingkari ), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. (Q.S.2 :83 )
• Katakanlah (Muhammmad ), marilah aku bacakan apa yang Diharamkan Tuhan kepadamu. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun,berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kami-lah yang memberikan rezeki kepadamu dan kepada mereka, janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji,baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.(Q.S.6:151)
• Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu,maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu,dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.( Q.S.29 : 8 )
• Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susuah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu ) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdo’a,”Ya Tuhan-ku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau Limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau Ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengakar sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang Muslim. (Q.S.46 :15)
• Berbakti kepada orangtua sebagai amalan kedua terbaik setelah sholat tepat waktu (Hadist Rasul )
• Durhaka kepada orang tua sebagai dosa besar kedua setelah syirik. (H.R.Bukhari & Muslim )
• Ridho Allah adalah ridho orang tua ( H.R.Tirmidzi )
Bentuk-bentuk Birrul Walidain
• Mentaati perintah kedua orang tua selama bukan maksiat kepada Allah. Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah ( Hadist Rasul )
• Bersikap rendah hati dan lemah –lembut.
Dan Tuhan-Mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan”ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.( Q.S.17 :23 )
Janganlah kau berjalan di depannya (orang tua ),jangan duduk sebelum dia duduk,jangan kau panggil dengan namanya,dan jangan kau memancing amarahnya.(H.R.At-Thabarni )
Siti Fatimah binti Rasul apabila ia datang mengunjungi Rasulullah Saw beliau bangkit menyongsongnya mencium dan mempersilahkan sang putri duduk di tempat duduk beliau.Begitu juga jika Nabi Saw datang mengunjungi buah hatinya,Fatimah bangun menyongsong beliau,mencium dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya.( H.R .Abu Daud & At-Turmudzi )
• Mendo’akan dan memohon ampunan kepada kedua orang tua.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih-sayang dan ucapkanlah,”Wahai Tuhan-Ku!Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.( Q.S.17:24 )
• Membantu dengan harta jika mampu
• Meminta restu izin keduanya sebelum melakukan sesuatu
Dan apabila anak-anakmu sudah mencapai usia baligh,mak haruslah mereka meminta izin padamu (untuk masuk ),seperti halnya orang-orang sebelum mereka.( Q.S.24 :59 )
• Membantu meringankan beban orang tua misalnya mmembantu pekerjaan rumah
• Merawat dan memelihara serta menyenagkan hati orang tua.
• Tidak menyakiti perasaaan,hati,dan badan orang tua.
• Dilarang mencaci maki orang tua orang lain karena secara tidak langsung sama dengan mencaci orang tua sendiri.( H.R.Muttafiq’alaih)
Nabi saw. Bersabda :daripada dosa-dosa besar ialah seseorang yang memaki kedua ayah-bundanya. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah adakah seorang yang memaki ayh-bundanya ?jawab Nabi: Ya.Dia memaki ayah orang lain, maka dibalas memaki pada ayahnya atau dia memamki ibu orang lain, lalu dibalas memaki pada ibunya. ( H.R.Bukhari & Muslim )
• Memandang Orang tua dengan pandangan cinta,penuh kasih dan gembira.
Seorang anak yang memandang kepada orangtuanya dengan pandangan cinta,akan dicatat Allah seperti amalan orang yang naik haji Mabrur ( H.R.Ar-Rafi’i dan Al baihaqi)
• Menyelenggarakan pengurusan jenazah orang tua (memandikan,mengkafani,mensholatkan,dan menguburkan )
• Berdo’a memohon ampunan atas segala dosa orangtuanya selama hidup di dunia.
Sungguh seorang hamba ditinggal pergi oleh salah seorang atau oleh kedua ibu-bapaknya, sedang dia dalam keadaan durhaka.Namun sang anak senantiasa berdo’a dan memohon ampunan bagi keduanya,sehingga Allah menetapkannya sebagai anak yang berbakti kepada orangtuanya.(H.R.Al-Baihaqi )
• Memenuhi wasiatnya elama tidak bertentangan dengan hokum syara’
• Berziarah ke makam orang tua
Barang siapa yang berziarah ke kubur orangtuanya atau salah seorang dari keduanya pada tiap hari Jum’at, maka dosanya akan diampuni Allah dan dia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.(H.R.At-Thabrani )
• Membina hubungan baok dengan kawqn orang tua
Rasulullah Saw. Bersabda,”Siapa yang ingin berhubungan dengan ayahnya yang telah wafat,hendaklah ia menghubungi kenalan dan saudara-saudara ayahnya,sesudah ayahnya meninggal ( H.R.Abdur Razzaq)
Rasulullah Saw. Bersabda,”Sesungguhnya bakti anak yang paling utama adalah hubungan baik si anak dengan keluarga kawan baik ayahnya. ( H.R.Muslim )
• Melunasi hutang orang tua
• Menepati nazarnya
Seorang dari Bani Salamah bertanya”Ya Rasulullah, apakah sesudah ibu bapakku meninggal dunia, masih ada sisi bakti yang dapat aku persembahkan kepada keduanya? Rasulullah saw. Mengangguk dan bersabda : “Ya dengan jalan mengirimkan do’a untuknya, memohonkan ampun, menepati janji dan nazar yang pernah diikrarkan ibu bapakmu, memelihara hubungan silaturrahmi dan mamuliakan sahabat keduanya. (H.R.Abu daud,Ibnu Majah & Ibnu Hibban )
Kesimpulan
Allah dan rasul-nya memerintahkan umat manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua mereka baik ketika keduanya masih hidup ataupun sudah meninggal
Referensi
• Al Qur’an
• As Sunnah
• Super mentoring junior
• http://uaki.brawijaya.ac.id
• www.mentoring-ub.org
GHOZWUL FIKRI
(Perang Pemikiran)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu mengerti dan memahami tentang ghozwul fikri)
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan hakikat Ghozwul Fikri
• Peserta memahami sarana, metode dan hasil-hasil dari Ghozwul Fikri
GAMES
Petunjuk/aturan permainan
Games 1
Membedakan dua benda yang amat berlainan (misalnya kapur dan tissue)
• Langkah 1
Para mentee (peserta mentoring) harus menyebutkan dengan cepat setiap benda yang diangkat oleh mentor (dilakukan beberapa kali)
• Langkah 2
Sekarang benda ditukar namanya. Jika kapur diangkat, peserta harus menyebtnya sebagai tissue, begitu pula sebaliknya. Pada awalnya peserta akan mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
• Hikmah
Itulah Ghozwul Fikri. Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam secara perlahan-lahan.
Maka disodorkanlah pada muslimin nilai yang tidak islami. Mula-mula umat Islam tidak menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan karena usaha mereka yang terus menerus ditambah umat Islam yang malas mengkaji Al Qur'an dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam dengan nilai-nilai non Islam tersebut. Bahkan nilai-nilai yang menyimpang dengan Islam sudah dianggap biasa. Dan sebaliknya ketika disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau menerima Islam dan menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini.
Games 2
Al Qur'an di tengah karpet
• Langkah 1
Al Qur'an diletakkan di tengah-tengah karpet yang lebar.
Peserta diperintahkan untuk mengambil Al Qur'an tadi tanpa menyentuh karpet (sulit/tidak bisa)
• Langkah 2
Peserta diberitahu cara untuk mencapai Al Qur'an tanpa harus menginjak karpet, yaitu dengan cara menggulung karpet sampai tengah dan dapat mengambil Al Qur'an.
• Hikmah
Usaha musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam tidak lagi dengan menginjak-injak kaum muslimin melainkan dengan mengambil jiwa Al qur'an dalam jiwa mereka dengan cara perlahan-lahan dan membuai serta tahap demi tahap tanpa disadari umat Islam.
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Sebuah ilustrasi
Suatu ketika di Perang Salib, seorang petinggi kaum Palangis (pasukan kristen) tertangkap oleh pejuang-pejuang penegak agama Allah dan ditawan. Sang petinggi ini diperlakukan sangat baik selama ditawan. Ada satu hal yang membuatnya berfikir. Setiap malam ia memperhatikan sang penjaga berlinangan air mata saat membaca kitab sucinya. Ia tak habis fikir bagaimana seorang yang begitu perkasa di siang hari di medan tempur dapat menangis sedemikian rupa di malam hari ketika membaca Al Qur'an. Akhirnya ia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa disitulah letak kekuatan kaum Muslimin. Selama beberapa pertempuran fisik mereka tidak berhasil mengalahkan kaum muslimin, ternyata ada suatu sumber kekuatan yang maha dahsyat yang memberikan motivasi yang begitu kuat bagi kaum Muslimin. Ia lalu mengirim surat kepada pasukannya yang mengabarkan bahwa jika ingin mengalahkan kaum Muslimin tidak dapat secara fisik tetapi mereka harus dijauhkan terlebih dahulu dari kitab sucinya. Dan memang kemenangan mereka setelah umat Islam mulai jauh dari Al Qur'an.
Sementara itu tujuh abad kemudian, Samuel Zuaimir ketua Asosiasi Agen Yahudi pada sebuah konferensi di Yerussalem dalam pidatonya mengatakan........ tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan megirim saudara ke negara-negara Islam, bukanlah mengharapkan kaum Muslimin beralih ke agama Yahudi......... Tetapi tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari Islam dan tidak berpikir mempertahankan agama Allah atau berdialog dengan-Nya.
Pengertian Ghozwul Fikri
• Secara bahasa
Ghozwul fikri terdiri dari dua kata : ghozwah dan fikr. Ghozwah berarti serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).
• Secara istilah
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran ummat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami.
Sasaran GF
• Berusaha memasukkan yang sudah kosong islamnya ke dalam agama kafir. QS.2:217, Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. (QS.17:73, 5:49)
• Agar umat Islam mengikuti agama kafir (QS.2:120)
• Memadamkan cahaya (agama ) Allah. (QS.61:8, 9:32)
Metode GF
Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas
• Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
• Tasywih (pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
• Tadhlil (penyesatan)
Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai ari cara yang halus sampai cara yang kasar.
• Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
Menyerang Islam dari dalam:
• Penyebaran faham sekulerisme
• Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
• Penyebaran faham nasionalisme.
• Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam.
"Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashobiyah dan bukan golonganku orang yang berperang atas dasar ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati karena ashobiyah.”
• Pengrusakan akhlak umat Islam terutama para pemudanya.
Sarana GF
• Mass Media: cetak dan elektronika
• Sarana pendidikan
• Gaya hidup
Hasil GF
• Umat Islam menyimpang dari Al Qur'an dan As Sunnah QS.25:30
• Minder dan rendah diri QS.3:139
• Ikut-ikutan QS.17:36
• Terpecah-belah QS.30:32
DISKUSI
Amir sejak lama mempunyai kebiasaan yang sangat baik. Setiap hari ia pasti menyempatkan waktu untuk membaca Al Qur'an dan juga membaca terjemahannya walaupun itu hanya satu ayat saja. Ia sangat senang sekali Ibunya membelikannya Qur'an beserta terjemahannya saat ia berulang tahun bulan yang lalu. Hari ini Amir baru saja membaca QS.2:120 dan melihat terjemahannya: "Dan tidak akan ridha selamanya Yahudi dan Nashara sampai kalian mengikuti millah mereka...." Ia berpikir 'Ah, teman-temanku yang Nasrani semuanya baik padaku'. 'Masa kita harus berburuk sangka atau apriori kepada mereka?' Tetapi ini Allah yang berkata, Ia yang paling tahu akan sifat-sifat manusia. 'Bagaimana ini, apakah aku harus menjauhi mereka dan tidak usah berteman dengan mereka?'
Memasuki era globalisasi ini, dunia semakin terasa kecil dengan perkembangan teknologi informasi. Semua informasi terasa tak terbendung. Orang dapat mengetahui apa saja yang diinginkannya di negara manapun. Teknologi internet memungkinkan hal tersebut. Tetapi apakah semua informasi ini benar atau baik.
• Bagaimana pengaruh internet terhadap generasi muda?
• Bagaimana menanggulangi pengaruh negatifnya?
• Bagaimana pengaruh media massa (cetak dan elektronik) terhadap gaya hidup dan perilaku generasi muda?
REFERENSI
• Daud Rasyid, M.A, Al-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.
• Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlak dari Barat.
• Abu Ridho, Pengantar memahami Al-Ghazwu Al- Fikri
• Prof. DR. Abdulkarim Yunus Al-Khatib,dkk. Membendung Sikap Anti Islam.
• DR.Darouza, Mengungkap tentang Yahudi
PROBLEMATIKA UMAT
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Peserta menyadari bahwa kondisi umat Islam sekarang tidak berdaya berawal dari pemahaman Islam yang bersifat parsial.
Peserta termotivasi untuk mempelajari Islam sesuai dengan Manhaj Pendidikan Islam.
Munculnya ghiroh terhadap Islam untuk meninggikan Izzah Islam.
Tujuan Instruksioanl Khusus (TIK)
Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki umat Islam.
Peserta memahami faktor-faktor kemunduran umat Islam.
Paserta memahami solusi dari permasalahan umat yang ada.
Rincian Waktu
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
Renungan “hubbud dunya”
Pada suatu hari Ibnu Hajar Al Asqalani yang menjabat sebagai Kepala Hakim Mesir pada saat itu mengadakan perjalanan dengan memakai pakaian kebesaran. Dalam perjalanan, beliau berjumpa dengan seorang laki-laki Yahudi yang berpakaian compang-camping. Tiba-tiba si Yahudi itu berseru “berhenti dulu!” Maka Hajar pun menghentikan langkahnya.
Tak lama kemudian si Yahudi mengajukan pertanyaan kepada Ibnu Hajar, ”Bagaimana Tuan menjelaskan sabda Nabi Tuan yang menyatakan bahwa dunia ini adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi seorang kafir, dan Tuan sendiri hidup senang dan mewah padahal tuan orang beriman.”
Maka Ibnu Hajar menjawab, “Engkau, dalam keadaan sengsara sepserti itu seolah-olah berada dalam surga bila dibandingkan dengan keadaanmu disiksa dengan siksaan yang pedih di akhirat nanti, jika engkau mati nanti dalam keadaan kafir. Sedangkan aku, dalam keadaan mewah seperti ini jika di akhirat nanti Allah akan memasukkan aku ke dalam surga maka kesenangan duniawi yang kurasakan seolah-olah merupakan penjara bila dibandingkan dengan kenikmatan yang menanti-nanti di dalam surga.”
Mendengar penjelasan Ibnu Hajar seperti itu , spontan saja si Yahudi itu bertanya “Apakah benar demikian halnya?” Ibnu Hajar menjawab, “Ya, benar.” Maka si Yahudi itupun mengucapkan, “Aku bersaksi bahwasanya Illah (tuhan) itu hanya Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul utusan Allah.”
Rincian Bahasan
Potensi Umat Islam
Sesungguhnya umat Islam memiliki potensi yang pada umumnya tidak dimiliki oleh sistem lain yang ada. Potensi-potensi tersebut diantarnya adalah potensi syariah/peraturan yang lengkap mencakup seluruh aspek kehidupan. Syariah itu tertuang dalam Al Qur’an dan As sunnah. Sabda Rasulullah, SAW:
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara. Kalian tak akan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, (yaitu) Kitabullah dan sunnah rasul-Nya.” (Al Hadist)
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya bahwa Al Qur’an adalah Hudan (petunjuk) bagi hamba-hambanya yang bertaqwa (QS. 2:2), bahkan untuk seluruh umat manusia (QS. 2:185). Maka Allah pula yang menjaga kemurnian dan keaslian Al Quran dari waktu ke waktu berbeda dengan kitab suci yang lain yang telah mengalami kontaminasi oleh sentuhan tangan manusia sehingga sebagian isinya tidak asli lagi, Al Qur’an yang kita lihat saat ini adalah sama persis dengan wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW. Firman Allah:
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. 15:9)
Potensi kedua yang dimiliki umat Islam adalah karunia Allah berupa kekayaan alam yang hampir sebagian besar (65%) berada di negeri-negeri muslim. Tugas umat Islam pulalah untuk mengoptimalkan pemanfaatannya bagi kemaslahatan umat manusia dan alam semesta. Tentu saja hal ini membutuhkan perngakat teknologi dan keunggulan sumber daya manusia. Cadangan minyak bumi pun sebanyak 65% berada di negeri muslim.
Selain itu umat Islam memiliki potensi dalam jumlah jiwanya. Sebagian besar penduduk dunia adalah muslim. Tantangan bagi kita tentu saja umat Islam tidak hanya unggul dari segi kuantitas, namun lebih penting lagi adalah kualitasnya.
Umat Islam juga telah mendapat jaminan kemenangan dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:
“Dialah yang mengutus rasul Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya diatas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci.” (QS. 61:9)
Pertolongan Allah pun amat dekat lagi bagi orang-orang yang beriman (QS 2:214), namun tentu saja semua itu kembali kepada kita. Allah pasti akan memberikan kemenangan itu bila kita layak dan pantas memperolehnya.
Termasuk salah satu potensi yang dimiliki umat Islam adalah sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan, yaitu sejarah sejak masa Rasulullah bersama para sahabat, sampai berabad-abad setelahnya. Hal ini seharusnya membangkitkan optimisme pada diri kita. Apa yang dahulu mereka miliki yaitu Al Qur’an dan Sunnah sampai sekarang. Namun sudahkah kita memiliki kedalaman yang sama dengan mereka?
Faktor-Faktor Kemunduran Umat Islam
Kemunduran umat Islam yang kini terjadi tentu ada penyebabnya. Faktor-faktor penyebab ini pada dasarnya dapat dibedakn atas faktor internal (dari dalam tubuh umat Isalm sendiri) dan faktor eksternal (dari luar umat Islam).
Faktor internal diantaranya adalah:
1. Jauhnya umat Islam dari Al Qur’an dan As Sunnah
Dalam QS 25:30 Allah berfirman:
“Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini sesuatu yang diacuhkan.”
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang mengacuhkan Al Qur’an ini ada 3 kemungkinan:
Ia tidak membaca Al Qur’an
Seorang muslim yang tidak membaca Al Qur’an padahal ia bisa membacanya dan jika ia tidak bisa menbacanya lantas ia tidak berusaha untuk menjadi bisa,maka ia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang acuh terhadap Al Qur’an.
Ia membaca Al Qur’an namun ia tidak mentadabburinya
Seorang musalim yangmembaca Al Qur’an seharusnya ia mengalami peningkatan keimanan, yaitu bila ia tidak asal membaca saja. QS 8:2)
Ia membaca Al Qur’an, mentadabburinya namun ia tidak mengamalkannya
Seorang muslim baru dikatakan benar keimanannya terhadap Al Qur’an bila ia membacanya secara kontiniu, mentadabburinya sehingga bertambah pemahaman dan keyakinannya akan kebenaran Al Qur’an dan mengamalkan dengan sekuat tenaga apa-apa yang telah dibacanya.
Salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah akibat mereka mempelajari Islam hanya karena mereka mengikuti sehingga pemahaman Islam yang ada hanya sekedar pemahaman ikut-ikutan (taqlid buta), bukan pemahaman yang berlandaskan ilmu pengetahuan QS 17:36)
2. Terpecah-belah karena ada perbedaan Furu’
Seperti masalah Fiqh mazhab, masalah jama’ah dan sebagainya. Sampai merusak hubungan ukhuwah Islamiyah. Tentu saja umat yang berpecah belah akan lebih mudah dikalahkan oleh musuh–musuh Islam. Sudah saatnya bagi umat Islam memperkuat kesatuan hati dan tali Ukhuwah.
“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu memembelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak akan dapat mempersatuka hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka, sesungguhnya Dia Mahaperkasa Lagi Mahabijkasana” QS 8:63
3. Adanya perasaan rendah diri dan tidak tsiqoh pada umat Islam
Diantara umat Islam kini banyak yang tidak mempunyai izzah Islam, merasa enggan untuk menunjukakan identitas keislamannya. Perasaan ini timbul karena melihat melihat kondisi faktual umat yang saat ini cenderung berada di bawah. Padahal perasaan seperti ini tidak boleh menghinggapi seorang muslim, karena kondisi umat Islam ini justru disebabkan karena umat Islam jauh dari pemahaman Islam yang benar.
Bila kita belajar dari sejarah, maka akan tampak bahwa masalah kegemilangan umat Islam terjadi pada masa di mana mereka benar-benar menegakkan bangunan Islam pada dirinya dan masyarkat. Ketika itu Islam tampil sebagai peradaban, tidak ada yang menutupi cahayanya, sesuia dengan sabda Rasulullah:
“Al Islamu ya’lu wa laa yu’la alihi” (Islam itu tinggi dan tidak ada yang menandingi ketinggiannya)
Izzah Islam harus bangkit pada diri tiap-tiap umat Islam karena orang yang paling tinggi derajatnya di muka bumi ini adalah sesungguhnya orang-orang yang beriman. Firman Allah QS 3:139.
4. Adanya gejala taqlid dengan semua yang dating dari kaum kafir
Ketika seorang muslim tidak lagi memiliki Izzah dengan ke-Islamannya, maka mudah saja baginya untuk berkiblat kepada sesuatu yang lain, yang datang dari luar Islam atau orang kafir sekalipun.
5. Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
Padahal Islam merupakan Agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Bahkan Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya QS 58:11. Rasulullah bersabda:
“Keutamaan seorang ‘alim (ahli ilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan atas orang yang paling rendah derajatnya.” (HR At Tirmidzi)
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalan menuju surga…..” (HR Muslim, Ibnu Hibban, dan Al Hakim)
Islam telah pula melahirkan para ilmuwan besar dalam sejarah, seperti Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu Rusyd (Averroes), Al Khawarizmi, Ibnu Qaldun dan lain- lain.
Disamping faktor internal, terdapat pula factor eksternal yang menjadi sebab mundurnya umat Isalm, yaitu adanya ghazwul fikri (perang Pemikiran) dan harakatul irtidad (gerakan pemurtadan) dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan Umatnya QS 2:120.
Solusi apakah yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan problematika umat Islam sast ini?
Diantara solusinya adalah:
Umat Islam harus menerapkan syari’at Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Mendidik generasi Islam dengan Manhaj pendidikan yang syamil (sempurna) dan mutakamil (menyeluruh).
Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh QS 8:60
Dengan perjuangan dan pengorbanan total.
Hanya dengan 30 ayat (ceramah Hasan Al Banna)
“Tentang persoalan kehidupan, sesungguhnya syari’at Islam adalah syari’at yang fleksibel, tepat untuk setiap waktu dan tempat. Syari’at Islam secara global memberikan solusi terhadap problematika kehidupan ini dalam 30 kata (jumlah ini dalam teks Arab ayat-ayat Al qur’an)
Pertama: Persoalan Negara
Kedua: Persoalan keluarga
Ketiga: Persoalan ekonomi/asset
Untuk persoalan pertama, solusinya dengan delapan kata, yaitu Firman Allah QS 3:159. Manakala persoalan Negara ditegakkan diatas syuro’, umat akan memperoleh haknya, demikian juga pemerintahnya. Kalau demikian halnya, tidak diragukan lagi pemerintah itu adalah pemerintah yang baik (ad daulah ash shalih)
Solusi yang kedua cukup dengan Firman Allah QS 2:228, tingkatan pengarahan untuk keluarga bisa luas dan bisa juga sempit sesuai dengan tarbiyah yang dijalankan oleh umat. Jika tarbiyah sudah berlangsung sesuai dengan syari’at, maka tingkatan dalam memberikan arahan adalah peningkatan pada arah yang lebih baik. Namun apabila tarbiyah belum berlangsung sesuai dengan syari’at, sebagaimana kita saksikan sekarang ini, yakni banyaknya kaum wanita yang keluar rumah dengan penampilan yang bertolak belakang dengan adab dan kesopanan, tidak diragukan lagi bahwa tingkatan arahan dalam bentuk melarang mereka dan berusaha mencegahnya dari segala yang dimurkai Allah SWT.
Tentang persoalan yang ketiga, solusinya adalah empat belas kata. Tujuh kata untuk rakyat (mahkum) QS Al Ma’arij 24-25. sedangkan tujuh ayat lagi adalah untuk penguasa atau (hakim) QS At Taubah:103. Persoalan yang menimpa umat dan dibiarkan begitu saja oleh mereka, dan membuat para ulama bingung dalam memahami dan meletakkan kaidah-kaidahnya, sebenarnya sudah dipecahkan oleh Al Quranul Karim dalam tiga puluh ayat dari Kitabullah……”
Diskusi
Cobalah diskusikan dengan teman-temanmu, sampai sejauh manakah peranan seorang mahasiswa dalam menyelesaikan problematika umat Islam saat ini?
Referensi
• Super Mentoring, Syaamil Cipta Media.
• Panduan aktifis harokah, pustaka Al Ummah
• Nabil bin Abdurrahman, Rencana penghapusan Islam dan pembantaian kaum Muslimin di abad modern.
UKHUWAH ISLAMIYAH
(Persaudaraan Islam)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mentoring diharapkan dapat memahami indahnya persaudaraan dalam Islam dan mengaplikasikannya.
Lahirnya generasi yang memiliki rasa solidaritas tinggi terhadap sesama
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
• Peserta memahami makna dan hakekat UI
• Peserta mengetahui perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
• Peserta mengetahui hal-hal yang menguatkan ukhuwah dan buah dari UI
ALOKASI WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
Game Mentor membawakan permainan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan 5’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
GAME
Menyusun Bujur Sangkar
Media :
* Sembilan (9) bujur sangkar dari karton / kertas berukuran sama yang telah dipotong secara acak dan dipisah-pisahkan ke dalam 3 amplop
Cara :
• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Masing-masing kelompok mengirimkan 3 orang sebagai pekerja yang duduk secara melingkar, sedangkan yang lainnya bertugas sebagai pengawas
• Tiap kelompok mendapat satu amplop yang berasal dari tiga bujur sangkar yang berukuran sama dan telah dipotong secara acak
• Mentor bertugas membagikan membagikan potongan-potongan acak dari bujur sangkar tersebut kepada setiap pekerja kelompok
• Tiap pekerja mendapatkan 3-5 potongan karton
• Setiap pekerja diberi waktu tiga menit untuk membentuk bujur sangkar dari potongan karton tersebut
• Pekerja boleh memberikan potongan karton yang dimilikinya kepada teman pekerja lain dalam kelompoknya tetapi tidak boleh memintanya
• Pekerja tidak boleh berkomunikasi sesama pekerja dan tidak boleh memberi petunjuk atau berdiskusi dengan temannya untuk menentukan letak potongan karton yang dimilikinya atau yang diperoleh temannya
• Pekerja yang sudah membentuk bujur sangkar miliknya boleh merubahnya lagi sedemikian sehingga setiap pekerja akan memiliki atau membentuk sebuah bujur sangkar
• Pengawas bertugas mengawasi dan memberikan penilaian terhadap jalannya permainan. Pengawas berhak menegur pekerja yang melanggar ketentuan
Kriteria Keberhasilan
• Setiap pekerja atau kelompok dapat membentuk bujur sangkar dalam waktu yang ditentukan
• Setiap pekerja menolong temannya dengan memberikan potongan bujur sangkar yang dimilikinya
• Setiap pengawas menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya
Hikmah
• Ta'awun/ saling tolong menolong adalah salah satu kunci ukhuwah
• Pentingnya tausiyah dalam membina ukhuwah
RINCIAN BAHASAN
Makna Ukhuwah Islamiyah
Menurut Imam Hasan Al-Banna : Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan Aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah
1. Nikmat Allah (QS.3 : 103)
2. Perumpamaan tali tasbih (QS.43 : 67)
3. Merupakan arahan Rabbani (QS.8 : 63)
4. Merupakan cermin kekuatan iman (QS.49 : 10)
Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat Islam.
Ukhuwah Jahiliyah bersifat temprorer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan aqidah (misal : ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi)
Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah :
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda : 'Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu didepannya. Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata : `Aku mencintai dia, ya Rasulullah`. Lalu Nabi menjawab : `Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?` Orang tersebut menjawab : `Belum`. Kemudian Rasulullah bersabda:`Beritahukan kepadanya`. Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata ;`Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah`. Kemudian orang yang dicintai itu menjawab :`Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya."
2. Memohon dido'akan bila berpisah
" Tidak seorang hamba mukmin berdo'a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata :'Dan bagimu juga seperti itu." (HR.Muslim)
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari saudaramu), Dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan." (HR.Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
"Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah." (HR.Abu Daud dari Barra')
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
Imam Malik meriwayatkan : Berkata Nabi bahwa Allah berfirman:"Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, dimana keduanya saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku."
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
"Hendaklah kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati." (HR. Imam Dailami dari Anas)
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
"Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan beban penderitaan di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang yang dalam dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudar-Nya." (HR. Muslim)
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
" Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan salam kepadanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka nasehati pulalah dia, jika bersin maka doakanlah, jika sakit kunjungilah dan jika meninggal maka antarkanlah ke kubur." (HR. Muslim dan Abu Hurairah)
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
" Barangsiapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan niscaya Allah menggembirakannya pada hari kiamat." (HR. Thabrani)
Buah Ukhuwah Islamiyah
1. Merasakan lezatnya Iman
" Tiga perkara yang barangsiapa terdapat padanya tiga perkara tersebut maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu: jika ia mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai yang lain, merasa cinta karena Allah dan benci karena Allah pula, lebih menyukai api neraka yang menyala daripada harus berbuat syirik kepada Allah." (HR. Muslim)
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
" Allah berfirman pada hari kiamat: 'Dimana orang-orang yang menjalin rasa cinta karena aku ?' Hari ini pada saat tidak ada lagi naungan apapun kecuali naungan-Ku. Ada sebanyak 7 kelompok dari mereka itu yang mendapat perlindungan-Nya saja. Sebagaimana diriwayatkan Asy-Syaikhanibahwa diantara yang 7 kelompok itu adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah juga." (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Anas ra)
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (QS.15 : 45-48)
" Sesunguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang diatasnya terdapat suatu kaum yang menggunakaan pakaian cahaya. Wajah mereka bercahaya, dan mereka itu bukan Nabi juga bukan para syuhada. Akan tetapi para Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga berkata : ' Hai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu ?' Beliau menjawab : ' Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Alah, dan saling bermajlis karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata." (HR. Nasa'i)
DISKUSI
Saat ini umat Islam di dunia mudah dipecah-belah dan sulit untuk bersatu, apa saja yang menyebabkan hal itu ?
Bagaimana dengan kerja sama waktu ulangan, apakah itu termasuk ukhuwah ?
REFERENSI
• Ust. Husni Adham Jarror, Bercinta dan bersaudara karena Allah , GIP
• Abdullah Nasih 'Ulwan, Meraih nikmatnya iman
• Rahasia Sukses Ikhwan Membina Persaudaraan di Jalan Allah, Asadudin Press
• Panduan Aktivis Harokah, Al-Ummah
RISALAH PEMUDA ISLAM
TUJUAN INSTRUKTUSIONAL UMUM (TIU)
Peserta mampu mengetahui dan memahami pentingnya peran pemuda islam
TUJUAN INSTRUKTUSIONAL KHUSUS (TIK)
1. Peserta memahami pentingnya masa muda
2. Peserta mengetahui cara mengembangkan potensi pemuda Islam
3. Peserta termotivasi memanfaatkan potensinya dalam aktifitas yang Islami
RINCIAN WAKTU
LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Membuka mentoring dengan tilawah, mentor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 10’
Ceramah Mentor menyampaikan rincian bahasan 40’
Diskusi Mentor memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab 20’
Penutup Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup dengan doa 5’
RINCIAN BAHASAN
Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo.Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan.Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.
Di dalam al-Qur’an peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi [18:19-22], kisah pemuda Ibrahim [21:60,69 dan 2:258] dan pemuda yang dibunuh oleh Ashabul Uhdud [lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Buruuj] dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadits Rasulullah SAW sbb:”Manfaatkanlah yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” [HR. al-Baihaqi]
Bagaimana potensi pemuda itu dapat dikembangkan dalam bingkai Islam? Setidaknya mereka dituntut melaksanakan sepuluh risalahnya:
1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam [35:28, 58:11].
“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikan dalam agama.” [HR. Bukhari-Muslim]
“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrullah dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” [HR.At-Tirmizi]
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk [23:51].Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya [2:165] dan ittiba’ (mengikuti) Rasul-Nya [3:31, 53-3-4].
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam [103:1-3; 41:33; 3:110; 9:71; 5:78-79].
“Barangsiapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” [HR.Muslim]
4. Berjihad di jalan Islam
Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin.Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam:
• Jihad lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW [5:62].
• Jihad maali atau jihad dengan harta [49:15; 9:111].Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
• Jihad bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan /kekuasaan dan jiwa [22:39, 2:190, 8:39, 9:36].Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, usaha mempertahankan diri terhadap serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontak atau pembangkang atas negara Islam.
• Jihad siyaasi atau jihad politik.
• Jihad tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam [3:79].
5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam [21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9].
Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqomah.”Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” [HR. Abu Nu’aim].
6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah Islamiyah sesama muslim [8:63, 59:9]. “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lain saling mengokohkan.” [Al-Hadits]
7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam
Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien [3:146]
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis.Sebaliknya harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT.Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis [12:87, 15:56].
9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktifitas yang telah dilakukan
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik [13:11].
“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” [HR.At-Tirmizi].
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka.” [HR. An-Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash]
KESIMPULAN
Permasalahan keummatan bukanlah milik individu/seseorang atau sekelompok golongan, tetapi adalah milik semua orang yang hari ini masih menginjakkan kakinya dimuka bumi. Permasalahan itu juga tidak bisa diselesaikan oleh orang-orang yang bekerja sendirian tetapi semuanya hanya dapat diselesaikan oleh orang-orang yang terbingkai dalam kekuatan amal jama’i. Penyakit yang telah meradang kesemua komponen dalam kehidupan kita memerlukan treatment khusus dan penanganan yang cepat. Pemuda harus mampu melihat kondisi ini sebagai peluang untuk berkreasi dan menyelesaikan masalah, karena pemuda adalah insan-insan yang memiliki potensi luar biasa. Ketika semua potensi besar yang dimiliki oleh seorang pemuda ini dilengkapi dengan fikroh (pemikiran) yang benar-fikroh islami- maka akan menghasilkan aktifitas-aktifitas yang islami. Ketika potensi ini juga dilengkapi dengan tuntunan/risalah yang tepat maka akan menciptakan karya-karya luar biasa pula sebagai sebuah prestasi tertinggi di hadapan Allah azza wa jalla.
DISKUSI
• Apa urgensinya ’memulai dari diri sendiri’ sebelum kita terjun untuk menyelesaikan permasalahan ummat?
• Apa peran yang telah kamu lakukan baik dilingkungan keluarga, kampus, masyarakat sebagai sebuah proses untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada?
• Bagaimana tindakan kamu ketika melihat teman atau saudara kita yang terlalu apatis atau tidak peduli sama sekali dengan persoalan-persoalan yang ada.
REFERENSI
• Majalah Islam “Sabili”, No.33/11 Januari 1991
• Husni Adham Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, GIP
• Dr.Muh.Ibrahim An-Nashr, Dr.Yusuf Al-Qardhawi dan Said Hawa, Berjuang di jalan Allah, GIPHenra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-79207440326475646402011-05-16T02:22:00.001-07:002011-05-16T02:22:24.850-07:00model dakwah remajaMODEL DAKWAH DI KALANGAN REMAJA DI INDONESIA<br />
<br />
Titik sentral upaya kebangkitan ruhil Islam adalah kebangkitan para pemuda. Sebab pemuda-pemudilah sebagai tunggak atas tiang yang sangat diperlukan untuk mendekati mereka para pemikir atau berdialog dengan mereka secara kebapakan, tidak menyaingi mereka dan tidak selalu mencurigai mereka. Pemuda mukmin dan mukminah merupakan potensi termahal dalam ummah. Mereka adalah kekayaan ummah. Oleh sebab itu kita memberi sepenuh perhatian kepadanya kerana apabila perlekehkan mereka maka dengan siapa lagi mereka membangun dan memajukan agama dan umat?<br />
<br />
Bila anak sering dikritik, dia belajar mengumpat<br />
Bila anak sering dikasari, dia belajar berkelahi<br />
Bila anak sering diejek, dia belajar pemalu<br />
Bila anak sering dipermalukan, dia belajar merasa bersalah<br />
Bila anak sering dimaklumi, dia belajar menjadi sabar<br />
Bila anak sering disayangi, dia belajarmenghargai<br />
Bila anak diterima dan diakrabi, dia akan menemui cinta.<br />
<br />
Ungkapan puitis ini sangat menarik untuk direnungi bersama yang diutarakan oleh pakar pendidik kanak-kanak dalam buku (children learn what oney live).<br />
<br />
Sikap orang tua atau ibu bapa yang terbaik adalah sebagaimana yang dirakamkan dalam kitab sucinya:<br />
<br />
قال الله تعالى :"ياأيها الذين أمنوا إن من أزواجكم وأولدكم عدوالكم فاحذروهم وإن تعفوا وتصفحوا وتغفروا<br />
فإن الله غفور رحيم".<br />
<br />
Maksudnya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” <br />
(surah 64: ayat 14)<br />
<br />
Berupaya untuk membentuk keluarga bahagia dan konsep anak soleh, berupaya ke arah ini untuk kita telusuri ajaran yang terkandung kira-kira empat puluh tanggungjawab orang tua, masyarakat dan lembaga pendidikan islam demi untuk kesejahteraan lahiriah dan batiniah anak-anak atau remaja yang dimulai dari mencari jalan yang baik untuk menanam bibit unggul atau terpilih yang sesuai untuk pertumbuhannya (HR. Ibnu Majah, Daruquthni dan Al Hakim) sampai kepada wasiat terakhir untuk si anak.<br />
<br />
Al-Quran dan Sunnah telah menjelaskan materi-materi pokok yang harus ditanamkan, dilatih dan dibiasakan serta diajarkan, dididik kepada anak-anak:<br />
<br />
• Memilih calon jodoh yang baik<br />
• Cari calon jodoh yang jauh pertalian darah<br />
• Utamakan yang perawan<br />
• Fungsi anak<br />
• Berdoa waktu berjima’<br />
• Sikap menyambut bayi perempuan<br />
• Bergembira menyambut kelahiran anak<br />
• Memberi nama yang baik<br />
• Mengaqiqah<br />
• Menyusui<br />
• Mengkhitankan<br />
• Menberi nafkah<br />
• Lemah lembut dan kasih sayang<br />
• Menanamkan rasa cinta sesama anak<br />
• Memenuhi janji pada anak<br />
• Tidak mengurangi hak anak<br />
• Mendidik akhlak<br />
• Menanamkan aqidah<br />
• Melatih ibadah solat<br />
• Berlatih adil<br />
• Memisahkan tempat tidur anak lelaki dan perempuan<br />
• Memerhati teman pergaulannya<br />
• Mengajarkan Al- Quran<br />
• Mengajarkan suruhan dan larangan Allah<br />
• Menjauhkan anak-anak bermewah-mewah<br />
• Memerhatikan tiga waktu aurah<br />
• Mengajarkan olahraga<br />
• Menghormati anak<br />
• Menghibur keluarga<br />
• Mencegah pergaulan bebas<br />
• Menyuruh berpakaian taqwa<br />
• Menjauhkan anak daripada bersikap buruk<br />
• Menempatkan anak-anak pada suasana yang baik<br />
• Memperkenalkan kaum kerabat kepada anak-anak<br />
• Mendidik berjiran dan bermasyarakat<br />
• Membantu anak untuk berkahwin<br />
• Bersabar ketika anak mendapat musibah<br />
• Mendidik anak menyayangi binatang<br />
• Menyuruh anak menegakkan amar makruf nahi mungkar<br />
• Mewasiatkan agama pada anak<br />
<br />
Selanjutnya dalam makalah ini sekelumit saya sampaikan model dakwah bina remaja di Indonesia, baik pengalaman di lapangan mahu pun ditangani langsung oleh lembaga-lembaga dakwah atau pun perguruan tinggi baik negeri mahu pun partikelir (swasta):<br />
<br />
A Dakwah remaja melalui jalur perguruan tinggi <br />
<br />
Kami selaku dosen agama islam fakultas sastera dan kebudayaan Universitas Gajah Mada setiap tahun ajaran baru atau penerimaan mana-mana siswi baru; mereka didata biografinya secara terperinci; latar belakang orang tua, pengalaman keagamaan “sudah melaksanakan ibadah atau belum”, kemudian dapat atau tidak membaca al-quran.<br />
<br />
Dalam perkuliahan Agama Islam mereka dididik dan ditarbiyah sedemikian rupa dan diberi paket-paket dakwah yang memuat komponen-komponen ajaran Islam seperti (Akidah Islamiah, Syariah, Ibadat dan muamalah ).<br />
<br />
Kuliah-kuliah bersifat kumulatif dalam memberikan nilai: mereka wajib melaksanakan:<br />
1. Hadir minimal 75% tatap muka.<br />
2. Resensi buku atau bedah buku karangan pakar Islam kaliber Internasional dalam pelbagai judul.<br />
3. Membuat makalah untuk seminar berkelompok, minimal 3 orang atau lebih untuk membahas topik-topik pilihan (semua mahasiswa wajib membuat makalah dan hadir pada waktu yang ditetapkan).<br />
4. Masing-masing membuat klipping / guntingan koran / majalah dijilid dengan rapi yang isinya menarik, memuat masalah aktual baik tentang Islam, teknologi kebudayaan, kesihatan dsb.<br />
5. Mereka wajib bersedekah setiap akhir / tutup kuliah bersama-sama bakti sosial ke desa-desa dengan membawa tikar, lampu petromak, buku keIslaman dalam pelbagai judul untuk disumbangkan ke masjid–masjid yang miskin dan tidak jarang daripada yang terkumpul, dibelikan batu bata / lantai untuk masjid yang belum selesai pembangunannya. Puncak pertemuan di masjid adalah menyelenggarakan “Pengajian akhbar” bersama-sama Ahlul bait dan masyarakat sekitarnya.<br />
6. Kemudian kuliah-kuliah agama Islam setiap minggu tiga hari wajib <br />
mengikuti pagi sore hari kuliah asistan agama Islam yang materinya<br />
antara lain belajar membaca Al-Quran, praktik solat, Fuqhunnisa <br />
(Khusus Akhawat) pengalaman aqidah. <br />
7. Diskusi pannal ditunjuk / dipilih mahasiswa yang dedikasi dan<br />
intelektualnya tinggi membuat majalah–majalah ilmiah seperti: Konsep<br />
Islamiah Ilmu Pengetahuan, Pandangan islam terhadap sekularisma,<br />
Seni dalam pandangan Islam, Agenda permasalah umat dan<br />
sebagainya.<br />
. <br />
B Dakwah Remaja melalui masjid<br />
<br />
Masjid Kampung dan masjid Kampus berperanan sedemikian rupa dan para remaja terlibat sepenuhnya, baik selaku takmir maupun saksi– saksi yang dibuat dalam Organisasi Kemasjidan. Program-program dakwah yang ditawarkan untuk membina remaja Iman dan Islam dengan melakukan kegiatan–kegiatan:<br />
<br />
1 Melakukan peringatan–peringatan Hari Besar Islam di masjid seperti Peringatan Maulidur Nabi saw, Peringatan I Muharam (Tahun baru hijrah ), Peringatan Nuzulul Quran, Peringatan berdirinya masjid dan setiap hari raya masing–masing masjid di Indonesia menyelenggarakan ceramah umum dan upacara rasmi bersalaman dan saling maaf-memaafkan dengan istilah halal bi halal. <br />
2 Lembaga-lembaga masjid atau organisasi remaja masjid pada tingkat kecamatan, kabupatan dan propinsi terbentuk dalam rangka kerjasama dakwah dan sosial kemasyarakatan. <br />
3 Training-training yang diikuti remaja masjid dengan bobot materi penataran atau latihan dimaksud berkisar sekitar:<br />
<br />
1. Management masjid dan Management dakwah. <br />
2. Metodologi dan strategi dakwah dalam menghadapi sosial.<br />
3. Retorika dakwah dan kursus ketrampilan .<br />
4. Sirah nabawiyah .<br />
5. Aqidah Islamiah .<br />
6. Psikologi Dakwah dan Public Relation.<br />
7. Ukhuwwah Islamiah.<br />
8. Hikmah dan tujuan pernikahan<br />
9. Problematika dunia Islam .<br />
10.Praktik-praktik dakwah, diskusi, sembahyang malam, menghafal<br />
ayat- ayat pilihan.<br />
11.Survel lapangan dan pembuatan program. <br />
<br />
C Pendekatan Dakwah secara umum<br />
<br />
Upaya memupuk, membina dan memelihara keimanan remaja di Indonesia, model-model pendekatan yang terbaru telah dilakukan baik melalui jalur dakwah informasi maupun semi pendidikan formal seperti;<br />
<br />
1. Mendirikan Pusat Kajian Islam yang diterima oleh para mahasiswa, pendidikan selama dua tahun dengan diberi nama Ma’had Islamy, pesentrena/ pondok Mahasiswa, masing-masing bertempat di masjid dan 1 buah sudah mempunyai gedung ( Aji Mahasiswa), peminatnya tidak bisa ditampung maka terpaksa diseleksi, yang mengikuti mahasiswa yang merengkuh kuliah dari perguruan tinggi umum seperti Fakulti Kedoktoran, Teknik, Sospel, Ekonomi, Sasdaya dsb.<br />
2. Bina remaja khusus dipilih mahasiswa yang nilai indeknya prestasinya minima 3 (tiga), ditampung atau bertempat tinggal diasrama atau kompleks: dan mereka diberi pengajian wajib seperti tafsir, hadith, fiqh tauhid dan kapita selekta serta mendatang pakar- pakar dari pelbagai disiplin ilmu. Diharapkan mereka para sarjana yang telah selesai nantinya mengembangkan wawasan keIslaman(Dakwah Islamiyah): usaha lain untuk memadukan pakar sains dan Islam tidak terjadi konflik, mereka wajib memperjuangkan agamanya menurut disiplin ilmunya masing-masing.<br />
3. Membentuk Lembaga Kerpa Mubaligh Pedesaan ditangani remaja.<br />
<br />
Hampir setiap Perguruan Tinggi Umum maupun Agama para<br />
mahasiswa mempunyai lokasi khusus yang diberi nama “Desa Bina “ ertinya satu kaluharan (kenegeriaan, dibantu dalam wujud dakwah bil qalam, bil hal dan bil khitabah), juga pada acara hari raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha dakwah remaja bersama-sama ke desa bina memberikan zakat fitrah dan ternak korban untuk fuqara’ dan masa kini.<br />
<br />
Pendekatan remaja /umum secara retorika dapat dikemukakan bahawa setiap idea atau gagasan, konsepsi yang dibicarakan di hadapan umum (massa), dianggap mencapai hasil yang dinilai sukses, manakala Audiensinya:<br />
<br />
• Telah merasa seperti yang dibicarakan oleh pembicara.<br />
• Telah berfikir dengan cara dan seperti pemikiran pembicara.<br />
• Telah dapat memahami atau mengerti dengan baik isi pesan ( Idea) oleh pembicara (Orator).<br />
• Telah sefaham atau sependapat dan mendukung isi pesan yang disampaikan.<br />
• Telah yakin akan kebenaran idea yang dikemukakan oleh si pembicara.<br />
• Telah bertindak mengamalkan isi pesan yang dimaksudkan.<br />
• Dan telah bersedia berjuang dan berkorban untuk membela dan mempertahankan kebenaran isi pesan (massage) yang diungkapkan oleh pembicara.<br />
<br />
<br />
KESIMPULAN<br />
<br />
Pendekatan dakwah di kalangan remaja memakai method multi dimensional, baik melalui kajian-kajian intensif, melalui latihan kepimpinan dengan menyerahkan tugas tertentu, melalui media massa, tulisan ataupun uswatun hasanah. Mungkin perlu diuji cuba sebuah pilut projek Islamic Center yang dikelola sepenuhnya oleh remaja yang serba lengkap dengan fasilitas:<br />
<br />
1. Ladoratorium.<br />
2. Laboraronium.<br />
3. Masjid.<br />
4. Taman bacaan/ perpustakaan.<br />
5. Radio ( Pemacar Radio Dakwah Remaja ).<br />
6. Ruang diskusi atau seminar.<br />
7. Pesantren seleksi bibit dari propinsi, Madrasah atau sekolah umum ( mereka dididik, dilatih dan dikader.<br />
8. Perkebunan ataupun persenian perantohan.<br />
9. Tempat latihan teknik terpakai.<br />
10. Tempat Diklat (pendididikan latihan) berjanjan tingkat awal / menengah dan tinggi seperti latihan kepimpinan, karya tulisan ilmiah keagamaan dan para dai’e atau (du’at ).<br />
11. Komputerisasi dan pemetaan Dakwah terlengkap yang memuatkan data kependudukan, pemeluk agama, lembaga – lembaga dakwah, jumlah masjid, mubaligh yatim piatu, fuqarak dan masakin, data desa tertinggal, jumlah remaja yang bersekolah, data kegiatan remaja Islam, tinggat pendidikan mahupun data pengnagguran dsb.<br />
<br />
Demikianlah secercah tulisan yang mungkin kurang sempurna yang<br />
dapat disajikan kepada para hadirin yang amat mulia ini, semoga dapat memberikan ilmu yang bermanfaat.<br />
<br />
WABILLAHITTAUFIQ WAL HIDAYAH<br />
WALLAHUL MUAFIQ ILA AQWAAMITHTHAARIQ<br />
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-34459864301573964162011-05-10T10:33:00.001-07:002011-05-10T10:33:41.040-07:00rasa takut kepada allah.,.,.Kehebatan Rasa Takut Kepada Allah<br />
<br />
Assalamualaikum ikhwah dan akhawat sekalian,<br />
<br />
<br />
<br />
Martabat manusia ditentukan oleh akhlaknya. Kematangan sikap dan peribadi bermula dari rumah tangga.<br />
<br />
Menanamkan sikap yang jujur dan membentuk perangai umat mesti dimulai dengan menanam syakhsiah pada keluarga manakala pembinaan rohani anggota keluarga pula perlu dilaksanakan dengan agama.<br />
<br />
<br />
<br />
Ia sebenarnya perlu dimulai dengan menanamkan rasa ”Khauf” atau takut sebagaimana firman Allah swt :<br />
<br />
<br />
<br />
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan penuh rasa takut (khauf) dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”. (QS As Sajdah : 16)<br />
<br />
<br />
<br />
Perkataan “khauf” yang bererti takut telah disentuh di dalam Al Qur’an sebanyak 134 kali dan perkataan yang sinonim dengannya iaitu “Khasysyah” yang juga bererti takut terdapat sebanyak 84 kali.<br />
<br />
<br />
<br />
Allah swt menjadikan kehidupan di dunia ini ibarat medan ujian yang mesti ditempuh oleh manusia.<br />
<br />
<br />
<br />
Firman Allah swt tentang perkara tersebut :<br />
<br />
<br />
<br />
“Dialah Allah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalannya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al Mulk : 2)<br />
<br />
<br />
<br />
Rasa takut (khauf) merupakan sifat kejiwaan dan kecenderungan fitri yang bersemayam di dalam hati manusia dan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan kejiwaan manusia.<br />
<br />
<br />
<br />
Sayyidina Ali bin Abi Talib ra berkata :<br />
<br />
<br />
<br />
(MAN KHAAFA AAMANA), “Barangsiapa yang takut, aman!”<br />
<br />
<br />
<br />
a. Kalau kita tidak takut hujan, kita tidak akan sediakan payung.<br />
<br />
b. Apabila kita tidak takut sakit, kita tidak akan berusaha untuk meningkatkan kesihatan kita.<br />
<br />
c. Apabila kita tidak takut negara rosak, maka kita tidak perlu memilih pemimpin yang baik.<br />
<br />
<br />
<br />
Islam tidak memandang rasa takut yang ada dalam diri manusia sebagai aib yang mesti dihilangkan.<br />
<br />
<br />
<br />
Namun demikian, rasa takut akan menjadi sesuatu yang buruk apabila seseorang tidak mampu mengatur dan menyalurkan rasa takutnya, apalagi bila rasa takut itu menjadi halangan kepada apa-apa kemajuan, penghambat kebebasan mengamalkan sunnah dan membiarkan kehormatan dirinya rosak.<br />
<br />
<br />
<br />
Sayyidina Ali bin Abi Talib ra menasihati kita lagi :<br />
<br />
<br />
<br />
“Kalau kamu bertekad melakukan sesuatu, maka harungilah …… kerana bayangan bencana terlihat lebih besar dari yang sebenarnya.”<br />
<br />
<br />
<br />
Jadi, sesungguhnya menunggu datangnya sesuatu, tanpa bersiap sedia dan berbuat sesuatu sebenarnya lebih buruk dari sesuatu yang ditunggu itu sendiri.<br />
<br />
<br />
<br />
Oleh kerana itu, lebih baik kita melakukan persiapan dan menyusun kekuatan batin menghadapi sesuatu yang akan datang.<br />
<br />
<br />
<br />
Al Qur’an telah menggambarkan rasa takut yang timbul pada jiwa para rasul dan juga pada diri hamba-hamba Allah yang soleh, meskipun mereka adalah manusia pilihan yang terkenal suci dan bersih.<br />
<br />
<br />
<br />
Allah swt berfirman menceritakan peristiwa keluarga Musa as ketika menghadapi kekejaman Fir’aun yang membunuh setiap anak-anak lelaki yang lahir kerana takut, jika generasi yang lahir itu, akan mengubah kekuasaan yang selama turun temurun telah berada di tangan keturunan Fir’aun itu.<br />
<br />
<br />
<br />
Maka ketika Musa lahir, yang memang dipersiapkan oleh Allah swt untuk menggantikan kekuasaan Fir’aun, kepada ibu Musa diilhamkan oleh Allah swt sebagai berikut :<br />
<br />
<br />
<br />
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa : “Susukanlah dia, dan apabila kamu takut (khuatir), maka hanyutkanlah ia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu takut dan (jangan pula) bersedih hati kerana sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (QS Al Qashash : 7)<br />
<br />
<br />
<br />
Rasa takut (khauf) adalah masaalah yang berkaitan dengan kejadian yang akan datang.<br />
<br />
<br />
<br />
Seseorang hanya merasa takut jika :<br />
<br />
1. Yang dibenci tiba.<br />
2. Yang dicintai hilang.<br />
<br />
Takut merupakan salah satu syarat iman dan kerelaan melaksanakan hukum-hukumnya.<br />
<br />
<br />
<br />
Takut kepada Allah adalah rasa takut yang semestinya dimiliki oleh setiap hamba kerana rasa takut itu mendorong untuk :<br />
<br />
1. Meningkatkan amal kebaikan.<br />
2. Bersegera meninggalkan semua yang dilarangNya.<br />
<br />
Rasa takut kepada Yang Maha Kuasa adalah salah satu tiang penyangga keimanan kepadaNya.<br />
<br />
<br />
<br />
Dengan adanya rasa takut, timbul rasa harap (rajaa’) akan keampunan (maghfirah), lahir harapan tentang ‘inayah’ (pertolongan) serta rahmat Allah dan ridhaNya.<br />
<br />
<br />
<br />
Sehingga hakikat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin” benar-benar termatri dalam kalbu seorang hamba.<br />
<br />
<br />
<br />
Di saat manusia merasakan getaran rasa takutnya kepada Allah, maka ketika itu bererti mereka memiliki rasa takut pula akan ancaman azab yang Allah sediakan bagi orang-orang yang durhaka kepadaNya.<br />
<br />
<br />
<br />
Ma’rifah (pengetahuan) akan sifat Allah akan menghantarkan ke dalam pengetahuan tentang azabNya.<br />
<br />
<br />
<br />
Seorang hamba yang soleh, berma’rifatullah dan merealisasikan hakikat kehambaannya dengan sentiasa mengamalkan perintahNya dan mengamalkan pula semua ajaran rasulNya, pasti akan memiliki rasa takut yang mendalam terhadap azab yang mengancamnya.<br />
<br />
<br />
<br />
Sikap ini akan melahirkan kewaspadaan sehingga tidak ada amal atau perilaku yang mengarah kepada perkara-perkara yang menjadikan Allah murka dan menjadikan dirinya durhaka kepada Allah swt.<br />
<br />
<br />
<br />
Allah swt berfirman :<br />
<br />
<br />
<br />
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.” (QS Az Zumar : 13)<br />
<br />
<br />
<br />
Sesungguhnya rasa takut kepada Allah itu merupakan salah satu perasaan yang diciptakan dalam diri manusia untuk memotivasi mereka dalam menyebarluaskan dan menjaga nilai-nilai Ilahi.<br />
<br />
<br />
<br />
Orang yang benar dalam memposisikan rasa takutnya akan merasakan rahmat Allah samada dalam kehidupan duniawi mahupun ukhrawi.<br />
<br />
<br />
<br />
Rasa takut ini dapat menjadi kuat dan lemah bergantung kepada keyakinan seseorang pada Allah swt.<br />
<br />
<br />
<br />
Jika manusia itu memahami begitu banyak maksiatnya yang akan dihadapkan kepada Allah Yang Maha Agung yang tidak memerlukan apa-apa daripada kita, maka akan timbullah rasa takut.<br />
<br />
<br />
<br />
Maka orang yang paling tinggi rasa takutnya adalah yang paling mengetahui dirinya dan penciptanya.<br />
<br />
<br />
<br />
Firman Allah swt :<br />
<br />
<br />
<br />
“Sesungguhnya hanyalah yang paling takut pada Allah di antara hambanya adalah para ulama’.” (QS Faathir : 28)<br />
<br />
<br />
<br />
Kesan dari rasa takut yang benar adalah jika seseorang sudah benar kefahamannya, maka mulailah rasa takut masuk dihatinya dan memberi kesan pada :<br />
<br />
<br />
<br />
1. Wajahnya yang kelihatan pucat.<br />
<br />
2. Perasaannya yang mulai gementar.<br />
<br />
3. Tangisannya yang mula kedengaran.<br />
<br />
<br />
<br />
Kemudian kesan itu menjadi penggugah untuk ia meninggalkan maksiat lalu terus membuat komitmen dalam ketaatan dan bersungguh-sungguh dalam beramal.<br />
<br />
<br />
<br />
KATEGORI RASA TAKUT<br />
<br />
<br />
<br />
Rasa takut ini ada yang :<br />
<br />
<br />
<br />
a. Berlebihan.<br />
<br />
b. Sederhana.<br />
<br />
c. Kurang.<br />
<br />
<br />
<br />
1. Yang berlebihan adalah yang mengakibatkan rasa putus asa dan berpaling dari ketaatan.<br />
<br />
<br />
<br />
2. Yang sederhana akan menimbulkan sikap waspada, hati-hati (wara’), takwa, mujahadah, fikir, zikir, kesihatan fizikal dan kebersihan akal.<br />
<br />
<br />
<br />
3. Yang kurang akan mengakibatkan tidak meninggalkan maksiat yang dilakukan.<br />
<br />
<br />
<br />
Rasa takut para salafus soleh berbagai-bagai :<br />
<br />
<br />
<br />
1. Ada yang takut meninggal sebelum bertaubat.<br />
<br />
2. Ada yang takut diuji dengan nikmat.<br />
<br />
3. Ada yang takut hilang sifat istiqamah.<br />
<br />
4. Ada yang takut su’ul khatimah.<br />
<br />
5. Ada yang takut dahsyatnya berdiri di hadapan Allah swt.<br />
<br />
6. Ada yang takut dihijab tidak dapat melihat wajah Allah swt di akhirat nanti.<br />
<br />
<br />
<br />
Inilah tingkatan takut para ‘aarifiin’ kerana perasaan takutnya murni kepada kehebatan dan keagungan Allah swt sebagaimana firman-Nya :<br />
<br />
<br />
<br />
“Dan Allah mempertakuti kamu dengan diri-Nya.” (QS Ali Imran : 30)<br />
<br />
<br />
<br />
Di antara mereka ada Abu Darda’ ra yang berkata:<br />
<br />
<br />
<br />
“Tidak seorangpun yang merasa aman dari gangguan syaitan terhadap imannya saat kematiannya.”<br />
<br />
<br />
<br />
Begitu juga dengan Sufyan Ats-Tsauriy ketika saat wafatnya menangis, maka berkata seseorang:<br />
<br />
<br />
<br />
“Ya Aba Abdullah! Apakah kamu mempunyai banyak dosa?”<br />
<br />
<br />
<br />
Maka Sufyan mengambil segenggam tanah dan berkata:<br />
<br />
<br />
<br />
“Demi Allah, dosaku lebih ringan dari ini, tetapi aku takut diganggu imanku sebelum kematianku.”<br />
<br />
<br />
<br />
Ada pula seorang Nabi yang mengadu kelaparan dan kekurangan pakaiannya kepada Allah swt, maka Allah swt mewahyukan padanya:<br />
<br />
<br />
<br />
“Wahai hambaku, apakah engkau tidak ridha bahwa aku telah melindungi hatimu dari kekafiran selama-lamanya sehingga engkau meminta dunia kepada-Ku?”<br />
<br />
<br />
<br />
Maka Nabi tadi mengambil segenggam tanah lalu menaburkannya di atas kepalanya (kerana rasa syukurnya) sambil berkata:<br />
<br />
<br />
<br />
“Demi Allah, aku telah ridha ya Allah, maka lindungilah aku dari kekafiran.”<br />
<br />
<br />
<br />
Keutamaan rasa takut disebutkan dalam hadits Nabi saw :<br />
<br />
<br />
<br />
“Berfirman Allah swt : Demi Keagungan dan Kekuasaan-Ku tidak mungkin berkumpul dua rasa takut dalam diri hambaku dan tidak akan berkumpul dua rasa aman. Jika ia merasa aman padaKu di dunia maka akan aku buat ia takut di hari kiamat, dan jika ia takut padaKu di dunia maka ia akan aman di akhirat.” (HR Ibnu Hibban)<br />
<br />
<br />
<br />
BEBERAPA CONTOH SIFAT RASA TAKUT<br />
<br />
<br />
<br />
PERTAMA : Takutnya para Malaikat :<br />
<br />
<br />
<br />
“Mereka merasa takut kepada Rabb-nya, dan mereka melakukan apa-apa yang diperintahkan Allah.” (QS An-Nahl : 50)<br />
<br />
<br />
<br />
KEDUA : Takutnya Nabi saw :<br />
<br />
<br />
<br />
“Bahwa Nabi saw jika melihat mendung ataupun angin maka segera berubah menjadi pucat wajahnya. Berkata A’isyah ra: “Ya Rasulullah, orang-orang jika melihat mendung dan angin bergembira kerana akan datangnya hujan, maka mengapa anda cemas?” Jawab beliau saw: “Wahai A’isyah, aku tidak dapat lagi merasa aman dari azab, bukankah kaum sebelum kita ada yang diazab dengan angin dan awan mendung, dan ketika mereka melihatnya mereka berkata: Inilah hujan yang akan menyuburkan kita.” (HR Bukhari dan Muslim)<br />
<br />
<br />
<br />
Dan dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi saw, jika sedang solat, terdengar di dadanya suara desingan seperti air mendidih dalam tungku, kerana tangisannya.<br />
<br />
<br />
<br />
KETIGA : Takutnya para sahabat radiallahuanhum :<br />
<br />
<br />
<br />
a. Abu Bakar ra sering berkata: “Seandainya saya hanyalah buah pohon yang dimakan.”<br />
<br />
<br />
<br />
b. Umar ra sering berkata: “Seandainya aku tidak pernah diciptakan, seandainya ibuku tidak melahirkanku.”<br />
<br />
c. Abu ‘Ubaidah bin Jarrah ra berkata: “Seandainya aku seekor kambing yang disembelih keluargaku lalu mereka memakan habis dagingku.”<br />
<br />
d. Berkata Imraan bin Hushain ra: “Seandainya aku menjadi debu yang ditiup angin kencang.”<br />
<br />
<br />
<br />
KEEMPAT : Takutnya para tabi’iin :<br />
<br />
<br />
<br />
a. Ali bin Hussein jika berwudhu untuk solat, menjadi pucat wajahnya, maka ditanyakan orang mengapa demikian? Jawabnya: “Tahukah kamu kepada siapa saya akan mengadap?”<br />
<br />
<br />
<br />
b. Berkata Ibrahim bin ‘Isa as Syukriy: “Datang padaku seorang lelaki dari Bahrain ke dalam masjid ketika orang-orang sudah pergi, lalu kami bercerita tentang akhirat dan zikrul maut, tiba-tiba orang itu sedemikian takutnya sampai menghembuskan nafas terakhir saat itu juga.”<br />
<br />
<br />
<br />
c. Berkata Misma’: “Saya menyaksikan sendiri peringatan yang diberikan oleh Abdul Wahid bin Zaid di suatu majlis, maka wafat 40 orang ketika itu juga di majlis itu setelah mendengar ceramahnya.”<br />
<br />
<br />
<br />
d. Berkata Yazid bin Mursyid: “Demi Allah seandainya Rabb-ku menyatakan akan memenjarakanku dalam sebuah ruangan selama-lamanya maka sudah pasti aku akan menangis selamanya, maka bagaimanakah jika ia mengancamku akan memenjarakanku di dalam api?!”<br />
<br />
<br />
<br />
Demikianlah rasa takut para malaikat, nabi-nabi, para sahabat, tabi’iin, ulama’ dan auliya’.<br />
<br />
<br />
<br />
Maka kita sebenarnya lebih patut untuk merasa takut dibandingkan dengan mereka.<br />
<br />
<br />
<br />
Mereka takut bukan kerana dosa melainkan kerana kesucian hati dan kesempurnaan ma’rifah, sementara kita telah dikalahkan oleh kekerasan hati dan kebodohan.<br />
<br />
<br />
<br />
Hati yang bersih akan bergetar hanya kerana sentuhan yang kecil, sementara hati yang kotor tidak berguna baginya nasihat dan ancaman.<br />
<br />
<br />
<br />
Ya Allah, masukkanlah rasa takut ke dalam relung hati kami yang paling dalam terhadap kehebatan dan kekuasaanMu yang mutlak dan hapuskanlah rasa takut kami kepada sesama makhluk. Berilah kesedaran kepada kami melalui rasa takut akan azabMu hingga menjadikan kami sentiasa berhati-hati untuk tidak melanggar larangan-laranganMu dan sebagai motivasi untuk kami mempertingkatkan lagi ibadah kami kepadaMu.<br />
<br />
<br />
<br />
Ameen Ya Rabbal AlameenHenra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-62931953545258010942011-05-10T10:17:00.001-07:002011-05-10T10:17:54.229-07:00Generasi yang berjiwa lemahGenerasi Yang Berjiwa Lemah<br />
<br />
Assalamualaikum ikhwah dan akhawat sekalian,<br />
<br />
“Akan datang suatu masa umat lain akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan.”<br />
<br />
Sahabat bertanya, “Apakah lantaran pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit Ya Rasulullah?”.<br />
<br />
Dijawab oleh baginda, “Bukan, bahkan sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tetapi kualiti kamu ibarat buih yang terapung-apung di atas laut, dan dalam jiwamu tertanam ‘Al Wahn’ (kelemahan jiwa).”<br />
<br />
<br />
<br />
Sahabat bertanya, “Apa yang dimaksudkan ‘Al Wahn’ (kelemahan jiwa), Ya Rasulullah?”<br />
<br />
<br />
<br />
Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati!”. (HR Abu Daud)<br />
<br />
<br />
<br />
CINTA DUNIA DAN TAKUT MATI<br />
<br />
Inilah ungkapan ringkas yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw 14 abad yang lalu untuk menggambarkan betapa lemahnya jiwa dan mental generasi akhir zaman.<br />
<br />
<br />
<br />
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw tersebut nampaknya kini telah menjadi kenyataan.<br />
<br />
<br />
<br />
Setiap hari kita menyaksikan peristiwa demi peristiwa dan berbagai ragam tingkah laku manusia di sekeliling kita yang sesungguhnya telah jauh dari nilai-nilai kebenaran yang diajarkan oleh Allah dan rasulNya melalui Al-Qur’an dan As Sunnah.<br />
<br />
<br />
<br />
PENYELEWENGAN ORIENTASI KEHIDUPAN<br />
<br />
<br />
<br />
‘Al-Wahn’ (cinta dunia dan takut mati) memang membuatkan manusia kehilangan arah dan orientasi hidup.<br />
<br />
<br />
<br />
PERTAMA : Mereka tidak lagi mengenal tujuan hidupnya yang hakiki untuk mencari ridha Allah swt sepertimana firman Allah swt :<br />
<br />
<br />
<br />
“Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS Al Anaam : 163)<br />
<br />
KEDUA : Mereka juga tidak sedar akan tugas kehidupannya untuk mengabdikan diri kepadaNya dalam berbagai aspek kehidupan.<br />
<br />
<br />
<br />
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. (QS Az Zaariat : 56)<br />
<br />
KETIGA : Mereka lupa akan peranan hidupnya yang agung iaitu menjadi khalifah atau wakil Allah untuk mewujudkan kehendak Ilahi di muka bumi.<br />
<br />
<br />
<br />
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa darjat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaanNya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Anaam : 165)<br />
<br />
KEEMPAT : Mereka alpa bahwa merekalah sepatutnya sebagai penerus risalah Islam yang menyampaikan ajaran-ajaran Allah kepada seluruh umat manusia dan membelanya.<br />
<br />
<br />
<br />
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran : 110)<br />
<br />
Mereka jauh dari Al-Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman hidup. Maka jadilah mereka pengkagum dunia.<br />
<br />
<br />
<br />
Padahal Nabi saw telah mengingatkan mereka :<br />
<br />
<br />
<br />
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (enak dipandang), dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu khalifah di dalamnya. Allah akan melihat apa yang kamu kerjakan. Maka berhati-hatilah pada dunia dan berhati-hatilah pada wanita. Sesungguhnya pertama kali fitnah yang melanda Bani Israel adalah tentang wanita”. (HR Muslim)<br />
<br />
<br />
<br />
Kini tidak sedikit di antara manusia yang bersaing meraih jawatan. Namun sayang, jawatan itu mereka ambil dengan tidak mengindahkan hak-haknya. Meraih jawatan bukan untuk berkhidmat, tapi untuk memperkayakan diri.<br />
<br />
<br />
<br />
Tentang sikap jiwa atau mental seperti ini, Nabi saw bersabda :<br />
<br />
<br />
<br />
“Sesungguhnya di antara kamu ada yang bercita-cita menjadi penguasa, padahal yang demikian itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat. Kerana sebaik-baik seorang ibu adalah yang mahu menyusui anaknya dan sejelek-jelek ibu adalah yang tidak mahu menyusui anaknya” (HR Bukhari)<br />
<br />
<br />
<br />
Kepimpinan bukanlah sesuatu yang kotor dan busuk. Bahkan ia adalah kebaikan di sisi Allah swt, asal sahaja kita mampu memikulnya dengan menunaikan hak-haknya.<br />
<br />
<br />
<br />
Zaid bin Tsabit pernah berkata ketika ia berada di samping Nabi saw :<br />
<br />
<br />
<br />
“Seburuk-buruk perkara adalah kepimpinan.”<br />
<br />
<br />
<br />
Mendengar hal itu Nabi saw menyanggahnya :<br />
<br />
<br />
<br />
“Sebaik-baik perkara adalah kepimpinan, bagi orang yang mengambilnya dengan hak-haknya. Dan seburuk-buruk perkara adalah kepimpinan, bagi orang yang mengambilnya dengan cara yang tidak benar, maka kelak hanya akan mengundang kekecewaan pada hari kiamat.” (HR Thabrani)<br />
<br />
<br />
<br />
IBADAH BERBENTUK ADAT ISTIADAT FORMAL<br />
<br />
<br />
<br />
Keburukan lain yang seringkali terserlah adalah fenomena ibadah berbentuk adat istiadat formal yang bercampur kemunafikan.<br />
<br />
<br />
<br />
Ramai manusia yang mengaku beragama Islam, tapi perbuatannya sehari-hari tidak mencerminkan ajaran Islam sama sekali.<br />
<br />
<br />
<br />
Islam hanya dilihat sekadar identiti formal yang tertera di surat-surat penting untuk memudahkan urusan-urusan pentadbiran sementara kehidupannya sehari-hari dipenuhi oleh kedurhakaan pada syariat Islam.<br />
<br />
<br />
<br />
1. Solat sering ditinggalkan tanpa perasaan berdosa.<br />
<br />
2. Zakat tidak ditunaikan secara sempurna.<br />
<br />
3. Haji dijadikan sebagai wasilah untuk suatu temasya.<br />
<br />
4. Mushaf Al-Qur’an disimpan dengan rapi di almari, tidak dibaca, tidak dipelajari dan tidak diamalkan. Ia hanya menjadi aksesori dan instrumen penghias dalaman rumah sekaligus menjadi alat penjaga imej.<br />
<br />
5. Masjid-masjid banyak dibangunkan, tapi tidak aktif dalam memakmurkannya.<br />
<br />
6. Ramai manusia yang lebih suka berdiskusi dan berbicara tentang Islam tapi malas untuk mengamalkan ajarannya secara sempurna.<br />
<br />
<br />
<br />
Huzaifah pernah ditanya, “Apa itu nifaq?”,<br />
<br />
Hudzaifah menjawab, “Kamu berbicara tentang Islam, tapi kamu tidak mengamalkan ajarannya”. (Dikutip dari Musnad Ar-Rabi’)<br />
<br />
<br />
<br />
Ya, ramai orang yang pandai berbicara tentang Islam, tapi sebenarnya ia tidak mengimani dan tidak mengamalkan ajarannya. Apa yang keluar dari mulutnya tidak lebih dari hanya kumpulan kata-kata retorik sekadar untuk membuatkan orang terkagum-kagum pada ‘otot-otot intelektual’nya.<br />
<br />
Nabi saw bersabda :<br />
<br />
<br />
<br />
“Akan datang pada manusia satu zaman, di kala itu Islam tidak tinggal melainkan namanya, dan Al-Qur’an tidak tinggal melainkan tulisannya, masjid-masjidnya bagus namun kosong dari petunjuk, ulama-ulamanya termasuk manusia paling jelek yang berada di bawah langit, kerana dari mereka timbul beberapa fitnah dan akan kembali kepada mereka”. (HR Baihaqi)<br />
<br />
<br />
<br />
KEHILANGAN INTEGRITI DIRI<br />
<br />
<br />
<br />
Sudah sepatutnyalah apabila Nabi saw menyifatkan umat akhir zaman dengan kalimah ‘hubbud dunya wa karahiyatul maut’ kerana bersangatan terpikatnya mereka kepada dunia di mana kebanyakan dari mereka tidak lagi memperhatikan halal dan haram.<br />
<br />
<br />
<br />
Nabi Muhammad saw bersabda :<br />
<br />
<br />
<br />
“Akan datang satu masa kepada manusia, di mana pada masa itu seseorang tidak lagi memperdulikan apa yang diambilnya, apakah dari yang halal atau dari yang haram”. (HR Bukhari dan Nasa’i)<br />
<br />
<br />
<br />
Bukan hanya itu, mereka pun juga tidak lagi menghargai kejujuran. Mereka beranggapan kejujuran itu tidak akan mendatangkan keuntungan sementara kebohongan dan kata-kata palsu dianggapnya lebih mudah disandarkan untuk mengaut keuntungan sebanyak-banyaknya.<br />
<br />
<br />
<br />
“Akan datang satu masa kepada manusia, yang di dalamnya manusia tidak kuasa mencari penghidupan melainkan dengan cara maksiat. Sehingga seorang laki-laki berani berdusta dan bersumpah. Apabila masa itu telah datang, hendaklah kamu berlari.”<br />
<br />
Ditanyakan kepada baginda, “Ya Rasulullah, ke mana harus berlari?”<br />
<br />
Baginda menjawab, “Kepada Allah dan kepada kitabNya serta kepada sunnah NabiNya.” (HR Ad-Dailami)<br />
<br />
<br />
<br />
KERUNTUHAN MORAL<br />
<br />
<br />
<br />
Akhlak buruk telah bermaharajalela; kegiatan samseng, kekerasan dan pornografi telah menjadi tontonan dan berita seharian. Malah rasa kemanusiaan seolah-olahnya telah hilang ditelan bumi.<br />
<br />
<br />
<br />
Fenomena seperti ini mengingatkan kita kepada salah satu hadits Rasulullah saw :<br />
<br />
<br />
<br />
“Dua golongan dari ahli neraka yang belum kami ketahui iaitu segolongan kaum yang membawa cemeti seperti ekor lembu untuk memukul manusia; dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menari-nari sambil menggelengkan kepalanya seperti punuk unta. Mereka itu tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya, padahal syurga itu dapat dicium dari perjalanan sejauh sekian dan sekian.”<br />
<br />
Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya bau syurga itu dapat dicium dari perjalanan sejauh lima ratus tahun.” (HR Muslim)<br />
<br />
<br />
<br />
Keruntuhan moral merebak begitu cepat sehingga :<br />
<br />
<br />
<br />
a. Ia mampu menghapuskan rasa tanggung jawab untuk mendidik anak-anak.<br />
<br />
b. Ia merasa tidak perlu lagi menghormati orang tua.<br />
<br />
c. Ia tidak lagi menyayangi mereka yang lebih muda.<br />
<br />
d. Tidak ada yang dipedulikan kecuali semata-mata untuk kenikmatan badan.<br />
<br />
<br />
<br />
“Apabila zaman telah dekat (kiamat), seorang laki-laki mendidik anjing lebih baik daripada mendidik anaknya. Tidak ada rasa hormat pada yang lebih tua dan tidak ada rasa kasih sayang pada yang lebih muda; dan banyak anak-anak hasil perzinaan, hingga banyaklah laki-laki menyantap perempuan di jalanan, mereka berbulu kambing namun berhati serigala.” (HR Al-Hakim & Thabrani)<br />
<br />
<br />
<br />
Betapa malang dan ruginya mereka.<br />
<br />
<br />
<br />
“Hubbud dunya wa karahiyatul maut” telah menggiringnya begitu jauh dari hidayah Al-Qur’an.<br />
<br />
<br />
<br />
1. Di manakah para penyeru kebenaran?<br />
<br />
2. Di manakah pejuang amar ma’ruf nahi munkar?<br />
<br />
3. Di manakah pembawa panji-panji Al-Qur’an?<br />
<br />
<br />
<br />
Apakah kemaksiatan sudah begitu memuncak dan menjadi dinding penghalang keberkatan wahyu Al-Qur’an?<br />
<br />
<br />
<br />
Nabi saw bersabda :<br />
<br />
<br />
<br />
“Apabila ummatku mengagungkan dunia, maka dicabutlah kehebatan Islam darinya; dan apabila mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka terdindinglah keberkatan wahyu (Al-Qur’an)” (HR Tirmizi)<br />
<br />
<br />
<br />
Ya Allah, jauhkanlah kami dari dijangkiti penyakit “Al Wahn” iaitu ‘cinta dunia dan takut mati’ kerana kedua-duanya adalah ibu kepada segala penyakit dan kerosakan yang akan membawa manusia kepada segala bentuk penyelewengan dari orientasi kehidupan yang sebenarnya serta akhirnya melemahkan kekuatan umat Islam dalam berhadapan dengan musuh-musuh mereka.<br />
<br />
<br />
<br />
Ameen Ya Rabbal AlameenHenra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-87482700147762456882011-05-03T09:57:00.000-07:002011-05-03T09:57:59.787-07:00in my keluargapilosofi keluarga<br />
Keluarga inti, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.<br />
<br />
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota".[1] Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.[1]<br />
<br />
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.[1]<br />
Daftar isi<br />
[sembunyikan] <br />
<br />
* 1 Pengertian<br />
* 2 Tipe keluarga<br />
* 3 Peranan keluarga<br />
* 4 Tugas keluarga<br />
* 5 Fungsi Keluarga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-b-c0pZdNIO4/TcAzBvRBs7I/AAAAAAAAAEM/bMU71GF6Yks/s1600/DSC_0220.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="268" width="400" src="http://2.bp.blogspot.com/-b-c0pZdNIO4/TcAzBvRBs7I/AAAAAAAAAEM/bMU71GF6Yks/s400/DSC_0220.JPG" /></a></div><br />
<br />
* 6 Bentuk keluarga<br />
o 6.1 Berdasarkan lokasi<br />
o 6.2 Berdasarkan pola otoritas<br />
* 7 Subsistem sosial<br />
* 8 Referensi<br />
<br />
[sunting] Pengertian<br />
<br />
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. [2]<br />
<br />
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. [3]<br />
[sunting] Tipe keluarga<br />
<br />
Ada beberapa tipe keluarga yakni keluarga inti yang terdiri dari suami,istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. [4]: Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya.[5]Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek. [6]<br />
[sunting] Peranan keluarga<br />
<br />
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.[6]<br />
<br />
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :<br />
<br />
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.[6]Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.[6]Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.[6]<br />
[sunting] Tugas keluarga<br />
<br />
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut[rujukan?]:<br />
<br />
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.<br />
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.<br />
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.<br />
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.<br />
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.<br />
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.<br />
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.<br />
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.<br />
<br />
[sunting] Fungsi Keluarga<br />
<br />
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :<br />
<br />
1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.[4]<br />
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.[4]<br />
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.[4]<br />
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.[4]<br />
5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.[4]<br />
6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.[4]<br />
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.[4]<br />
8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.[4]<br />
9. Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.[4]<br />
<br />
[sunting] Bentuk keluarga<br />
<br />
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas [7].<br />
[sunting] Berdasarkan lokasi<br />
<br />
* Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;<br />
* Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;<br />
* Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;<br />
* Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);<br />
* Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;<br />
* Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;<br />
* Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri .<br />
<br />
[sunting] Berdasarkan pola otoritas<br />
<br />
* Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)<br />
* Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)<br />
* Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.<br />
<br />
[sunting] Subsistem sosial<br />
<br />
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik).[8] Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga.[8] Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain.[8] Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga ,subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.[8]<br />
[sunting] Referensi<br />
<br />
1. ^ a b c Situs Warta Warga Universitas Guna Darma: Keluarga<br />
2. ^ Sugeng Iwan, “Pengasuhan Anak dalam Keluarga”<br />
3. ^ Baron, R. A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga<br />
4. ^ a b c d e f g h i j Richard R Clayton. 2003. The Family, Mariage and Social Change. hal. 58<br />
5. ^ Anita L. Vangelis.2004.Handbook of Family Comunication.USA:Lawrence Elbraum Press. hal 349.<br />
6. ^ a b c d e Jhonson,C.L.1988.Ex Familia.New Brunswick:Rutger University Press.<br />
7. ^ Fr Tderique Holdert dan Gerrit Antonides, “Family Type Effects on Household Members Decision Making”, Advances in Consumer Research Volume 24 (1997), eds. Merrie Brucks and Deborah J. MacInnis, Provo, UT : Association for Consumer Research, Pages: 48-54<br />
8. ^ a b c d Minuchin, S (27 April 1974). Families and Family Therapy. Cambridge, MA: Harvard University Press.Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-10593591452306448592011-04-30T01:21:00.000-07:002011-04-30T01:21:12.665-07:00Etika Pergaulan Antara laki-laki dan perempuan dalam pandangan islamETIKA PERGAULAN DAN BATAS PERGAULAN DI<br />
ANTARA LELAKI DAN WANITA MENURUT ISLAM.<br />
<br />
1.Menundukkan pandangan:<br />
ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk<br />
menundukkan pandangannya, sebagaimana<br />
firman-<br />
NYA; Katakanlah kepada laki-laki yang<br />
beriman: Hendaklah mereka menahan<br />
pandangannya dan memelihara kemaluannya.<br />
(an-<br />
Nuur: 30)<br />
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan<br />
kepada<br />
kaum wanita beriman, ALLAH berfirman; Dan<br />
katakanlah kepada wanita yang<br />
beriman: Hendaklah mereka menahan<br />
pandangannya dan memelihara kemaluannya.<br />
(an-<br />
Nuur: 31)<br />
2.Menutup Aurat;<br />
ALLAH berfirman dan jangan lah mereka<br />
mennampakkan perhiasannya, kecuali yang<br />
biasa<br />
nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka<br />
melabuhkan kain tudung ke dadanya.<br />
(an-Nuur: 31)<br />
Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada<br />
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu<br />
dan isteri-<br />
isteri orang mukmin: Hendaklah mereka<br />
melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh<br />
mereka.<br />
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah<br />
dikenali, kerana itu mereka tidak<br />
diganggu. Dan<br />
ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha<br />
Penyayang. (an-Nuur: 59).<br />
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi<br />
semua<br />
jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri r.a.<br />
berkata:<br />
Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang<br />
lelaki memandang aurat lelaki, begitu<br />
juga dengan<br />
wanita jangan melihat aurat wanita.<br />
3.Adanya pembatas antara lelaki<br />
dengan wanita;<br />
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum<br />
yang<br />
berbeza jenis, harus disampaikan dari<br />
balik tabir<br />
pembatas.<br />
Sebagaimana firman-NYA; Dan apabila kalian<br />
meminta sesuatu kepada mereka (para wanita)<br />
maka mintalah dari balik hijab.<br />
(al-Ahzaab: 53)<br />
4.Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki<br />
Dan Perempuan;<br />
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Saya mendengar<br />
Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang<br />
lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita<br />
kecuali bersama mahramnya. (Hadis Riwayat<br />
Bukhari & Muslim)<br />
Dari Jabir bin Samurah berkata;<br />
Rasulullah SAW<br />
bersabda: Janganlah salah seorang dari<br />
kalian<br />
berdua-duan dengan seorang wanita, kerana<br />
syaitan akan menjadi ketiganya. (Hadis<br />
Riwayat<br />
Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih)<br />
5.Tidak Melunakkan Ucapan<br />
(Percakapan):<br />
Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya<br />
ketika berbicara selain kepada suaminya.<br />
Firman<br />
ALLAH SWT; Hai isteri-isteri Nabi, kamu<br />
sekalian<br />
tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu<br />
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam<br />
berbicara (berkata-kata yang menggoda)<br />
sehingga<br />
berkeinginan orang yang ada penyakit di<br />
dalam<br />
hatinya tetapi ucapkanlah<br />
perkataan-perkataan<br />
yang baik. (al-Ahzaab: 32)<br />
Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah<br />
beberapa<br />
etika yang diperintahkan oleh ALLAH<br />
kepada para<br />
isteri Rasulullah SAW serta kepada para<br />
wanita<br />
mukminah lainnya, iaitu hendaklah dia kalau<br />
berbicara dengan orang lain tanpa suara<br />
merdu,<br />
dalam pengertian janganlah seorang wanita<br />
berbicara dengan orang lain sebagaimana dia<br />
berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu<br />
Kathir<br />
3/350)<br />
6.Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan<br />
Jenis;<br />
Dari Maqil bin Yasar r.a. berkata;<br />
Seandainya<br />
kepala seseorang ditusuk dengan jarum<br />
besi itu<br />
masih lebih baik daripada menyentuh kaum<br />
wanita<br />
yang tidak halal baginnya. (Hadis Hasan<br />
Riwayat<br />
Thabrani dalam Mujam Kabir)<br />
Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah; Dalam<br />
hadis ini terdapat ancaman keras<br />
terhadap orang-<br />
orang yang menyentuh wanita yang tidak halal<br />
baginya. (Ash-Shohihah 1/44 8) Rasulullah SAW<br />
tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam<br />
saat-saat penting seperti membaiat dan lain-<br />
lainnya. Dari Aishah berkata; Demi ALLAH,<br />
tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh<br />
tangan<br />
wanita sama sekali meskipun saat membaiat.<br />
(Hadis Riwayat Bukhari)<br />
<br />
Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki<br />
dan wanita<br />
selain mahram, yang mana apabila seseorang<br />
melanggar semuanya atau sebahagiannya saja<br />
akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana<br />
sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah<br />
r.a. dari<br />
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya<br />
ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya<br />
dari zina, yang pasti akan mengenainya.<br />
Zina mata<br />
dengan memandang, zina lisan dengan<br />
berbicara,<br />
sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-<br />
angan, lalu farji yang akan membenarkan atau<br />
mendustakan semuanya. (Hadis Riwayat<br />
Bukhari,<br />
Muslim & Abu Daud)<br />
Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan<br />
zina dan segala sesuatu yang boleh mendekati<br />
kepada perbuatan zina. Sebagaimana Firman-<br />
NYA; Dan janganlah kamu mendekati zina,<br />
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan<br />
yang keji dan jalan yang buruk.<br />
(al-Isra: 32)<br />
<br />
Hukum Bercouple<br />
<br />
SETELAH memerhatikan ayat dan hadis<br />
tadi, maka<br />
tidak diragukan lagi bahawa bercouple<br />
itu haram,<br />
kerana beberapa sebab berikut:<br />
<br />
1.Orang yang bercouple tidak mungkin<br />
menundukkan pandangannya terhadap<br />
kekasihnya.<br />
2.Orang yang bercouple tidak akan<br />
boleh menjaga hijab.<br />
3.Orang yang bercouple biasanya<br />
sering berdua-duaan dengan pasangan<br />
kekasihnya, baik di dalam rumah atau di<br />
luar rumah.<br />
4.Wanita akan bersikap manja dan<br />
mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya.<br />
5.Bercouple identik dengan saling<br />
menyentuh antara lelaki dan wanita,<br />
meskipun itu<br />
hanya berjabat tangan.<br />
6.Orang yang bercouple, boleh<br />
dipastikan selalu membayangkan orang yang<br />
dicintainya.<br />
<br />
Dalam kamus bercouple, hal-hal tersebut<br />
adalah<br />
lumrah dilakukan, padahal satu hal saja<br />
cukup<br />
untuk mengharamkannya, lalu apatah lagi<br />
kesemuanya atau yang lain-lainnya lagi?<br />
<br />
Fatwa Ulama<br />
<br />
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin<br />
ditanya<br />
tentang hubungan cinta sebelum nikah.<br />
Jawab beliau; Jika hubungan itu sebelum<br />
nikah,<br />
baik sudah lamaran atau belum, maka hukumnya<br />
adalah haram, kerana tidak boleh<br />
seseorang untuk<br />
bersenang-senang dengan wanita asing (bukan<br />
mahramnya) baik melalui ucapan, memandang,<br />
atau berdua-duaan. Sebagaimana<br />
Rasulullah SAW<br />
bersanda: Janganlah seorang lelaki<br />
bedua-duaan<br />
dengan seorang wanita kecuali ada bersama-<br />
sama mahramnya, dan janganlah seseorang<br />
wanita berpergian kecuali bersama mahramnya.<br />
Syaikh Abdullah bin abdur Rahman al-Jibrin<br />
ditanya; Jika ada seseorang lelaki yang<br />
berkoresponden dengan seorang wanita yang<br />
bukan mahramnya, yang pada akhirnya mereka<br />
saling mencintai, apakah perbuatan itu<br />
haram?<br />
Jawab beliau; Perbuatan itu tidak<br />
diperbolehkan,<br />
kerana boleh menimbulkan syahwat di antara<br />
keduanya, serta mendorongnya untuk<br />
bertemu dan<br />
berhubungan, yang mana koresponden semacam<br />
itu banyak menimbulkan fitnah dan menanamkan<br />
dalam hati seseorang untuk mencintai<br />
penzinaan<br />
yang akan menjerumuskan seseorang pada<br />
perbuatan yang keji, maka dinasihati<br />
kepada setiap<br />
orang yang menginginkan kebaikan bagi<br />
dirinya<br />
untuk menghindari surat-suratan, pembicaraan<br />
melalui telefon, serta perbuatan<br />
semacamnya demi<br />
menjaga agama dan kehormatan dirinya.<br />
Syaikh Jibrin juga ditanya; Apa hukumnya<br />
kalau<br />
ada seorang pemuda yang belum menikah<br />
menelefon gadis yang juga belum menikah?<br />
Jawab beliau; Tidak boleh berbicara dengan<br />
wanita asing (bukan mahram) dengan<br />
pembicaraan yang boleh menimbulkan syahwat,<br />
seperti rayuan, atau mendayukan suara (baik<br />
melalui telefon atau lainnya).<br />
Sebagaimana firman<br />
ALLAH SWT; Dan janganlah kalian melembutkan<br />
suara, sehingga berkeinginan orang-orang<br />
yang<br />
berpenyakit di dalam hatinya.<br />
(al-Ahzaab: 32).<br />
Adapun kalau pembicaraan itu untuk sebuah<br />
keperluan, maka hal itu tidak mengapa<br />
apabila<br />
selamat daripada fitnah, akan tetapi<br />
hanya sekadar<br />
keperluan.<br />
<br />
Syubhat Dan Jawapan Yang Sebenarnya<br />
<br />
Keharaman bercouple lebih jelas dari<br />
matahari di<br />
siang hari. Namun begitu masih ada yang<br />
berusaha menolaknya walaupun dengan<br />
dalil yang<br />
sangat rapuh, antaranya:<br />
<br />
Tidak Boleh dikatakan semua cara<br />
bercouple itu<br />
haram, kerana mungkin ada orang yang<br />
bercouple<br />
mengikut landasan Islam, tanpa melanggar<br />
syariat<br />
<br />
Jawabnya: Istilah bercouple berlandaskan<br />
Islam<br />
itu Cuma ada dalam khayalan, dan tidak<br />
pernah<br />
ada wujudnya. Anggap sajalah mereka boleh<br />
menghindari khalwat, menyentuh serta menutup<br />
aurat. Tetapi tetap tidak akan boleh<br />
menghindari<br />
dari saling memandang, atau saling<br />
membayangkan kekasihnya dari masa ke semasa.<br />
Yang mana hal itu jelas haram<br />
berdasarkan dalil<br />
yang kukuh.<br />
<br />
Biasanya sebelum memasuki alam perkahwinan,<br />
perlu untuk mengenal terlebih dahulu calon<br />
pasangan hidupnya, fizikal, karaktor,<br />
yang mana<br />
hal itu tidak akan boleh dilakukan tanpa<br />
bercouple,<br />
kerana bagaimanapun juga kegagalan sebelum<br />
menikah akan jauh lebih ringan daripada<br />
kalau<br />
terjadi setelah menikah.<br />
<br />
Jawabnya: Memang, mengenal fizikal dan<br />
karaktor<br />
calon isteri mahupun suami merupakan<br />
satu hal<br />
yang diperlukan sebelum memasuki alam<br />
pernikahan, agar tidak ada penyesalan di<br />
kemudian<br />
hari. Namun, tujuan ini tidak boleh<br />
digunakan untuk<br />
menghalalkan sesuatu yang telah sedia<br />
haramnya.<br />
<br />
Ditambah lagi, bahawa orang yang sedang<br />
jatuh<br />
cinta akan berusaha bertanyakan segala<br />
yang baik<br />
dengan menutupi kekurangannya di hadapan<br />
kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh<br />
cinta<br />
akan menjadi buta dan tuli terhadap<br />
perbuatan<br />
kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang<br />
dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat.<br />
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu<br />
Darda; Cintamu pada sesuatu membuatmu buta<br />
dan tuli.<br />
<br />
Fenomena Couple<br />
<br />
Dalam situasi terkini, fenomena<br />
pergaulan bebas<br />
dan pengabaian terhadap nilai-nilai<br />
murni Islam<br />
berlaku pada tahap yang amat membimbangkan.<br />
Kebanyakan umat Islam kini tidak lagi<br />
menitik<br />
beratkan nilai-nilai dan adab-adab sopan<br />
yang<br />
dianjurkan oleh Islam melalui al-Quran<br />
dan sunnah<br />
rasul-NYA. Mereka bukan setakat<br />
mengabaikannya dan menganggap perkara itu<br />
tidak penting, bahkan mereka<br />
menganggapkannya<br />
sebagai satu perkara yang menyusahkan<br />
aktiviti<br />
mereka yang menurutkan nafsu dan perasaan<br />
semata-mata itu. Nauzubillah<br />
<br />
Marilah kita sama-sama menjauhi perkara yang<br />
seumpama itu dan mejauhi hal-hal yang telah<br />
dilarang (haram). Tegakkanlah yang benar dan<br />
katakanlah salah kepada yang batil.<br />
Janganlah<br />
berhujah untuk membenarkan perkara yang<br />
telah<br />
terang haramnya di sisi ALLAH.Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-45068154797408746222011-04-30T01:05:00.001-07:002011-04-30T01:05:45.689-07:00Pesan RASULULLAH S.A.W,,,,, kepada Wanita,.,.,.,.,.,Pesanan Rasulullah SAW Terhadap Wanita :<br />
<br />
1) Dunia ini ialah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah. (Riwayat Muslim).<br />
<br />
2) Mana-mana perempuan yang memakai bau-bauan kemudian ia keluar melintasi kaum lelaki ajnabi, agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina,dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina. (Riwayat Ahmad, Thabarani dan Hakim)<br />
<br />
3) Dikahwini wanita itu kerana empat perkara: kerana hartanya, kerana keturunannya, kerana kecantikannya dan kerana agamanya, maka carilah yang kuat beragama nescaya kamu beruntung.<br />
<br />
4) Wanita apabila ia sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatan serta taat pada suami, maka masuklah mana-mana pintu syurga yang ia kehendaki. (Riwayat dari Ahmad Ibnu Hibban, Thabarani, Anas bin Malik).<br />
<br />
5) Perempuan yang melabuhkan pakaian dalam keadaaan berhias bukan untuk suami nya dan muhrimnya adalah seumpama gelap gelita di hari kiamat, tiada nur baginya. (Riwayat Tarmizi)<br />
<br />
6) Apabila lari seorang wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sembahyangnya, sehingga ia kembali dan menghulurkan tangan kepada suaminya (meminta maaf). (Riwayat dari Hassan).<br />
<br />
7) Wanita yang taat pada suami, semua burung-burung di udara, ikan diair, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristigfar baginya selama ia masih taat pada suaminya dan diredainya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).<br />
<br />
8) Dari Muaz bin Jabal bersabda Rasululllah SAW: Mana-mana wanita yang berdiri di atas kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.<br />
<br />
9) Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya di dalam urusan agama, maka Allah memasukkanya dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) kerana dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan mengadapnya.<br />
<br />
10)Ya Fatimah, jika seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotong kumisnya dan mengerat kukunya, diberi minum Allah akan dia sungai syurga, diiringi Allah baginya sakaratul maut dan akan didapati kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta dicatatkan Allah baginya kelepasan dari neraka dan selamatlah ia melintasi titian Siratul-mustaqim.<br />
<br />
11)Mana-mana wanita yang berkata kepada suaminya “tidak pernah aku dapat dari engkau satu kebajikan pun”. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun, walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malamnya.<br />
<br />
12)Apabila wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebajikan dan menghapus baginya seribu kejahatan.<br />
<br />
13)Apabila wanita mulai sakit untuk bersalin, Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil).<br />
<br />
14)Apabila wanita melahirkan anak keluarlah dosa-dosa darinya seperti keadaan ibunya melahirkannya.<br />
<br />
Hayatilah wahai muslimah…semoga kita dapat memelihara diri kita dari godaan duniawi,,,dan hiasi diri dengan iman dan taqwa serta akhlak islam yg telah memartabatkan wanita setelah kedatangan Rasulullah SAW….<br />
wallahu taa’la a’la waa’lam..Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-69034122934202753642011-03-03T01:44:00.001-08:002011-03-03T01:44:13.584-08:00ikhlas penentu amalAssalamu’alaikum wr wb.<br />
<br />
IKHLASH PENENTU AMAL<br />
<br />
Semua orang bisa saja berbuat baik,<br />
tapi tidak bisa dikatakan beribadah<br />
sebelum diniatkan karena Allah.<br />
<br />
Pekerjaan boleh sama persis, tapi yang<br />
membedakan ibadah atau tidak, terletak<br />
pada apa yang diniyatkan.<br />
<br />
Sekecil dan seringan apapun yang akan<br />
kamu kerjakan niatlah karena Allah.<br />
agar tercatat sebagai ‘ibadahmu<br />
<br />
“Laa yuqbalullahu minal-‘amali illaa<br />
maa kaana lahuu khoolishon wabtughiya<br />
bihii wajhahu”<br />
<br />
“Allah tidak menerima amalan kecuali<br />
amalan yang ikhlas dan yang karena<br />
mencari keridhoan Allah”.<br />
. .(H.R. Ibnu Majad).<br />
<br />
Maka biasakan selepas sholat shubuh<br />
berdo’alah, untuk keselamatan semua apa<br />
yang akan kamu lakukan hari itu dan<br />
niatkan karena Allah semata agar semua<br />
yang kamu kerjakan bernilai ‘ibadah. . . . .<br />
<br />
SELAMAT<br />
BERAKTIFITAS dalam BERIBADAH.<br />
<b></b>Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8721875306449440800.post-12387202832610448642011-03-03T01:43:00.001-08:002011-03-03T01:43:48.137-08:00ikhlas penentu amalAssalamu’alaikum wr wb.<br />
<br />
IKHLASH PENENTU AMAL<br />
<br />
Semua orang bisa saja berbuat baik,<br />
tapi tidak bisa dikatakan beribadah<br />
sebelum diniatkan karena Allah.<br />
<br />
Pekerjaan boleh sama persis, tapi yang<br />
membedakan ibadah atau tidak, terletak<br />
pada apa yang diniyatkan.<br />
<br />
Sekecil dan seringan apapun yang akan<br />
kamu kerjakan niatlah karena Allah.<br />
agar tercatat sebagai ‘ibadahmu<br />
<br />
“Laa yuqbalullahu minal-‘amali illaa<br />
maa kaana lahuu khoolishon wabtughiya<br />
bihii wajhahu”<br />
<br />
“Allah tidak menerima amalan kecuali<br />
amalan yang ikhlas dan yang karena<br />
mencari keridhoan Allah”.<br />
. .(H.R. Ibnu Majad).<br />
<br />
Maka biasakan selepas sholat shubuh<br />
berdo’alah, untuk keselamatan semua apa<br />
yang akan kamu lakukan hari itu dan<br />
niatkan karena Allah semata agar semua<br />
yang kamu kerjakan bernilai ‘ibadah. . . . .<br />
<br />
SELAMAT<br />
BERAKTIFITAS dalam BERIBADAH.<br />
<b></b>Henra Saputra Tanjunghttp://www.blogger.com/profile/05618880988981043553noreply@blogger.com0